Sjahrul Bustaman
Balai Besar Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Potensi Pengembangan Minyak Daun Cengkih sebagai Komoditas Ekspor Maluku Sjahrul Bustaman
Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pertanian Vol 30, No 4 (2011): Desember 2011
Publisher : Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jp3.v30n4.2011.p132-139

Abstract

Minyak daun cengkih dihasilkan melalui penyulingan (distilasi uap) daun cengkih gugur. Potensi daun cengkih gugurdiperkirakan 2.368.043 t/tahun dari area tanam 455.393 ha dengan rendemen minyak 14%. Permintaan minyakdaun cengkih, terutama turunannya seperti eugenol, metil eugenol, isoeugenol, dan vanilin sintetis sangat tinggikarena penggunaannya sangat luas, seperti untuk industri kosmetik, farmasi, penyedap makanan, dan pengobatan.Indonesia memasok minyak daun cengkih lebih dari 60% untuk pasar dunia. Namun, kontribusi Maluku relatifmasih kecil karena area tanam cengkihnya hanya 36.042 ha dengan potensi daun gugur 93.805 t/tahun atau setaradengan 1.861 ton minyak/tahun. Tersedianya lahan untuk pengembangan perkebunan seluas 871.656 ha di Maluku,serta teknologi budi daya dan pascapanen cengkih memungkinkan dikembangkannya agribisnis cengkih mulai darihulu sampai hilir (pengolahan minyak daun cengkih). Harga jual minyak daun cengkih di Ambon berkisar antaraRp25.000Rp30.000/kg. Berdasarkan ketersediaan bahan baku, inovasi teknologi, tenaga kerja, harga, danpermintaan pasar luar negeri, sudah sepatutnya peluang ini diambil pemerintah daerah Maluku untuk mengembangkanindustri minyak daun cengkih dan turunannya. Salah satu turunan minyak daun cengkih yang mudah dibuat adalaheugenol kasar (crude eugenol), dengan harga jual US$5,15/kg, lebih tinggi dibanding minyak daun cengkih US$4,5/kg. Fasilitasi pemerintah daerah diperlukan, berupa kebijakan, modal kerja, fasilitas, dan insentif kemudahan bagiinvestor dalam upaya mengembangkan minyak daun cengkih guna meningkatkan pendapatan asli daerah.
Kebijakan Pembangunan Bahan Bakar Nabati (Jarak Pagar) di Maluku Sjahrul Bustaman
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 5, No 3 (2007): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/akp.v5n3.2007.254-266

Abstract

Upaya pengembangan bahan bakar alternatif berupa bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel sudah begitu mendesak, terutama bertujuan untuk mengurangi beban penderitaan masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Bahanbaku untuk pengembangan BBN cukup tersedia di Maluku antara lain ubi kayu, ubi jalar, uwi, gembili, kelapa, sagu dan jagung. Pengusahaan bahan-bahan tersebut didukung oleh ketersediaan lahan yang cukup luas, namun pemanfaatan bahan ini untuk BBN masih berkompetisi dengan kepentingan lain seperti kebutuhan bahan  pangan masyarakat setempat. Jarak pagar bisa menjadi salah satu alternatif BBN yang cocok karena keberadaannya tidak berkompetisi dengan penggunaan lain, dapat tumbuh dengan baik di lahan marginal dan bisa dibudidayakan dengan cara yang relatif mudah. Total luas lahan yang sangat sesuai (S1) 662.672 ha, sesuai (S2) 1.327.550 ha, kurang sesuai (S3) 64.149 ha dan tidak sesuai (N) 2.515.879 ha. Teknologi budidaya tanaman jarak pagar dan pengolahan biji menjadi minyak telah tersedia di Badan Litbang Pertanian. Keuntungan finansial usahatani jarak pagar dapat dijadikan sebagai salah satu sumber PAD. Strategi usaha minyak jarak pagar dibedakan atas beberapa pola yang disesuaikan dengan kelompok sasaran dan kepentingan. Kebijakan Pemda Maluku diperlukan untuk mendukung pembangunan jarak pagar dalam usaha menghasilkan BBN.
Kebijakan Pembangunan Bahan Bakar Nabati (Jarak Pagar) di Maluku Sjahrul Bustaman
Analisis Kebijakan Pertanian Vol 5, No 3 (2007): Analisis Kebijakan Pertanian
Publisher : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (212.286 KB) | DOI: 10.21082/akp.v5n3.2007.254-266

Abstract

Upaya pengembangan bahan bakar alternatif berupa bahan bakar nabati (BBN) atau biofuel sudah begitu mendesak, terutama bertujuan untuk mengurangi beban penderitaan masyarakat akibat kenaikan harga BBM. Bahanbaku untuk pengembangan BBN cukup tersedia di Maluku antara lain ubi kayu, ubi jalar, uwi, gembili, kelapa, sagu dan jagung. Pengusahaan bahan-bahan tersebut didukung oleh ketersediaan lahan yang cukup luas, namun pemanfaatan bahan ini untuk BBN masih berkompetisi dengan kepentingan lain seperti kebutuhan bahan  pangan masyarakat setempat. Jarak pagar bisa menjadi salah satu alternatif BBN yang cocok karena keberadaannya tidak berkompetisi dengan penggunaan lain, dapat tumbuh dengan baik di lahan marginal dan bisa dibudidayakan dengan cara yang relatif mudah. Total luas lahan yang sangat sesuai (S1) 662.672 ha, sesuai (S2) 1.327.550 ha, kurang sesuai (S3) 64.149 ha dan tidak sesuai (N) 2.515.879 ha. Teknologi budidaya tanaman jarak pagar dan pengolahan biji menjadi minyak telah tersedia di Badan Litbang Pertanian. Keuntungan finansial usahatani jarak pagar dapat dijadikan sebagai salah satu sumber PAD. Strategi usaha minyak jarak pagar dibedakan atas beberapa pola yang disesuaikan dengan kelompok sasaran dan kepentingan. Kebijakan Pemda Maluku diperlukan untuk mendukung pembangunan jarak pagar dalam usaha menghasilkan BBN.