Joko Susilo Utomo
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluasi Mutu Tahu dari Beberapa Varietas Unggul Kedelai dibuat oleh Beberapa Pengrajin Alvi Yani; Joko Susilo Utomo
Buletin Palawija Vol 17, No 1 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 1, 2019
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v17n1.2019.p21-29

Abstract

Varietas unggul kedelai nasional berpeluang besar sebagai bahan baku tahu yang sudah menjadi menu harian bagi penduduk Indonesia. Peningkatan produksi kedelai dalam negeri memerlukan informasi kesesuaian penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas tahu yang dibuat oleh pengrajin dari berbagai varietas unggul kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November 2016 di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung yang merupakan sentra pengrajin tahu dan tempe. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan empat varietas kedelai: Anjasmoro, Grobogan, Argomulyo, dan Gepak Kuning, serta kedelai impor sebagai pembanding dan empat pengrajin sebagai ulangan. Analisis mutu tahu meliputi karakter fisik, kimia dan uji organoleptik yang melibatkan 25 orang panelis. Varietas/jenis kedelai tidak berpengaruh terhadap sifat fisiko-kimia tahu (rendemen, kekerasan, warna, kadar air, protein, lemak, karbohidrat, abu, serat kasar). Hal ini disebabkan oleh bervariasinya teknik atau kondisi pengolahan tahu oleh masing-masing pengrajin, meskipun tahap pengolahannya sama. Secara keseluruhan, sifat sensoris tahu dari varietas unggul kedelai disukai oleh panelis. Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan aroma tahu mentah antara varietas unggul kedelai dengan kedelai impor, tetapi untuk parameter lainnya seperti warna, tekstur, dan penampilan tahu mentah, Varietas Argomulyo, Anjasmoro dan Gepak Kuning memberikan nilai kesukaan yang lebih tinggi. Untuk tahu rebus, Varietas Argomulyo dan Anjasmoro memberikan nilai kesukaan tertinggi dari semua kriteria organoleptik yang diujikan.
Kedelai sebagai Bahan Pangan Kaya Isoflavon Rahmi Yulifianti; Siti Muzaiyanah; Joko Susilo Utomo
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p84-93

Abstract

Kedelai potensial sebagai bahan pangan fungsional, di samping sebagai sumber protein. Hal ini berkaitan dengan keberadaan 12 jenis isoflavon pada biji kedelai, baik dalam bentuk glikosida maupun aglikon. Senyawa isoflavon bermanfaat bagi kesehatan karena memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mencegah kanker payudara, kanker kolon, osteoporosis, dan penyakit-penyakit degeneratif seperti penuaan dini, jantung koroner dan hipertensi, serta mengurangi sindrom menopause pada wanita. Kandungan isoflavon pada biji kedelai bervariasi dari 128 hingga 380 mg/100 g, dan yang dominan adalah genistein dan daidzein. Varietas unggul kedelai Devon 1 mengandung total isoflavon 221,97 mg/100 g dan varietas Devon 2 mengandung 30,37 mg/100 g untuk total genistein dan daidzein, sehingga masih terbuka peluang untuk meningkatkan kandungan isoflavon melalui perakitan varietas baru. Selain faktor genetis, kandungan isoflavon kedelai juga dipengaruhi oleh musim tanam, umur panen, pengairan, sinar UV dan kandungan unsur hara tanah, serta proses pengolahan. Perkecambahan dan fermentasi meningkatkan kandungan isoflavon, dan pemanasan dapat mengubah struktur kimia isoflavon. Tingkat konsumsi protein kedelai 25 g/hari atau setara asupan isoflavon 37-62 mg/hari diperkirakan dapat memenuhi 83% dari kebutuhan isoflavon harian yang dianjurkan.
Kedelai sebagai Bahan Pangan Kaya Isoflavon Rahmi Yulifianti; Siti Muzaiyanah; Joko Susilo Utomo
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p84-93

Abstract

Kedelai potensial sebagai bahan pangan fungsional, di samping sebagai sumber protein. Hal ini berkaitan dengan keberadaan 12 jenis isoflavon pada biji kedelai, baik dalam bentuk glikosida maupun aglikon. Senyawa isoflavon bermanfaat bagi kesehatan karena memiliki aktivitas antioksidan yang dapat mencegah kanker payudara, kanker kolon, osteoporosis, dan penyakit-penyakit degeneratif seperti penuaan dini, jantung koroner dan hipertensi, serta mengurangi sindrom menopause pada wanita. Kandungan isoflavon pada biji kedelai bervariasi dari 128 hingga 380 mg/100 g, dan yang dominan adalah genistein dan daidzein. Varietas unggul kedelai Devon 1 mengandung total isoflavon 221,97 mg/100 g dan varietas Devon 2 mengandung 30,37 mg/100 g untuk total genistein dan daidzein, sehingga masih terbuka peluang untuk meningkatkan kandungan isoflavon melalui perakitan varietas baru. Selain faktor genetis, kandungan isoflavon kedelai juga dipengaruhi oleh musim tanam, umur panen, pengairan, sinar UV dan kandungan unsur hara tanah, serta proses pengolahan. Perkecambahan dan fermentasi meningkatkan kandungan isoflavon, dan pemanasan dapat mengubah struktur kimia isoflavon. Tingkat konsumsi protein kedelai 25 g/hari atau setara asupan isoflavon 37-62 mg/hari diperkirakan dapat memenuhi 83% dari kebutuhan isoflavon harian yang dianjurkan.
Evaluasi Mutu Tahu dari Beberapa Varietas Unggul Kedelai dibuat oleh Beberapa Pengrajin Alvi Yani; Joko Susilo Utomo
Buletin Palawija Vol 17, No 1 (2019): Buletin Palawija Vol 17 no 1, 2019
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (157.112 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v17n1.2019.p21-29

Abstract

Varietas unggul kedelai nasional berpeluang besar sebagai bahan baku tahu yang sudah menjadi menu harian bagi penduduk Indonesia. Peningkatan produksi kedelai dalam negeri memerlukan informasi kesesuaian penggunaannya. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai kualitas tahu yang dibuat oleh pengrajin dari berbagai varietas unggul kedelai. Penelitian dilakukan pada bulan Agustus – November 2016 di Kelurahan Gunung Sulah, Kecamatan Way Halim, Bandar Lampung yang merupakan sentra pengrajin tahu dan tempe. Penelitian disusun menggunakan Rancangan Acak Kelompok dengan perlakuan empat varietas kedelai: Anjasmoro, Grobogan, Argomulyo, dan Gepak Kuning, serta kedelai impor sebagai pembanding dan empat pengrajin sebagai ulangan. Analisis mutu tahu meliputi karakter fisik, kimia dan uji organoleptik yang melibatkan 25 orang panelis. Varietas/jenis kedelai tidak berpengaruh terhadap sifat fisiko-kimia tahu (rendemen, kekerasan, warna, kadar air, protein, lemak, karbohidrat, abu, serat kasar). Hal ini disebabkan oleh bervariasinya teknik atau kondisi pengolahan tahu oleh masing-masing pengrajin, meskipun tahap pengolahannya sama. Secara keseluruhan, sifat sensoris tahu dari varietas unggul kedelai disukai oleh panelis. Tidak ada perbedaan tingkat kesukaan aroma tahu mentah antara varietas unggul kedelai dengan kedelai impor, tetapi untuk parameter lainnya seperti warna, tekstur, dan penampilan tahu mentah, Varietas Argomulyo, Anjasmoro dan Gepak Kuning memberikan nilai kesukaan yang lebih tinggi. Untuk tahu rebus, Varietas Argomulyo dan Anjasmoro memberikan nilai kesukaan tertinggi dari semua kriteria organoleptik yang diujikan.