Cucu S. Achyar
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

PENGARUH JUMLAH SEL BAKTERI LACTOBACILLUS PLANTARUM DAN LAMA PERENDAMAN FILLET TERHADAP ASAM YANG DIHASILKAN DAN MUTU FILLET NILA MERAH (OREOCHROMIS SP.) SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU RENDAH Cucu S. Achyar; Betty D. Sofiah; Sri Rahayu Mitraningsih
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 1 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Fillet nila merah merupakan sayatan daging ikan nila merah yang banyak digemari konsumen, akan tetapi sangat rentan terhadap kontaminasi dan penurunan mutu. Penelitian ini dilakukan pada bulan Oktober hingga Desember 2006. Lactobacillus plantarum dapat digunakan sebagai pengawet karena dapat menghasilkan asam laktat yang bermanfaat dalam menghambat pertumbuhan bakteri pembusuk pada daging ikan. Percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor yaitu faktor A sebagai jumlah sel L. plantarum (8,81 dan 9,39 log sel/ml) dan Faktor B sebagai lama perendaman (5, 10 dan 15 menit). Masing-masing kombinasi perlakuan diamati selama 12 hari penyimpanan dan diulang sebanyak 4 kali.Hasil percobaan menunjukkan bahwa jumlah sel L. plantarum sebanyak 8,81 log sel/ml dan lama perendaman 10 menit mampu mempertahankan mutu fillet nila merah selama 12 hari penyimpanan pada suhu 5°C–10°C dengan karakteristik daging berwarna putih opaque agak merah muda dan agak cerah, darah pada gurat sisi berwarna merah agak kecoklatan, dan bau khas hilang namun belum tercium bau busuk. Fillet ini juga memiliki jumlah asam laktat terbanyak 0,54% dan nilai pH terendah 5,23 pada hari ke-7 serta bakteri asam laktat sebanyak 6,00 log koloni/g dan bakteri gram negatif sebanyak 5,51 log koloni/g pada hari ke-12 penyimpanan.Kata kunci: Lactobacillus, ikan nila merah, penyimpanan dengan suhu rendah
PENGARUH PENAMBAHAN AGAR TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK SUSU KAMBING YANG DIFERMENTASI OLEH Lactobacillus casei galur shirota Pramono U. u; Cucu S. Achyar; Marsetio -
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Susu Kambing yang difermentasi oleh Lactobacillus casei galur Shirota (Susu kasei dari Susu kambing) adalah produk susu fermentasi yang merupakan produk baru hasil pemanfaatan susu kambing. Kualitas susu kasei dari susu kambing masih rendah karena adanya permasalahan antara lain permukaan yang tidak seragam, sineresis dan adanya sejumlah air yang tidak terperangkap pada sistem gel (koagulum) dan membentuk genangan. Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan konsentrasi penggunaan agar yang tepat dalam pembuatan susu kasei dari susu kambing sehingga diperoleh produk dengan karakteristik yang baik dan disukai panelis. Metode penelitian yang digunakan adalah metode percobaan dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK) yang terdiri dari 5 perlakuan dan diulang 5 kali. Perlakuan penambahan agar adalah A (0,2%), B (0,3%), C (0,4%), D (0,5%), dan E (0,6%). Kriteria pengamatan yang dilakukan terdiri dari pengamatan utama dan pengamatan penunjang. Pengamatan utama terdiri dari pengamatan terhadap sifat fisik (kestabilan selama 15 hari penyimpanan pada suhu 5-10°C dan kekentalan) dan pengamatan terhadap sifat organoleptik (kesukaan terhadap warna, aroma, rasa, kekentalan). Pengamatan penunjang terdiri dari pengamatan karakteristik susu (kadar lemak, densitas, total padatan terlarut), pengamatan sifat kimia (pH dan total asam tertitrasi) dan total bakteri asam laktat.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan penambahan agar memberikan perbedaan pengaruh yang nyata terhadap kestabilan dan kekentalan susu kasei dari susu kambing. Perlakuan penambahan agar yang menghasilkan karakteristik yang baik adalah 0,5% dan 0,6%. Perlakuan penambahan agar sebesar 0,5% menghasilkan karakteristik yang baik yaitu memiliki karakteristik fisik berupa nilai kestabilan 100% (stabil) dan nilai viskositas 837 cP; karakteristik organoleptik berupa : skor kesukaan terhadap warna 3,97 (biasa), skor kesukaan terhadap aroma 3,39 (biasa), skor kesukaan terhadap kekentalan 3,47 (biasa); karakteristik kimia berupa : nilai pH 3,92, total bakteri asam laktat 4,6 x 108, dan kadar asam laktat 1,75% (berasam tinggi) namun memiliki karakteristik kesukaan terhadap rasa yang tidak disukai (nilai 2,60). Perlakuan penambahan agar sebesar 0,6% menghasilkan karakteristik yang baik yaitu memiliki karakteristik fisik berupa nilai kestabilan 100% (stabil) dan nilai viskositas 949 cP; karakteristik organoleptik berupa : skor kesukaan terhadap warna 3,98 (biasa), skor kesukaan terhadap aroma 3,35 (biasa), skor kesukaan terhadap kekentalan 3,41 (biasa); karakteristik kimia berupa : nilai pH 3,90, total bakteri asam laktat 3,4 x 108, dan kadar asam laktat 1,79% (berasam tinggi) namun memiliki karakteristik kesukaan terhadap rasa yang tidak disukai (nilai 2,58). Kata kunci: Fermentasi, Lactobacillus casei shirota strain, Susu kambing, Stabilitas, Viskositas
PENGARUH IMBANGAN MANGGA KWENI (Mangifera odorata Griff.) DENGAN WORTEL (Daucus carota L.) SERTA PENAMBAHAN GLISEROL TERHADAP BEBERAPA KARAKTERISTIK FRUIT LEATHER Sekar S. s; Cucu S. Achyar; Marleen Herudiyanto
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 2, No 1 (2008)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Mangga kweni dan wortel dapat dibuat menjadi fruit leather. Keplastisan dari fruit leather dapat ditingkatkan dengan menambahkan gliserol. Tujuan penelitian ini untuk menetapkan imbangan mangga kweni dan wortel serta konsentrasi gliserol yang tepat, sehingga dihasilkan fruit leather dengan beberapa karakterisrik yang baik dan disukai panelis.Perlakuan terdiri dari dua faktor, yaitu imbangan bubur mangga kweni dengan bubur wortel (A) yang terdiri atas 3 taraf yaitu mangga 65 : wortel 35(a1), mangga 55 : wortel 45 (a2) dan  mangga 45 : wortel 55 (a3) dan faktor konsentrasi gliserol (B) yang terdiri dari tiga taraf yaitu 1,5% (b1), 3% (b2) dan 4,5% (b3). Penelitian telah dilakukan pada bulan Agustus 2007 di Laboratorium Kimia Pangan Universitas Padjadjaran.Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi antara imbangan dan konsentrasi gliserol pada kadar air, rendemen, kesukaan terhadap warna, rasa, tekstur dan aroma, kecuali pada antara imbangan dan konsentrasi gliserol pada uji plastisitas. Taraf imbangan mangga kweni dan wortel 65 : 35 menghasilkan fruit leather dengan karakteristik paling baik dengan kadar air 9,16%, rendemen 27,64%, nilai kesukaan warna 3,39, aroma 3,81, rasa 3,81 dan tekstur 3,54. Taraf konsentrasi gliserol 3% menghasilkan fruit leather dengan karakteristik paling baik dengan kadar air 9,26%, rendemen 27,69%, nilai kesukaan warna 3,72, aroma 3,72, rasa 3,69 dan tekstur 3,59 Kata kunci: Fruit leather, Konsentrasi gliserol
PENGARUH JENIS DESIKAN DAN SUHU DESIKASI PADA KARAKTERISTIK DAUN JERUK PURUT KERING Erwin Susanti; Carmencita Tjahjadi; Cucu S. Achyar
Teknotan: Jurnal Industri Teknologi Pertanian Vol 1, No 3 (2007)
Publisher : Fakultas Teknologi Industri Pertanian

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Daun jeruk purut (Citrus hystrix L.) adalah komoditas pertanian yang banyak digunakan sebagai bumbu dapur karena memiliki aroma yang khas. Salah satu cara untuk mengawetkan daun jeruk purut namun tetap mempertahankan aroma khasnya adalah dengan desikasi.Penelitian ini dilakukan dengan menetapkan jenis desikan dan suhu desikasi yang tepat agar diperoleh daun jeruk purut kering dengan warna, aroma, dan karakteristik lain yang baik. Metode percobaan yang dipakai adalah Rancangan Petak Terpisah dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Faktor petak utama adalah suhu desikasi, yaitu suhu ruang (26°C±1°C) dan 34°C±2°C. Faktor anak petak adalah jenis desikan, yaitu silika gel, batuan zeolit dan batuan lempung tufa.Penggunaan jenis desikan teknis batuan zeolit pada suhu desikasi 34°C±2°C menghasilkan daun jeruk purut kering dengan warna dan aroma yang paling baik, yaitu warna permukaan atas hijau agak kuning yang cerah, warna permukaan bawah hijau muda agak kuning, kadar air 5,51 % b.k., kadar Volatile Reducing Substances 104,55 mikrogram ekivalen/gram, rendemen 32,37 %, dan nilai kesukaan terhadap warna 4,2, atau antara agak suka sampai suka, aroma daun jeruk purut kering 3,6 dan aroma daun jeruk purut kering setelah rehidrasi 3,4 atau antara biasa sampai agak suka. Kata kunci: Daun jeruk purut, Desikasi, Zeolit, Silika gel, Batuan lempung tufa