HELDERING TAMPAKE
Loka Penelitian Tanaman Sela Perkebunan

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PRODUKTIVITAS KELAPA HIBRIDA KHINA-1 DAN PB-121 DI LAHAN MINERAL DAN GAMBUT HELDERING TAMPAKE; WILY A. BARINGBING; H. T. LUNTUNGAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 3 (2002): September, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n3.2002.91-96

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada lahan mineral dan lahan gambut Perkebunan Kelapa PT. Sac Nusantara di Kecamatan Mcsudji, Kabupaten Tulangbawang, Propinsi Lampung selama dua tahun (Juni 1999 - Juni 2001). lokasi penelitian terletak pada kelinggian 9 - 23 m dpi. dengan jenis tanah mineral yakni Podsolik Merah Kuning (PMK) dan lahan gambut rawa lebak yang tidak dipengaruhi pasang surul air laut. Curah hujan tahunan 2100 mm dengan 8 bulan basah dan 4 bulan kering. Jenis kelapa yang digunakan yakni kelapa hibrida PB-121 (MYDxWAT) dan KHINA-1 (GKNxDTA) yang ditanam tahun 1992 pada jarak tanam 9 m x 9 m segitiga. Penanaman menggunakan sistem blok yang luasnya antara 15 - 20 ha dan 10 blok diantaranya pada setiap ekosistem ditanami kelapa hibrida PB-121 dan KHINA-1. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan jenis hibrida sebagai perlakuan dan blok sebagai ulangan Penelitian bertujuan untuk mengetahui produktivitas kelapa hibida PB-121 dan KHINA-1 skala pengembangan di lahan mineral dan gambut. Pengamatan dilakukan terhadap sifat-sifat jumlah tandan/ph/Oi, jumlah buah/tandan, jumlah buah, berat daging dan berat kopra/ph/th selama 24 bulan panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat intcraksi antara genolip x lingkungan tumbuh pada semua sifat. Jumlah landan/ph/th sangat dipengaruhi lingkungan tumbuh sedangkan jumlah buah/tandan. jumlah buah/ph/th, berat dagingphth dan berat kopra/ph/th dipengaruhi genolip lanaman. Di lahan gambut jumlah tandan/ph/th lebih banyak dibandingkan dengan lahan mineral, sedangkan jumlah buah/tandan, jumlah buah/ph/th, berat daging/ph/th dan berat kopra/ph/th kelapa hibrida KHINA-1 lebih banyak dibandingkan dengan PB-121, baik di lahan mineral maupun lahan gambut. Hal itu merupakan suatu indikasi bahwa KHINA-1 lebih adaliT terhadap berbagai lingkungan tumbuh.Kata kunci: Kelapa, produktivitas, kelapa hibrida, lahan mineral, lahan gambut ABSTRACTProductivity of hybrid coconut KHINA-1 and PB-121 in mineral and peat soilThis research was conducted in mineral and peat soil of PT. Sac Nusantara Coconut Plantation at Mesudji District, Tulangbawang Regency, Lampung Province for two years (June 1999 - June 2001). The altitudes were 9-23 meters above sea level, type of mineral soil is Red Yellow Podsolic (PMK) and peat soil of low lands wamps. 'The rainfalls were 2100 millimeters a year with 8 wet months and 4 dry mondis. The experiment used two coconut varieties i.e.: PB-121 (MYDxWAT) and KHINA-1 (GKNxDTA) hybrid, planted in 1992 with plant spacing 9 m x 9 m triangle. The plant planting used in block system were 15 - 20 Ha. a width and 10 blocks among these on each ecosystem planted PB-121 and KHINA-1 hybrids. The experiment was designed as a randomized block design with two hybrids as a treatment and blocks as replication. The objective of this study was to know the production of PB-121 and KHINA- 1 on a developed scale in mineral and peat soil. The observation character was done during 24 months to die number of bunch/palm/year, number of nut/bunch, total number of nut, weight of meat and weight of copra/ palm/year. Results of the experiment showed that there was genotype x environment interaction of die caracters observed. The number of bunch/ palm/year caused by environment conditions but the number of nut/ bunch, he total number of nut, weight of meal and weight of copra/palm/ycar were caused by genotype. On the peat soil, the total number of bunch/ palm/year higher than die mineral soil. The number of nuts/hunch. number of nuts.palm/year, weight of meat/palm/year and weight of copra/palm/ycar of the KHINA-1 in the peal soil were higher than those of PB-121 hybrid in mineral and peal soil. This indicated that KHINA-1 hybrid was more adaptive to the cnvironmcnl conditions.Key words : Coconut, productivity, hybrid coconut, mineral soil, peat soil
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KORELASI ANTAR SIFAT-SIFAT MORFOLOGI KELAPA (Cocos nucifera, Linn) HELDERING TAMPAKE; H. T. LUNTUNGAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 3 (2002): September, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n3.2002.97-102

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter genetik dan korelasi antar sifat-sifat morfologi kelapa. Bahan lanaman yang digunakan adalah 19 populasi kelapa lokal hasil koleksi dan beberapa pulau di Indonesia, ditanam di Kebun Percobaan Pakuwon, Jawa Barat pada tahun 1978 dan 1982. Tinggi tempat 450 m di atas permukaan laut dengan tipe iklim Bl menurut Oldeman. Jumlah tanaman 100 pohon, dengan jarak tanam 9 m x 9 m scgi empat untuk kelapa Dalam dan 60 pohon kelapa Genjah dengan jarak tanam 7 m x 7 m scgi empat sciiap populasi. Pengamatan dilaksanakan dalam dua lahap Mei-Agusius 1996 pada 14 populasi dan Juni-Agustus 2000 pada 5 populasi saat tanaman kelapa berumur 18 tahun. Tanaman yang diamati 4 pohon diulang 3 kali setiap populasi sehingga total tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 19x4x3 « 228 pohon. Sifat yang diamati meliputi sifat-sifat morfologi batang, daun dan rangkaian bunga Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabilitas genetik sifal-sifal morfologi kelapa umumnya sempil. Beberapa sifat seperti: diameter batang 1,5 m dai permukaan lanah, panjang batang 11 bckas daun, langkai bunga tanpa bunga betina, dan jumlah bunga betina menunjukkan variabilitas genetik yang luas Pada umumnya hcritabilitas dalam am luas dan kemajuan genetik dalam persen untuk semua sifat tinggi, kecuali hentabilitas sifat tangkai bunga membawa bunga betina bemilai sedang. Terdapat korelasi genetik positif yang nyata pada sifat-sifat morfologi batang dengan daun dan rangkaian bunga, kecuali dengan jumlah bunga betina/tandan dan jumlah tandan/ph/lh. Dari 15 sifat yang diamati, hanya 6 sifat yang mempunyai korelasi genetik nyata dengan sifat jumlah bunga betina/tandan yaitu: diameter batang 1.5 m dari permukaan lanah (rg = -0.5215*), panjang batang 11 bckas daun (rg • -0.5369*), lebar anak daun (rg ■ -0.5961**), tebal tangkai landan (rg = 0.5802**), panjang rangkaian bunga (rg ■ -0,6143**), dan panjang tangkai bunga (rg = -0.4907*), sehingga sifat-sifat tersebut dapat digunakan sebagai kiteia seleksi untuk memperoleh jumlah bunga betina banyak per mayang pada lanaman kelapa.Kata kunci: Kelapa, parameter genetik, korelasi, sifat morfologi ABSRACT Estimation of Genetic Parameters and Correlation Between Morphological Traits in Coconut (Cocos nucifera, Linn)The objective of this experiment was to determine genetic parameters and correlation between morphological trails on the coconut population. A total of 19 local coconut populations were collected from some islands in Indonesia, planted at Pakuwon Experimental Garden, West Java in 1978 and 1982. The altitude is 450 meters above sea level with climate type Bl Oldeman. The total number of sample is 100 palms for each tall coconut with planting distance 9 x 9 m and 60 palms for each dwarf coconut with planting distance 7 x 7m. The observation was done in two steps i.e.: May - August 1996 on 14 populations and June - August 2000 on 5 populations when the coconut population was 18 years old. A number of 4 palms with 3 replications were observed of each population to measure morphological traits of he stem, leaf and inflorescence. Therefore, the total palms used in the experiment were 19 x 4 x 3 = 228. The results revealed that the genetic vaiability of coconut morphological trait were generally narrow. A few traits i.e.: stem diameter 1 5 m from ground level, stem length of 11 leaf scars, spadix without female flower, and number of female flowers/bunch showed a wide degree of variability. In general, the heritabilily estimates in broad sense and genetic gained in percent for all trails were high, except the henlability of spadix with female flower Irait was lowly. A positive significant genetic correlation were found to the morphology traits of stem with leaf and inllorcsccncc except Uic number of female flower/bunch and number of bunch/palm/ycar. From fifteen traits, only six traits had significant genetic correlation with the number of female flower Ihcy were diameter stem 1 5 m from ground level (rg 0.5215*), stem length of 11 leaf scars (rg - -0.5369'), leaflet width (rg - -0.5961**), peduncle thickness (rg 0.5802**), length of inflorescence (rg -0.6143**), and length of spadix (rg -0.4907*), and these traits could be used as selection criteria for selecting high female flower bunch on the coconut.Keywords ;Cocos nucifera. genetic parameters, correlation, mor- phological trails
PENDUGAAN PARAMETER GENETIK DAN KORELASI ANTAR SIFAT-SIFAT MORFOLOGI KELAPA (Cocos nucifera, Linn) HELDERING TAMPAKE; H. T. LUNTUNGAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 3 (2002): September, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n3.2002.97-102

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui parameter genetik dan korelasi antar sifat-sifat morfologi kelapa. Bahan lanaman yang digunakan adalah 19 populasi kelapa lokal hasil koleksi dan beberapa pulau di Indonesia, ditanam di Kebun Percobaan Pakuwon, Jawa Barat pada tahun 1978 dan 1982. Tinggi tempat 450 m di atas permukaan laut dengan tipe iklim Bl menurut Oldeman. Jumlah tanaman 100 pohon, dengan jarak tanam 9 m x 9 m scgi empat untuk kelapa Dalam dan 60 pohon kelapa Genjah dengan jarak tanam 7 m x 7 m scgi empat sciiap populasi. Pengamatan dilaksanakan dalam dua lahap Mei-Agusius 1996 pada 14 populasi dan Juni-Agustus 2000 pada 5 populasi saat tanaman kelapa berumur 18 tahun. Tanaman yang diamati 4 pohon diulang 3 kali setiap populasi sehingga total tanaman yang digunakan dalam penelitian ini adalah 19x4x3 « 228 pohon. Sifat yang diamati meliputi sifat-sifat morfologi batang, daun dan rangkaian bunga Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabilitas genetik sifal-sifal morfologi kelapa umumnya sempil. Beberapa sifat seperti: diameter batang 1,5 m dai permukaan lanah, panjang batang 11 bckas daun, langkai bunga tanpa bunga betina, dan jumlah bunga betina menunjukkan variabilitas genetik yang luas Pada umumnya hcritabilitas dalam am luas dan kemajuan genetik dalam persen untuk semua sifat tinggi, kecuali hentabilitas sifat tangkai bunga membawa bunga betina bemilai sedang. Terdapat korelasi genetik positif yang nyata pada sifat-sifat morfologi batang dengan daun dan rangkaian bunga, kecuali dengan jumlah bunga betina/tandan dan jumlah tandan/ph/lh. Dari 15 sifat yang diamati, hanya 6 sifat yang mempunyai korelasi genetik nyata dengan sifat jumlah bunga betina/tandan yaitu: diameter batang 1.5 m dari permukaan lanah (rg = -0.5215*), panjang batang 11 bckas daun (rg • -0.5369*), lebar anak daun (rg ■ -0.5961**), tebal tangkai landan (rg = 0.5802**), panjang rangkaian bunga (rg ■ -0,6143**), dan panjang tangkai bunga (rg = -0.4907*), sehingga sifat-sifat tersebut dapat digunakan sebagai kiteia seleksi untuk memperoleh jumlah bunga betina banyak per mayang pada lanaman kelapa.Kata kunci: Kelapa, parameter genetik, korelasi, sifat morfologi ABSRACT Estimation of Genetic Parameters and Correlation Between Morphological Traits in Coconut (Cocos nucifera, Linn)The objective of this experiment was to determine genetic parameters and correlation between morphological trails on the coconut population. A total of 19 local coconut populations were collected from some islands in Indonesia, planted at Pakuwon Experimental Garden, West Java in 1978 and 1982. The altitude is 450 meters above sea level with climate type Bl Oldeman. The total number of sample is 100 palms for each tall coconut with planting distance 9 x 9 m and 60 palms for each dwarf coconut with planting distance 7 x 7m. The observation was done in two steps i.e.: May - August 1996 on 14 populations and June - August 2000 on 5 populations when the coconut population was 18 years old. A number of 4 palms with 3 replications were observed of each population to measure morphological traits of he stem, leaf and inflorescence. Therefore, the total palms used in the experiment were 19 x 4 x 3 = 228. The results revealed that the genetic vaiability of coconut morphological trait were generally narrow. A few traits i.e.: stem diameter 1 5 m from ground level, stem length of 11 leaf scars, spadix without female flower, and number of female flowers/bunch showed a wide degree of variability. In general, the heritabilily estimates in broad sense and genetic gained in percent for all trails were high, except the henlability of spadix with female flower Irait was lowly. A positive significant genetic correlation were found to the morphology traits of stem with leaf and inllorcsccncc except Uic number of female flower/bunch and number of bunch/palm/ycar. From fifteen traits, only six traits had significant genetic correlation with the number of female flower Ihcy were diameter stem 1 5 m from ground level (rg 0.5215*), stem length of 11 leaf scars (rg - -0.5369'), leaflet width (rg - -0.5961**), peduncle thickness (rg 0.5802**), length of inflorescence (rg -0.6143**), and length of spadix (rg -0.4907*), and these traits could be used as selection criteria for selecting high female flower bunch on the coconut.Keywords ;Cocos nucifera. genetic parameters, correlation, mor- phological trails
PRODUKTIVITAS KELAPA HIBRIDA KHINA-1 DAN PB-121 DI LAHAN MINERAL DAN GAMBUT HELDERING TAMPAKE; WILY A. BARINGBING; H. T. LUNTUNGAN
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 8, No 3 (2002): September, 2002
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v8n3.2002.91-96

Abstract

Penelitian dilaksanakan pada lahan mineral dan lahan gambut Perkebunan Kelapa PT. Sac Nusantara di Kecamatan Mcsudji, Kabupaten Tulangbawang, Propinsi Lampung selama dua tahun (Juni 1999 - Juni 2001). lokasi penelitian terletak pada kelinggian 9 - 23 m dpi. dengan jenis tanah mineral yakni Podsolik Merah Kuning (PMK) dan lahan gambut rawa lebak yang tidak dipengaruhi pasang surul air laut. Curah hujan tahunan 2100 mm dengan 8 bulan basah dan 4 bulan kering. Jenis kelapa yang digunakan yakni kelapa hibrida PB-121 (MYDxWAT) dan KHINA-1 (GKNxDTA) yang ditanam tahun 1992 pada jarak tanam 9 m x 9 m segitiga. Penanaman menggunakan sistem blok yang luasnya antara 15 - 20 ha dan 10 blok diantaranya pada setiap ekosistem ditanami kelapa hibrida PB-121 dan KHINA-1. Rancangan percobaan menggunakan rancangan acak kelompok dengan jenis hibrida sebagai perlakuan dan blok sebagai ulangan Penelitian bertujuan untuk mengetahui produktivitas kelapa hibida PB-121 dan KHINA-1 skala pengembangan di lahan mineral dan gambut. Pengamatan dilakukan terhadap sifat-sifat jumlah tandan/ph/Oi, jumlah buah/tandan, jumlah buah, berat daging dan berat kopra/ph/th selama 24 bulan panen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat intcraksi antara genolip x lingkungan tumbuh pada semua sifat. Jumlah landan/ph/th sangat dipengaruhi lingkungan tumbuh sedangkan jumlah buah/tandan. jumlah buah/ph/th, berat dagingphth dan berat kopra/ph/th dipengaruhi genolip lanaman. Di lahan gambut jumlah tandan/ph/th lebih banyak dibandingkan dengan lahan mineral, sedangkan jumlah buah/tandan, jumlah buah/ph/th, berat daging/ph/th dan berat kopra/ph/th kelapa hibrida KHINA-1 lebih banyak dibandingkan dengan PB-121, baik di lahan mineral maupun lahan gambut. Hal itu merupakan suatu indikasi bahwa KHINA-1 lebih adaliT terhadap berbagai lingkungan tumbuh.Kata kunci: Kelapa, produktivitas, kelapa hibrida, lahan mineral, lahan gambut ABSTRACTProductivity of hybrid coconut KHINA-1 and PB-121 in mineral and peat soilThis research was conducted in mineral and peat soil of PT. Sac Nusantara Coconut Plantation at Mesudji District, Tulangbawang Regency, Lampung Province for two years (June 1999 - June 2001). The altitudes were 9-23 meters above sea level, type of mineral soil is Red Yellow Podsolic (PMK) and peat soil of low lands wamps. 'The rainfalls were 2100 millimeters a year with 8 wet months and 4 dry mondis. The experiment used two coconut varieties i.e.: PB-121 (MYDxWAT) and KHINA-1 (GKNxDTA) hybrid, planted in 1992 with plant spacing 9 m x 9 m triangle. The plant planting used in block system were 15 - 20 Ha. a width and 10 blocks among these on each ecosystem planted PB-121 and KHINA-1 hybrids. The experiment was designed as a randomized block design with two hybrids as a treatment and blocks as replication. The objective of this study was to know the production of PB-121 and KHINA- 1 on a developed scale in mineral and peat soil. The observation character was done during 24 months to die number of bunch/palm/year, number of nut/bunch, total number of nut, weight of meat and weight of copra/ palm/year. Results of the experiment showed that there was genotype x environment interaction of die caracters observed. The number of bunch/ palm/year caused by environment conditions but the number of nut/ bunch, he total number of nut, weight of meal and weight of copra/palm/ycar were caused by genotype. On the peat soil, the total number of bunch/ palm/year higher than die mineral soil. The number of nuts/hunch. number of nuts.palm/year, weight of meat/palm/year and weight of copra/palm/ycar of the KHINA-1 in the peal soil were higher than those of PB-121 hybrid in mineral and peal soil. This indicated that KHINA-1 hybrid was more adaptive to the cnvironmcnl conditions.Key words : Coconut, productivity, hybrid coconut, mineral soil, peat soil