Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Ketersediaan Lahan Mendukung Ekspor Jagung Kabupaten Bengkayang ke Malaysia Masganti Masganti; Ani Susilawati; Muhammad Yasin
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v11n2.2017.107-116

Abstract

Abstrak. Jagung merupakan tanaman multifungsi, tetapi di Indonesia lebih banyak dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak. Kelangkaan komoditas ini di pasaran berefek ganda terhadap industri pakan, harga pakan dan harga ayam potong dan telur. Kebijakan Pemerintah melarang impor jagung dan mengekspor 3,0 juta ton jagung ke Malaysia perlu didukung secara penuh dan konsisten. Kabupaten Bengkayang merupakan sentra produksi jagung Kalimantan Barat dengan kontribusi 76,71%. Petani di kabupaten ini sudah terbiasa membudidayakan jagung dengan rata-rata produktivitas 4,07 t ha-1. Dari 17 kecamatan yang ada, semuanya mempunyai tradisi menghasilkan jagung. Peningkatan produksi jagung melalui perluasan areal tanam dengan memanfaatkan sekitar 183.934,5 ha lahan yang merupakan (1) perluasan areal tanam melalui pemanfaatan lahan kehutanan APL dan HP, (2) tumpangsari dengan tanaman perkebunan, (3) optimasi lahan bera, dan (4) intensifikasi daerah sentra produksi. Dengan memanfaatkan lahan tersebut, Kabupaten Bengkayang berpotensi menghasilkan 665.434 ton jagung pipilan kering atau setara dengan 21,85% quota ekspor jagung ke Malaysia. Perluasan areal tanam jagung di Kabupaten Bengkayang perlu didukung oleh hal-hal teknis seperti (a) ketersediaan tenaga kerja yang terampil, Alsintan (pengolah tanah, pemeliharaan, pemanen, dan pemipil, dryer), lantai jemur, air, saprodi (benih, insektisida, herbisida), dan pupuk organik, (b) pendampingan teknologi dari penyuluh dan peneliti, dan (c) kelembagaan seperti kios saprodi dan organisasi petani.
PENGARUH PERENDAMAN BENIH DALAM CaO DAN PEMUPUKAN P DAN K TERHADAP PENGENDALIAN KERACUNAN BESI PADA TANAMAN PADI DI LAHAN SULFAT MASAM POTENSIAL Ani Susilawati; Izhar Khairullah
BERITA BIOLOGI Vol 10, No 4 (2011)
Publisher : Research Center for Biology-Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/beritabiologi.v10i4.757

Abstract

Tidal land large enough sour sulfate and the potential for agricultural expansion. Obstacles encountered primarily stress iron poisoning. It has the potential to cause a decline in rice yield research aims to study the effect of the influence of seed treatment and fertilizer P and K to control iron toxicity in acidic sulfate potential land. This research was carried out in KP Belandean on MK 2007. Randomized block design with 3 replications. Rice varieties used were Batanghari, planted on plot measuring 4 mx 9 m with a spacing of 20 cm x 20 cm. Package combined treatment of seeds and fertilizer P and K: 1. (25-90-75), 2. (50-90-75), 3. (75-90-75), 4. (100-90-75), 5. (125-90-75), 6. (75-30-75), 7. (75-60-75), 8. (75-120-75), 9. (75-150-75), 10. (75-90-25), 11. (75-90-50), 12. (75-90-100), 13. (75-90-125), 14. (0-90-75), 15. (0-0-0) kg / ha% CaO-kg / ha P2O5-K2O. The result showed that by giving a dose of phosphate fertilizer 90 kg/ha P2O5 and potassium at a dose of 100-125 kg/ha K2O CaO combined with the provision of 75 % of the weight of the seed, is the combination to control iron poisoning.
Ketersediaan Lahan Mendukung Ekspor Jagung Kabupaten Bengkayang ke Malaysia Masganti Masganti; Ani Susilawati; Muhammad Yasin
Jurnal Sumberdaya Lahan Vol 11, No 2 (2017)
Publisher : Indonesian Center for Agriculture Land Resource Development

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jsdl.v11n2.2017.107-116

Abstract

Abstrak. Jagung merupakan tanaman multifungsi, tetapi di Indonesia lebih banyak dimanfaatkan untuk bahan pakan ternak. Kelangkaan komoditas ini di pasaran berefek ganda terhadap industri pakan, harga pakan dan harga ayam potong dan telur. Kebijakan Pemerintah melarang impor jagung dan mengekspor 3,0 juta ton jagung ke Malaysia perlu didukung secara penuh dan konsisten. Kabupaten Bengkayang merupakan sentra produksi jagung Kalimantan Barat dengan kontribusi 76,71%. Petani di kabupaten ini sudah terbiasa membudidayakan jagung dengan rata-rata produktivitas 4,07 t ha-1. Dari 17 kecamatan yang ada, semuanya mempunyai tradisi menghasilkan jagung. Peningkatan produksi jagung melalui perluasan areal tanam dengan memanfaatkan sekitar 183.934,5 ha lahan yang merupakan (1) perluasan areal tanam melalui pemanfaatan lahan kehutanan APL dan HP, (2) tumpangsari dengan tanaman perkebunan, (3) optimasi lahan bera, dan (4) intensifikasi daerah sentra produksi. Dengan memanfaatkan lahan tersebut, Kabupaten Bengkayang berpotensi menghasilkan 665.434 ton jagung pipilan kering atau setara dengan 21,85% quota ekspor jagung ke Malaysia. Perluasan areal tanam jagung di Kabupaten Bengkayang perlu didukung oleh hal-hal teknis seperti (a) ketersediaan tenaga kerja yang terampil, Alsintan (pengolah tanah, pemeliharaan, pemanen, dan pemipil, dryer), lantai jemur, air, saprodi (benih, insektisida, herbisida), dan pupuk organik, (b) pendampingan teknologi dari penyuluh dan peneliti, dan (c) kelembagaan seperti kios saprodi dan organisasi petani.