Dian Anggraini
Kantor Bahasa Provinsi Lampung

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

WANITA ISTIMEWA: KAJIAN INTERTEKSTUAL TERHADAP PUISI-PUISI TENTANG IBU Dian Anggraini
Sirok Bastra Vol 5, No 2 (2017): Sirok Bastra
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Bangka Belitung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.646 KB) | DOI: 10.37671/sb.v5i2.107

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian intertekstual lima puisi Indonesia yang berisi tentang sosok wanita yang disebut ibu, yaitu “Ibu Dehulu” (Amir Hamzah), ”Ibu” (Chairil Anwar), “Sajak Ibu” (Wiji Thukul), ”Bunda Air Mata” (Emha Ainun Najib”), dan “Ibu” (K.H. Mustofa Bisri). Kelima puisi dari berbagai angkatan tersebut dianalisis dengan menggunakan teori intertekstual. Hasil telaah itu membuktikan bahwa kelima puisi tersebut merupakan mosaik, kutipan-kutipan, penyerapan, dan perspektif yang beragam terhadap sosok ibu. Masing-masing penyair juga mengungkapan sisi ibu dari pandangan yang berbeda. Sosok ibu menjadi begitu intim dalam pilihan diksi yang begitu estetis. Ibu menjadi sosok yang begitu sempurna, laksana wakil Tuhan di muka bumi.
RESEPSI AKTIF PENYAIR INDONESIA TERHADAP DONGENG MALIN KUNDANG Hasnawati Nasution; Dian Anggraini
Kelasa Vol 16, No 2 (2021): Kelasa
Publisher : Kantor Bahasa Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26499/kelasa.v16i2.180

Abstract

Dongeng Malin Kundang telah dikenal di seluruh nusantara. Dongeng dari Padang ini menjadi inspirasi para sastrawan untuk menciptakan karya baru. Melalui resepsi membaca aktif penyair nasional  Isbedy Stiawan, ZS, Sapardi Djoko Damono, dan Joko Pinurbo mengubah dongeng Malin Kundang yang berbentuk prosa bermetamorfosis menjadi puisi. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan kreatifitas sastrawan tersebut dalam menampilkan Malin Kundang dalam puisi mereka. Apakah dalam puisi mereka menampilkan Malin Kundang seperti yang diceritakan di dalam dongeng atau mengubah alur cerita, penokohan, atau latar cerita dongeng itu? Apakah karya mereka menentang atau menciptakan inovasi baru tentang dongeng Malin Kundang? Untuk menemukan jawaban permasalahan tersebut puisi karya mereka dan dongeng Malin Kundang menjadi data penelitian ini. Data dianalisis menggunakan metode kualitatif untuk mendeskripsikan hubungan intertekstual antarteks. Bagian-bagian yang sama akan menjadi benang merah yang menghubungkan antara teks baru dengan hipogramnya. Hasil analisis menunjukan bahwa  dongeng “Malin Kundang” merupakan hipogram puisi karya ketiga penyair nasional tersebut. Kutukan menjadi batu dituangkan dalam pikiran, harapan, dan estetik pengarang. Puisi Isbedy secara struktur mendekati alur prosa “Malin Kundang”. Joko Pinurbo dan Sapardi Djoko tetap menggunakan prosa “Malin Kundang” sebagai hipogram. Namun, mereka mencoba menambah alur dan tokoh yang berbeda sesuai dengan apresiasi mereka terhadap dongeng tersebut.