Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Analisis Usahatani Cabai di Luar Musim Berdasarkan Penerapan Komponen Budidaya Cabai Merah di Provinsi Sulawesi Barat Nurhafsah Nurhafsah; Rahmi H.; Ida Andriani; Fitriawaty Fitriawaty
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 15, No 1 (2021): TEKNOTAN, Agustus 2021
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24198/jt.vol15n1.2

Abstract

Cabai merah merupakan salah satu komoditas sayuran unggulan yang mempunyai peranan strategis dalam struktur pembangunan perekonomian nasional.  Harga cabai dipasaran cukup fluktuatif yang disebabkan oleh rendahnya produktivitas cabai yang dapat disebabkan oleh salah satu faktor seperti kurangnya penerapan teknologi budidaya cabai. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh introduksi teknologi (penggunaan mulsa hitam perak, tanaman boorder, dan penggunaan jarak tanam) yang diberikan kepada petani terkait dengan peningkatan produktivitas budidaya cabai yang berdampak pada pendapatan petani. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat pada agroekosistem lahan kering dengan pendekatan penelitian adaptif.   Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa budidaya tanaman cabai dengan introduksi teknologi memberikan dampak yang lebih baik, baik dari tingkat produksi, dan menekan serangan hama dan penyakit berdasarkan pernyataan petani. Hasil analisis kelayakan usaha menunjukkan bahwa B/C ratio dan R/C ratio berdasarkan cara petani dan penerapan introduksi teknologi 1,28 dan 2,28.  Nilai BEP Produksi dan BEP Harga untuk teknologi petani adalah Rp. 900/kg dan Rp. 6.714/kg, BEP (Break Event Point) Produksi dan BEP (Break Event Point) Harga untuk penerapan introduksi teknologi adalah 1.419 Kg dan Rp. 6.713,00. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber informasi bagi pelaku usaha tani cabai dan pengambilan keputusan dalam penerapan introduksi teknologi dan budidaya cabai diluar musim yang berdampak terhadap peningkatan pendapatan petani. 
Inovasi teknologi pada budidaya cabai di Sulawesi Barat Ida Andriani; Eka Triyana Yuniarsih
Jurnal Agercolere Vol 2 No 2 (2020): Jurnal Agercolere
Publisher : Fakultas Pertanian Universitas Ichsan Gorontalo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37195/jac.v2i2.106

Abstract

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Sulawesi Barat merupakan salah satu unit kerja Balitbangtan mendapat mandat melakukan pendampingan dan pengawalan dalam penerapan inovasi teknologi usahatani. Sebagai fungsi kontrol pendampingan berperan untuk melihat sejauh mana tingkat penerapan teknologi yang sudah exist di tingkat usahatani, serta melakukan identifikasi masalah dan kendala terhadap kondisi sumberdaya sebagai faktor penyebab rendahnya aplikasi teknologi di tingkat usahatani. Sebagai fungsi fasilitator, pendampingan berperan dalam proses adopsi inovasi teknologi yakni melakukan introduksi teknologi yang adaptif spesifik lokasi, serta melakukan perbaikan-perbaikan inovasi teknologi yang sudah exist di petani. kegiatan ini bertujuan: a) meningkatkatkan pengetahuan petani/penyuluh melalui identifikasi, pelatihan, gelar teknologi budidaya cabai b) meningkatkan, produktivitas, dan pendapatan petani cabai; mempercepat proses adopsi inovasi teknologi cabai. Hasil kegiatan demfarm inovasi teknologi budidaya cabai di Sulawesi Barat adalah : 1) Kegiatan inovasi teknologi budidaya cabai di Sulawesi Barat dilaksanakan di lahan sawah (Desa Beru-Beru, Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju (POKTAN Sirannuang II), dan di lahan kering (Desa Baruga Dua, Kecamatan Banggae Timur, Kabupaten Majene (POKTAN Rahmat). Masing-masing dengan luasan 1 ha; 2) Pembinaan dan bimbingan inovasi teknologi pada kelompok tani dilakukan dengan metode diseminasi melalui pelatihan, dan pendampingan aplikasi teknologi di lokasi demfarm; 3) Meningkatnya pengetahuan petani kooperator tentang budidaya cabai yang berwawasan lingkungan ditunjukkan dengan tingkat penerapan teknologi dilapangan; 4) Melalui perbaikan dan penerapan paket teknologi budidaya cabai, baik di lahan sawah maupun di lahan kering dapat meningkatkan produktivitas tanaman cabai (Var. Imola, Arimbi 85, Horison, Baja, LABA, dan Kriss) dibandingkan dengan tanaman cabai non demfarm; 5) Secara ekonomis, usahatani cabai di tingkat petani, baik di lahan sawah ataupun di lahan kering masih menguntungkan dengan nilai BC ratio antara 3,9 – 3,94; 6) Teknologi introduksi, baik di lahan sawah ataupun di lahan kering memberikan keuntungan jauh lebih besar dibanding dengan teknologi petani dengan nilai BC ratio 5,78 (lahan sawah) dan 6,69 (lahan kering) untuk usahatani cabai varietas LABA. Teknologi tersebut layak untuk diterapkan/dikembangkan karena memberikan nilai MBCR 7,42 (lahan sawah) dan 11,25 (lahan kering); dan 7) Semua varietas cabai yang ditanam (Var. Imola, Arimbi 85, Horison, Baja, dan Kriss) dengan teknologi introduksi, baik di lahan sawah maupun di lahan kering memberkan keuntungan yang lebih besar dibanding dengan cara petani dan teknologi tersebut layak untuk diterapkan.