Bambang Sayaka
Pusat Penelitian Sosial Ekonomi Pertanian, Bogor Jl. Jend Ahmad Yani No.70 Bogor

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ragam Sumber Pendapatan Petani Padi Sawah di Kalimantan Tengah: Studi Kasus di Kabupaten Kotawaringin Timur dan Kabupaten Kapuas Bambang Sayaka; Budiman Hutabarat
Jurnal Agro Ekonomi Vol 15, No 1 (1996): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v15n1.1996.41-47

Abstract

Rice farmers in districts of Kotawaringin Timur and Kapuas (Central Kalimantan Province) earn their main income from agricultural sector, each of 87 percent and 70 percent, respectively. Income distribution of farmers in both districts is well circulated relatively. Income proportions achieved by 40 percent of lowest income group in the districts of Kotawaringin Timur and Kapuas are 14 percent and 17 percent, and their Gini coefficients are 0.4144 and 0.4052, respectively. Unbalanced income distribution in Kotawaringin is affected more by agricultural earnings than that of non agricultural sector. Reducing the unbalanced distribution of farmers income is possible done by increasing income sources generated from upland farming and non agricultural sectors.
The Total Factor Productivity Measurement of Corn in Java, 1972-1992 Bambang Sayaka
Jurnal Agro Ekonomi Vol 14, No 1 (1995): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jae.v14n1.1995.39-49

Abstract

IndonesianTotal Factor Productivity (TFP) jagung di Jawa selama periode 1972-1992 selalu positif, berkisar dari 1.8826 sampai 2.3681. Selama periode tersebut TFP banyak meningkat 0.02 persen per tahun. Untuk sub-periode 1972-1977 dan 1977-1982 pertumbuhan TFP negatif dan menjadi positif pada dua sub-periode berikutnya, 1982-1987 dan 1987-1992. Disamping gangguan alam dan hambatan teknis, rendahnya pertumbuhan TFP tersebut menunjukkan hampir tidak adanya perubahan teknologi dalam produksi jagung. Kemajuan teknologi produksi perlu ditingkatkan bukan hanya melalui banyaknya input yang dipergunakan, tetapi juga jenisnya serta efisiensi pemanfaatannya. Kemudahan memperoleh kredit usaha tani (KUT) untuk jagung adalah sangat perlu karena salah satu hambatan utama yang dihadapi petani adalah terbatasnya modal, misalnya untuk membeli benih varietas unggul.
Farm-Level Impact Analysis of the Adoption of The Package of Technologies Introduced Under the Soybean Yield Gap Analysis Project (SYGAP) Bambang Sayaka
Jurnal Agro Ekonomi Vol 13, No 1 (1994): Jurnal Agro Ekonomi
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (459.052 KB) | DOI: 10.21082/jae.v13n1.1994.1-26

Abstract

IndonesianStudi ini menganalisis dampak adopsi teknologi SYGAP di tingkat petani di Karawang dan Jombang. Umumnya hasil kedelai potensial tidak tercapai oleh petani peserta SYGAP di Karawang dan Jombang. Di Karawang, hasil rata-rata yang dicapai petani peserta SYGAP tidak berbeda nyata dengan bukan peserta SYGAP. Hal ini disebabkan oleh serangan hama ulat pada lahan petani. Sedangkan petani kooperator di Jombang memperoleh hasil lebih tinggi daripada petani non-kooperator. Usaha tani kedelai masih menguntungkan kedua kelompok petani tersebut. Walaupun demikian secara umum peserta SYGAP tidak memperoleh keuntungan lebih tinggi daripada bukan peserta. Adopsi teknologi SYGAP sangat riskan karena variabilitas pendapatan yang relatif tinggi. Disarankan untuk mengembangkan varietas kedelai yang tahan serangan hama dan kekeringan sebelum mempromosikan teknologi SYGAP di daerah yang lingkungannya kurang sesuai