Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Identifikasi Serangga Hama pada Tanaman Blewah (Cucumis Melo Var. Cantalupensis) Mega Andini; Kuswandi Kuswandi; Tuty Hardianti
Jurnal Pembangunan Nagari Vol 6 No 1 (2021)
Publisher : Badan Penelitian and Pengembangan (Balitbang), Padang, West Sumatra, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30559/jpn.v16i01.242

Abstract

Blewah merupakan tanaman kerabat melon yang sering dikunjungi serangga hama. Penelitian bertujuan untuk mengidentifikasi serangga hama yang berkunjung ke pertanaman blewah. Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2021 di IP2TP Aripan, dan Laboratorium Proteksi Tanaman Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika, Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode observasi, metode perangkap, dan identifikasi. Pengamatan dilakukan saat tanaman berada dalam fase generatif. Sampel terdiri dari 3 bedengan dengan 5 lubang tanam per bedengan. Kegiatan observasi dilakukan dengan cara melakukan pengamatan langsung pada tanaman blewah. Serangga yang ditemukan didokumentasi, kemudian diambil dan dimasukan ke dalam botol pembunuh (killing bottle). Serangga yang ada pada jebakan kuning (yellow trap) serta pada killing bottle dibawa ke laboratorium untuk diidentifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa serangga hama yang ditemukan dan dapat diidentifikasi pada tanaman blewah terdiri dari 5 Ordo yaitu Coleoptera, Diptera, Orthoptera, Hemineptera, dan Lepidoptera, 9 family yaitu Chrysomelidade, Coccinellidae, Tephritidae, Agromyzidae, Acrididae, Aleyrodidae, Aphididae, Coreidae, dan Crambidae serta 9 spesies diantaranya; Aulacophora similis Oliver, Epilachna sp., Bactrocera cucurbitae, Liriomyza sp., Aphis gossypii, Bemisia tabaci, Leptoglossus sp, dan Diaphania hyalinata L. Semua spesies serangga ini menyerang daun blewah, dan ada beberapa spesies yang juga menyerang batang, bunga, dan buah. Penelitian selanjutnya perlu meliputi semua fase pertumbuhan tanaman.
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA USIA 2-5 TAHUN TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MANDIRI TAWANGSARI RW 34 MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA TAHUN 2015 Mega Andini; Anita Dewi Lieskusumastuti
Jurnal Kebidanan Indonesia Vol 7, No 1 (2016): JANUARI
Publisher : STIKES Mamba'ul 'Ulum Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.562 KB) | DOI: 10.36419/jkebin.v7i1.49

Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BALITA USIA 2-5 TAHUN TENTANG KELUARGA SADAR GIZI DENGAN STATUS GIZI BALITA DI POSYANDU MANDIRI TAWANGSARI RW 34 MOJOSONGO JEBRES SURAKARTA TAHUN 2015. Prevelansi balita yang mengalami masalah gizi berdasarkan Berat Badab per Umur (BB/U) di Indonesia pada tahun 2010 meliputi kasus gizi kurang 13,0% dan gizi buruk 4,9%. Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) diharapkan mampu mengatasi masalah gizi yang ada dimasyarakat karena secara umum ibu sangat berperan penting dalam memilih dan mempersiapkan pangan untuk keluarga, sehingga pengetahuan ibu balita mempengaruhi jenis pangan dan mutu gizi makanan yang di konsumsi anggota keluarga. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan antara Pengetahuan Ibu Balita Tentang Keluarga Sadar Gizi dengan Status Gizi Balita di Posyandu Mandiri Tawangsari RW 34 Mojosongo Jebres Surakarta tahun 2015. Desain penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasinya adalah seluruh ibu balita dan balita usia 2-5 tahun di Posyandu Mandiri Tawangsari Mojosongo Jebres Surakarta Tahun 2015 masing-masing sebanyak 62 responden. Tehnik sampling menggunakan accidental sampling, sampel penelitian ini adalah sebanyak 33 ibu balita dan balita. Alat ukurnya adalah kuesioner untuk pengetahuan dan tabel BB per TB untuk status gizi. Analisis univariat penelitian ini adalah table distribusi frekuensi dan analisis bivariate menggunakan spearman rho. Hasil penelitian menunjukan nilai Zhitung = 2,84 > 1,96 sehingga H0 ditolak dan Ha diterima, artinya ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu balita tentang keluarga sadar gizi dengan status gizi balita.. Tingkat pengetahuan ibu tentang keluarga sadar gizi mayoritas dalam kategori baik sebanyak 22 responden(66,7%). Status gizi balita mayoritas dalam kategori normal sebanyak 24 responden (72,7%). Simpulan ada hubungan antara pengetahuan ibu balita tentang keluarga sadar gizi dengan status gizi balita di Posyandu Mandiri RW 34 Tawangsari Mojosongo Jebres Surakarta Tahun 2015. Kata kunci: Pengetahuan, Keluarga Sadar Gizi, Status Gizi Balita, Ibu Balita Usia 2-5 tahun.
Potensi Pemanfaatan Daun Suren dan Kipahit dalam Mengendalikan Hama Kutu Putih pada Pepaya Secara In Vitro Mega Andini; Kuswandi Kuswandi
Jurnal Pembangunan Nagari Vol 7 No 1 (2022)
Publisher : Badan Penelitian and Pengembangan (Balitbang), Padang, West Sumatra, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30559/jpn.v7i1.300

Abstract

Kutu putih merupakan salah satu hama penting pada pepaya. Penggunaan pestisida nabati diasumsikan dapat menurunkan serangan kutu putih. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dosis efektif ekstrak daun suren dan daun kipahit dalam mengendalikan kutu putih pada pepaya, dilakukan di Laboratorium Hama dan Penyakit Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika pada bulan Januari – Februari 2020. Penelitian disusun menurut Rancangan Acak Lengkap dengan 5 Perlakuan dan 6 ulangan, setiap ulangan terdiri dari 10 ekor kutu putih. Perlakuan adalah dosis ekstrak daun suren dan ekstrak daun kipahit yaitu : A= 1 ml/l, B=2,5 ml/l, C=5 ml/l, D=10 ml/l dan E=kontrol. Serangga yang diuji adalah kutu putih instar 3 yang dikoleksi dari tanaman pepaya. Peubah yang diamati adalah persentase mortalitas, laju mortalitas, dan LC-50. Hasil penelitian menunjukkan aplikasi ekstrak daun suren 1 ml/l dapat mengendalikan kutu putih sampai 93.33% pada hari keempat. Sedangkan ekstrak daun kipahit memerlukan dosis aplikasi lebih tinggi. Dosis aplikasi 10 ml/l hanya menyebabkan kematian kutu putih sebesar 51,67% pada hari keempat. Ekstrak daun suren dan daun kipahit berpotensi untuk diaplikasikan di lapangan untuk mengendalikan kutu putih pada pertanaman pepaya masyarakat di Sumatera Barat.