Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PANTANGAN DALAM PEMBUKAAN LAHAN PERTANIAN MASYARAKAT DAYAK HALONG NFN Saefuddin
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 12, No 1, (2016)
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (208.316 KB) | DOI: 10.26499/und.v12i1.548

Abstract

Abstrak: Pantangan merupakan bentuk kearifan lokal dalam suatu masyarakat tradisional. Pantangan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berlangsung di dalam masyarakat. Sebagian masyarakat di daerah memiliki pantangan yang satu sama lainnya memiliki kesamaan dan perbedaan. Keragamaan itu merupakan ciri daerah masing-masing, termasuk pantangan yang terdapat dalam masyarakat Dayak Halong di antaranya ketika mereka menerapkan tatacara pembukaan lahan pertanian. Hal-hal yang melingkupi tatacara itu semua, mereka taati bersama dalam aturan adat atau disebut pantangan. Berdasarkan uraian itu, masalah dalam penelitian ini apakah pantangan masih terdapat dalam masyarakat adat Dayak Halong sebagai masyarakat yang masih mempertahankan adat sebagai bentuk kearifan lokal yang berlangsung dalam masyarakat tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-kualitatif. Metode deskriptif ialah suatu metode untuk memperoleh informasi mengenai adat pantangan sebagai bentuk kearifan lokal yang berlangsung dalam masyarakat setempat. Hasil penelitian ini akan memperoleh gambaran tentang jenis kearifan lokal mengenai pantangan dalam bidang pertanian dalam masyarakat Dayak Halong di Kabupaten Balangan.Kata kunci: Pantangan, lahan pertanian, dan Dayak Halong  Abstract: Various kinds of prohibitions is one of local wisdom in traditional society. It has close relation with myth that happens in the society. Some local people have various kinds of prohibitions; it can be same or different one to another. That variation is the characteristic of each place including various kinds of prohibitions that live in the society, one of them is Dayak Halong when they apply the customs and manners of land clearing. All those customs and manners are obeyed by all people in the form of tradition arrangement or they call it various kinds of prohibitions. Base on the explanation above the problem in this study is whether various kind of prohibitions is still live in the tradition of Dayak Halong society as the form of local wisdom that happens in that society. This study uses descriptive qualitative method. Descriptive method is a method to get information about the conservation of various kinds of prohibitions as a form of local wisdom that lives in the society. This study will get a description of local wisdom about various kinds of prohibitions in the farm in Dayak Halong society at Balangan Regency.Key words: Various kind of prohibitions, land clearing, Dayak Halong.
SASTRA BANJAR KALIMANTAN SELATAN PASCA KEMERDEKAAN NFN Saefuddin
UNDAS: Jurnal Hasil Penelitian Bahasa dan Sastra Vol 12, No 2, (2016)
Publisher : Balai Bahasa Kalimatan Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.785 KB) | DOI: 10.26499/und.v12i2.561

Abstract

Abstrak: Sastra Banjar Kalimantan Selatan pascakemerdekaan menggambarkan tentang peristiwa yang melatarbelakangi kehidupan penulis dan masyarakatnya. Peristiwa-peristiwa itu terjadi dalam kehidupan yang memiliki latar belakang berbeda dengan daerah lain. Sastra Banjar dan penulisnya memiliki kekhasan masing-masing dari waktu ke waktu. Perkembangan sastra pascakemerdekaan tahun 1950—1959  memiliki ciri yang khas, meskipun karya sastra yang berkembang memiliki kategori yang sama, yakni puisi, prosa, dan drama. Ciri-ciri yang khas itu, dapat dikatakan karena beberapa faktor, antara lain karena bangsa ini kondisi transisi pascakemerdekaan. Berdasarkan uraian itu, masalah dalam penelitian ini akan membahas tentang perkembangan sastra pascakemerdekaan tahun 1950—1959 dengan latar belakang kehidupan masyarakatnya sebagai pemilik sastra daerah Banjar di Kalimantan Selatan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-kualitatif. Metode ini digunakan untuk memperoleh informasi tentang perkembangan sastra daerah di Kalimantan Selatan dan kemudian menjadi bahan analisis. Penelitian ini akan memberikan gambaran tentang kondisi kesusastraan di Kaliantan Selatan pasckemerdekaan.Kata kunci: Sastra Banjar, pascakemerdekaan. Abstract: Banjar literature of South Kalimantan post independence describes obaut event that becames the backgraound of the writei’s life and its society. Each events has different backgraound with other region. Banjar literature and the writer have special characteristic from time to time. The development of literature post independence age in 1950—1959 has special characteristic, even thougt the literature has the same catagoris, they are poem, prose, and drama. That special characteristic can be because of reveral factors, for example when this nation is in transition condition post independence. Base on the explanation, the problem in this study will discuss abaut the development of literature post independence in 1950—1959 whith the background of its social life as the owner of  Banjar local literature in South Kalimantan. This study is used descriptive qualitative method. This method is uses to get information abaut the development of local literature in South Kalimantan and it becomes the data. This study will give description abaut the condition of literature is South Kalimantan post independence.Key words: Banjar literature, post independence.
FUNGSI SASTRA LISAN MADIHIN DALAM MASYARAKAT BANJAR NFN Saefuddin
TELAGA BAHASA Vol 4, No 2 (2016): TELAGA BAHASA VOL.4 NO.2 TAHUN 2016
Publisher : Kantor Bahasa Provinsi Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36843/tb.v4i2.186

Abstract

Sastra lisan madihin ialah salah satu bentuk sastra lisan Banjar di Kalimantan Selatan yang keberadaannya dapat dikelompokkan ke dalam sastra lisan yang dapat bertahan, karena antara lain; masih memiliki proyeksi warna kedaerahan (lokal) dan tidak hanya berlindung pada suatu konsep tradisonal. Kajian ini membahas fungsi sastra lisan Madihin dalam masyarakat Banjar. Metode yang digunakan dalam penelitian ini ialah metode deskriptif-kualitatif. Penelitian ini mengungkap enam fungsi madihin dalam sastra lisan Banjar, yakni fungsi; 1) hiburan, 2) pendidikan 3) kritik sosial, 4) media pembangunan, 5) media sponsor, dan 6) media persatuan. Kata kunci: sastra lisan, madihin The Function of Oral Literature of Madihin In Banjar SocietyAbstract Madihin is one of Banjar oral literature in South Kalimantan that could be categorized in oral literature. This tradition could survive because it has a projection about local culture, and it doesn’t hide in the traditional concepts. This paper discusses the function of Madihin in Banjarnese society. The method used in the study is a descriptive qualitative method. This study showed six functions of madihin in Banjar oral literature, those are; 1) entertainment, 2) education, 3) social criticism, 4) development media, 5) sponsor media, and 6) united media. Keywords: oral; literature; madihin