This Author published in this journals
All Journal Sirok Bastra
Norvia Norvia
Universitas Lambung Mangkurat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS KONTEKS DAN WUJUD EKOLOGI DINDANG ANAK UNGGAT-UNGGAT APUNG ETNIK BANJAR KALIMANTAN SELATAN Norvia Norvia
Sirok Bastra Vol 8, No 2 (2020): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v8i2.196

Abstract

Dindang (nyanyian atau lagu) Unggat-Unggat Apung etnik Banjar adalah dindang yang mengiringi sebuah permainan tradisional anak-anak yang berfungsi sebagai hiburan di waktu berkumpul orang tua dengan anak-anaknya di rumah. Sastra lisan khususnya dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar merupakan dindang yang mulai kehilangan penuturnya. Hal ini disebabkan minimnya pelestarian dindang ini dalam bentuk dokumentasi tertulis, serta sudah tidak dikenalnya dindang ini di kalangan anak-anak etnik Banjar. Dindang sebagai salah satu bagian dari representasi kehidupan manusia seringkali memuat unsur budaya dan lingkungan manusia. Adanya penuangan unsur ekologi dalam sastra lisan khususnya dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar semakin memperkuat adanya hubungan yang erat antara etnik Banjar dengan alam. Metode deskriptif kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini akan memberikan gambaran dalam bentuk kata-kata dan gambar yang mengacu pada tujuan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 33 larik dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar ditemukan unsur ekologi flora 3 kata, unsur ekologi fauna 4 kata, dan unsur ekologi budaya yang tergolong peralatan dan perlengkapan hidup etnik Banjar terdiri atas 4 kata. Kajian ekologi sastra dalam penelitian ini diterapkan sebagai upaya menggali hubungan antara sastra dan ekologi etnik Banjar sebagaimana tertuang dalam dindang anak Unggat-Unggat Apung etnik Banjar.Dindang (song) Unggat-Unggat Apung of the Banjar ethnic group is a song that accompany a traditional children's game that functions as entertainment when parents gather with their children at home. Oral literature, especially the Dindang children of Banjar ethnics, Banjar ethnic is a song that has lost its speakers, this is due to the lack of preservation of this song in the form of written documentation, and this song is unknown among the Banjar ethnic children. Dindang as one part of the representation of human life often includes elements of human culture and environment. The existence of the pouring of ecological elements in oral literature, especially the existence of a close relationship between ethnic Banjar with its nature which is reflected in the song. The qualitative descriptive method used in this study will provide an overview in the form of words and images that refer to the purpose of the study. The results of the study found that from 33 lines of Dindang Unggat-Unggit Apung, found three ecological elements of flora, four ecological elements of fauna, and cultural ecological elements belonging to Banjar ethnic equipment and life equipment consisting of 4 words. The study of literary ecology in this study was applied as an effort to explore the relationship between literature and ecology of the Banjar ethnicity as set in the song of Dindang Unggat-Unggit Apung.
STILISTIKA DAN UNSUR KEALAMAN DALAM MANTRA PAKASIH DAN PAPIKAT SUKU BANJAR KALIMANTAN SELATAN (Stilistics and Natural Elements in Mantra Pakasih and Papikat Etnis Banjar South Kalimantan) Norvia Norvia
Sirok Bastra Vol 7, No 2 (2019): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37671/sb.v7i2.168

Abstract

Abstrak Suku Banjar yang merupakan suku asli di Kalimantan Selatan sejak dulu mengenal mantra. Mantra pakasih dan papikat adalah salah satu jenis mantra yang dipercaya dapat menimbulkan rasa kasih (pakasih) dan membuat rasa ketertarikan lawan jenis, dalam arti lain sebagai pemikat atau pelet (papikat). Sebagai salah satu genre sastra tradisional, mantra memiliki gaya bahasa yang berbeda dari genre sastra tradisional lainnya baik dari pola bentuk maupun pilihan bahasa yang digunakan. Selain itu, keberadaan mantra tidak terlepas dari unsur kealaman yang terdapat di alam semesta. Pemerian nama-nama tumbuhan dan hewan memiliki peran dalam hadirnya sebuah mantra pakasih dan papikat pada masyarakat suku Banjar. Melalui artikel ini dideskripsikan gaya bahasa dan wujud unsur kealaman yang terdapat dalam mantra pakasih dan papikat masyarakat suku Banjar. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Adapun hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini yakni (1) bentuk fisik mantra mantra pakasih dan papikat terdiri atas pola bentuk mantra bebas dan pola bentuk mantra terikat, (2) unsur kealaman mantra pakasih dan papikat seperti unsur alam semesta, hewan/binatang dan tumbuhan. Dalam penelitian ini mantra dikaji dengan kajian stilistika bertitik pada kajian gaya bahasanya dan kajian ekokritik (ekologi) untuk menganalisis unsur lingkungan atau kealaman yang terdapat dalam mantra pakasih dan papikat.Kata kunci: stilistika, unsur kealaman, mantra, pakasih, papikat AbstractThe Banjar tribe, which is an indigenous tribe in South Kalimantan, have always known mantras. Pakasih and papikat mantras are one type of mantra that is often believed to cause love (pakasih) and create a sense of attraction of the opposite sex in another sense as a decoy or pellet (papikat). As one of the traditional literary genres, the mantra has a style of language that is different from other traditional literary genres both from the pattern of shapes and the choice of language used. In addition, the existence of spells is inseparable from the natural elements found in the universe. Descriptions of the names of plants and animals, for example, have a role in the presence of an Pakasih and papikat mantra in the Banjar tribal community. Through this article, a study of the Banjar Pakasih and Papikat mantras is carried out to describe the language of Pakasih and Papar mantras and to describe the manifestation of the natural elements contained in the Banjar Pakasih and Paprat tribal spells. The method in this research uses descriptive qualitative method. The research results obtained in this study (1) the physical form of the mantra spell pakasih and papikat are patterns of free spell forms and bound spell shape patterns, (2) natural elements of the spell pakasih and papikat such as elements of the universe, animals/animals and plants. In this study the mantra is examined by stylistic studies that focus on the study of language style and ecocritical studies (ecology) to analyze the environmental or natural elements contained in the mantra of grace and papillary.Keywords: stylistica, natural elements, mantra, pakasih, papikat