Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS KEBERKELANJUTAN USAHATANI TANAMAN KARET DI LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI: STUDI KASUS DI KALIMANTAN TENGAH / Analysis of The Sustainablility of Rubber Plantations Farming System in Degraded Peatland: A Case Study in Central Kalimantan Mamat H. S.
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 22, No 3 (2016): September, 2016
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v22n3.2016.115-124

Abstract

Sustainability analysis of rubber tree (Hevea brasiliensis) farming system aimed to assess the sustainability of the application of farming models which was developed in a pilot project in degraded peatland, which is located in Village/District Jabiren, Regency Pulangpisau (Central Kalimantan). Research was conducted by a structural survey method with 30 selected respondent farmers around the plots. The analysis was performed with the multidimentional scaling (MDS) approach, including social, economic and environmental dimensions. The level of (lkb) farming system sustainability of rubber trees in degraded peatland based on values of sustainability index of multidimensional in the Jabiren District showed sustained considerable scale with an index value of 66.69, meaning that farming models developed are quite sustainable farming. In other words that farming models are economically beneficial, socially acceptability to society, and ecologically not damage the environmental. The social dimension is more dominant determine the sustainability of farming that contributes to IKB amounted to 72.65 compared with the economic and environmental dimension with a contribution value of each 68.11 and 57.25. Sensitive factors affecting the sustainability, include: the intensity of extention (the social dimension), the stability of the prices of the farmers surplus productivity (the economic dimension), the water pH and water level fluctuations (the ecological dimensions).Keywords: sustainability index, rubber farming system, degraded peatland AbstrakAnalisis keberlanjutan usahatani tanaman karet bertujuan untuk menilai tingkat keberlanjutan dari aplikasi model usahatani yang dikembangkan dalam suatu demplot pola tanam (intercropping) di lahan gambut terdegradasi, dengan tanaman pokok tanaman karet dengan tanaman sela nenas di antara tanaman pokok karet dan aplikasi amelioran, yang berlokasi di Desa/Kecamatan Jabiren, Pulangpisau (Kalimantan Tengah). Penelitian dilakukan dengan metode survei terstruktur dengan memilih 30 responden petani di sekitar demplot. Analisis dilakukan dengan pendekatan multidimensi (multidimentional scaling/MDS), meliputi dimensi sosial, ekonomi dan dimensi lingkungan. Tingkat keberlanjutan (Ikb) usahatani tanaman karet di lahan gambut terdegradasi yang didasarkan pada nilai indeks keberlanjutan multidimensi di lokasi penelitian menunjukkan skala cukup berkelanjutan dengan nilai indeks 66,69, artinya model usahatani yang dikembangkan cukup berkelanjutan. Dengan kata lain bahwa model usahatani tersebut memberi manfaat secara ekonomi, secara sosial dapat diterima masyarakat, dan secara ekologis tidak merusak lingkungan. Dimensi sosial lebih dominan menentukan keberlanjutan usahatani yaitu kontribusi terhadap Ikb sebesar 72,65 dibanding dengan dimensi ekonomi dan lingkungan dengan kontribusi nilai masing-masing 68,11 dan 57,25. Faktor yang peka mempengaruhi keberlanjutan, meliputi: intensitas penyuluhan (dimensi sosial), kestabilan harga hasil petani pada saat panen (dimensi ekonomi), pH air di lahan usahatani dan fluktuasi debit air di lahan petani (dimensi lingkungan/ekologi).Kata kunci: indeks keberlanjutan usahatani karet, lahan gambut terdegradasi
Manfaat Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Pertanian Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Mamat H. S.; Sukarman Sukarman
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n2.2020.115-132

Abstract

Abstrak. Permasalahan pupuk, lahan terdegradasi, dan pencemaran, pengelolaan sumberdaya lahan rawa, dan pengelolaan sumberdaya air yang terbatas di lahan pertanian, merupakan isu atau permasalahan mendesak yang harus dicari pemecahannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah menghasilkan beberapa teknologi yang siap diaplikasikan. Dalam dua tahun terakhir, output hasil penelitian BBSDLP tersebut dalam bentuk produk teknologi dan rekomendasi anjuran teknologi sumberdaya lahan telah diaplikasikan dan dimanfaatkan dalam mendukung program prioritas sektor pertanian. Program prioritas dimaksud, adalah: (1) program selamatkan rawa dan sejahterakan petani disingkat SERASI, (2) program penurunan pencemaran lingkungan, (3) program peningkatan produktivitas pertanian dan (4) program antisipasi perubahan iklim. Terdapat opini yang paradoks, institusi lembaga riset menganggap bahwa banyak teknologi hasil penelitian yang siap diaplikasikan, tetapi menurut sebagian petani sangat terbatas teknologi hasil penelitian yang siap dimanfaatkan petani. Untuk itu perlu analisis secara seksama sehingga memperoleh gambaran yang akurat dan dimana letak permasalahannya serta bagaimana cara mengatasinya agar teknologi hasil penelitian tersebut efektif. Hasil evaluasi awal beberapa teknologi yang dimanfaatkan dalam program prioritas tersebut telah menunjukkan nilai tambah atau nilai indeks efisiensi teknis dalam bentuk meningkatkan produktivitas hasil (sekitar 30%) atau efisiensi penggunaan input produksi (contohnya mengefisiensikan penggunaan pupuk N,P sebesar 20%), walaupun masih perlu kajian lebih lanjut, apakah teknologi tersebut berpotensi memberikan dampak potensial (potential impact). Sebagian besar teknologi unggulan tersebut menunjukkan dampak awal (initial impact) yang positif dalam bentuk penyebaran dan aplikasi teknologi oleh petani di wilayah pengembangan.  Abstract. The problem of fertilizer, degraded land, and pollution, management of swampy land resources, and management of limited water resources on agricultural land, are urgent issues or problems that have to be resolved. To overcome these problems, ICALRD has produced several technologies that have been and are ready to be applied. In the last two years, it has been shown that some of the outputs of research results in the form of technological products and recommendations for land resource technology have been applied and utilized in supporting the priority programs in the agricultural sector. The priority programs referred to are: (1) safe the peat swamp and increased farmer’s welfare program abbreviated as SERASI, (2) environmental pollution reduction program, (3) agricultural productivity improvement program and (4) climate change anticipation program. There is a paradox opinion between beween research institute and farmers; where many technologies have been resulted by research institute and ready for application but according to some farmers only few technologies are available and applicable. For this reason, a careful analysis is needed to assess what the problems are and how to overcome them so that the research technology is more effective. Initial evaluation results of several technologies utilized in the priority program have shown the added values or technical efficiency index values in the form of increasing yield productivity (around 30%) or efficient use of production inputs (eg efficient use of N, P fertilizers up to 20%). However, there is still a need for further study to determine whether the technology is promishing to have a potential impact. Most of the leading technologies show positive initial impacts in the form of technological dissemination and application by farmers in development areas.  
ANALISIS KEBERKELANJUTAN USAHATANI TANAMAN KARET DI LAHAN GAMBUT TERDEGRADASI: STUDI KASUS DI KALIMANTAN TENGAH / Analysis of The Sustainablility of Rubber Plantations Farming System in Degraded Peatland: A Case Study in Central Kalimantan Mamat H. S.
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 22, No 3 (2016): September, 2016
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v22n3.2016.115-124

Abstract

Sustainability analysis of rubber tree (Hevea brasiliensis) farming system aimed to assess the sustainability of the application of farming models which was developed in a pilot project in degraded peatland, which is located in Village/District Jabiren, Regency Pulangpisau (Central Kalimantan). Research was conducted by a structural survey method with 30 selected respondent farmers around the plots. The analysis was performed with the multidimentional scaling (MDS) approach, including social, economic and environmental dimensions. The level of (lkb) farming system sustainability of rubber trees in degraded peatland based on values of sustainability index of multidimensional in the Jabiren District showed sustained considerable scale with an index value of 66.69, meaning that farming models developed are quite sustainable farming. In other words that farming models are economically beneficial, socially acceptability to society, and ecologically not damage the environmental. The social dimension is more dominant determine the sustainability of farming that contributes to IKB amounted to 72.65 compared with the economic and environmental dimension with a contribution value of each 68.11 and 57.25. Sensitive factors affecting the sustainability, include: the intensity of extention (the social dimension), the stability of the prices of the farmers surplus productivity (the economic dimension), the water pH and water level fluctuations (the ecological dimensions).Keywords: sustainability index, rubber farming system, degraded peatland AbstrakAnalisis keberlanjutan usahatani tanaman karet bertujuan untuk menilai tingkat keberlanjutan dari aplikasi model usahatani yang dikembangkan dalam suatu demplot pola tanam (intercropping) di lahan gambut terdegradasi, dengan tanaman pokok tanaman karet dengan tanaman sela nenas di antara tanaman pokok karet dan aplikasi amelioran, yang berlokasi di Desa/Kecamatan Jabiren, Pulangpisau (Kalimantan Tengah). Penelitian dilakukan dengan metode survei terstruktur dengan memilih 30 responden petani di sekitar demplot. Analisis dilakukan dengan pendekatan multidimensi (multidimentional scaling/MDS), meliputi dimensi sosial, ekonomi dan dimensi lingkungan. Tingkat keberlanjutan (Ikb) usahatani tanaman karet di lahan gambut terdegradasi yang didasarkan pada nilai indeks keberlanjutan multidimensi di lokasi penelitian menunjukkan skala cukup berkelanjutan dengan nilai indeks 66,69, artinya model usahatani yang dikembangkan cukup berkelanjutan. Dengan kata lain bahwa model usahatani tersebut memberi manfaat secara ekonomi, secara sosial dapat diterima masyarakat, dan secara ekologis tidak merusak lingkungan. Dimensi sosial lebih dominan menentukan keberlanjutan usahatani yaitu kontribusi terhadap Ikb sebesar 72,65 dibanding dengan dimensi ekonomi dan lingkungan dengan kontribusi nilai masing-masing 68,11 dan 57,25. Faktor yang peka mempengaruhi keberlanjutan, meliputi: intensitas penyuluhan (dimensi sosial), kestabilan harga hasil petani pada saat panen (dimensi ekonomi), pH air di lahan usahatani dan fluktuasi debit air di lahan petani (dimensi lingkungan/ekologi).Kata kunci: indeks keberlanjutan usahatani karet, lahan gambut terdegradasi
Manfaat Inovasi Teknologi Sumberdaya Lahan Pertanian Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Mamat H. S.; Sukarman Sukarman
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 14, No 2 (2020)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v14n2.2020.115-132

Abstract

Abstrak. Permasalahan pupuk, lahan terdegradasi, dan pencemaran, pengelolaan sumberdaya lahan rawa, dan pengelolaan sumberdaya air yang terbatas di lahan pertanian, merupakan isu atau permasalahan mendesak yang harus dicari pemecahannya. Untuk mengatasi permasalahan tersebut, Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah menghasilkan beberapa teknologi yang siap diaplikasikan. Dalam dua tahun terakhir, output hasil penelitian BBSDLP tersebut dalam bentuk produk teknologi dan rekomendasi anjuran teknologi sumberdaya lahan telah diaplikasikan dan dimanfaatkan dalam mendukung program prioritas sektor pertanian. Program prioritas dimaksud, adalah: (1) program selamatkan rawa dan sejahterakan petani disingkat SERASI, (2) program penurunan pencemaran lingkungan, (3) program peningkatan produktivitas pertanian dan (4) program antisipasi perubahan iklim. Terdapat opini yang paradoks, institusi lembaga riset menganggap bahwa banyak teknologi hasil penelitian yang siap diaplikasikan, tetapi menurut sebagian petani sangat terbatas teknologi hasil penelitian yang siap dimanfaatkan petani. Untuk itu perlu analisis secara seksama sehingga memperoleh gambaran yang akurat dan dimana letak permasalahannya serta bagaimana cara mengatasinya agar teknologi hasil penelitian tersebut efektif. Hasil evaluasi awal beberapa teknologi yang dimanfaatkan dalam program prioritas tersebut telah menunjukkan nilai tambah atau nilai indeks efisiensi teknis dalam bentuk meningkatkan produktivitas hasil (sekitar 30%) atau efisiensi penggunaan input produksi (contohnya mengefisiensikan penggunaan pupuk N,P sebesar 20%), walaupun masih perlu kajian lebih lanjut, apakah teknologi tersebut berpotensi memberikan dampak potensial (potential impact). Sebagian besar teknologi unggulan tersebut menunjukkan dampak awal (initial impact) yang positif dalam bentuk penyebaran dan aplikasi teknologi oleh petani di wilayah pengembangan.  Abstract. The problem of fertilizer, degraded land, and pollution, management of swampy land resources, and management of limited water resources on agricultural land, are urgent issues or problems that have to be resolved. To overcome these problems, ICALRD has produced several technologies that have been and are ready to be applied. In the last two years, it has been shown that some of the outputs of research results in the form of technological products and recommendations for land resource technology have been applied and utilized in supporting the priority programs in the agricultural sector. The priority programs referred to are: (1) safe the peat swamp and increased farmer’s welfare program abbreviated as SERASI, (2) environmental pollution reduction program, (3) agricultural productivity improvement program and (4) climate change anticipation program. There is a paradox opinion between beween research institute and farmers; where many technologies have been resulted by research institute and ready for application but according to some farmers only few technologies are available and applicable. For this reason, a careful analysis is needed to assess what the problems are and how to overcome them so that the research technology is more effective. Initial evaluation results of several technologies utilized in the priority program have shown the added values or technical efficiency index values in the form of increasing yield productivity (around 30%) or efficient use of production inputs (eg efficient use of N, P fertilizers up to 20%). However, there is still a need for further study to determine whether the technology is promishing to have a potential impact. Most of the leading technologies show positive initial impacts in the form of technological dissemination and application by farmers in development areas.