This Author published in this journals
All Journal Buletin Palawija
Fawzan Sigma Aurum
BPTP Bali

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGARUH KEMASAN DAN HARGA JUAL KERIPIK DAN STIK DARI TEPUNG KOMPOSIT KELADI DAN UBIJALAR TERHADAP PENERIMAAN KONSUMEN Dian Adi Anggraeni Elisabeth; Fawzan Sigma Aurum; Jemmy Rinaldi
Buletin Palawija Vol 15, No 1 (2017): Buletin Palawija Vol 15 No 1, 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v15n1.2017.p1-7

Abstract

Introduksi pengolahan produk snack berbahan baku tepung komposit keladi dan ubijalar telah dilaksanakan di Desa Pelaga, Kabupaten Badung, Bali pada tahun 2013 dan 2014 dengan melibatkan KWT “Mekar Sari”. Penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa produk keripik dan stik yang dibuat dari tepung keladi dan tepung ubijalar dengan perbandingan 3:2 dan 4:1 dapat diterima secara organoleptik (hedonik) oleh panelis. Analisis biaya produksi untuk produk keripik dan stik per kemasan 30 g adalah Rp 1.537,90 dan Rp 1.398,60; dengan R/C ratio 1,29 dan 1,17. Umur simpan produk sampai sekitar 34 minggu pada suhu ruang untuk produk stik yang disimpan dalam plastik PE 0,40 mm sebagai kemasan dalam dengan kertas karton sebagai kemasan luar. Produk snack dikemas dengan desain khusus dan diberi label nama “Keripik Labi” dan “Stick Labi” kemudian diperkenalkan kepada konsumen untuk mengetahui penerimaan konsumen terhadap produk. Studi melibatkan 32 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner semi-terbuka dan dianalisis secara deskriptif kualitatif sederhana. 84-97% panelis menyatakan bahwa informasi tanggal kadaluwarsa produk tidak jelas. Beberapa informasi lain juga dianggap masih agak jelas. Informasi pada kemasan yang tidak jelas membuat 10-15% konsumen menganggap produk tidak menarik sehingga mempengaruhi minat beli konsumen. Disamping itu, harga produk yang mahal juga berpengaruh pada minat beli konsumen (25-27%). Harga jual sebesar Rp 3.500,00 dianggap tidak sesuai untuk produk snack kemasan 30 g. Harga jual yang pantas/sesuai menurut mayoritas konsumen (89-90%) adalah kurang dari Rp 3.000,00.Hasil penelitian ini memang masih jauh dari yang diharapkan. Namun, hasil studi dapat menjadi masukan yang bermanfaat bagi petani untuk pengembangan produk secara komersial.