Noor Roufiq Ahmadi
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Kalimantan Timur

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Keragaan Pengering Hybrid Energi Surya dan Biomasa untuk Pengeringan Sawut Ubi Kayu Terfermentasi Farid R. Abadi; Noor Roufiq Ahmadi; Ana Nurhasanah
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p54-64

Abstract

Penggunaan pengering bertenaga hybrid memiliki keunggulan dapat memanfaatkan tenaga matahari dan biomasa sehingga dapat digunakan pada kondisi cuaca kurang baik, diantaranya untuk pengeringan sawut ubi kayu terfermentasi.  Tujuan penelitian ini mengevaluasi keragaan Pengering Hybrid Energi Surya dan Biomasa arang kayu (PHESB) untuk mengeringkan sawut ubi kayu terfermentasi. Keragaan PHESB dievaluasi  menggunakan model linier dan exponensial untuk menentukan laju pengeringan (% bb/jam), kapasitas pengeringan (kg/jam), dan kelayakan finansial penerapannya. Mutu hasil pengeringan dianalisis dengan uji homogenitas koefisien regresi (laju pengeringan) dari model pengeringan yang mempunyai tingkat koefisien derterminasi (R2) terbesar dari pengamatan kadar air sawut dalam arah tegak (atas, tengah, bawah) dan mendatar (depan, tengah, belakang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pada  kadar air awal sawut ubi kayu 71,45% bb dan rata-rata suhu pengeringan 40,51 + 3,61 oC, penurunan kadar air sawut ubi kayu mengikuti model linier dengan R2 dari 0,969 sampai 0,984 dengan laju pengeringan homogen baik dalam arah tegak maupun mendatar. Karakteristik PHESB dapat dinyatakan dengan model linier y =-5,081x +78,30 (R2=0,978). Dengan model ini diperoleh kapasitas pengeringan 20,86 kg/jam untuk mencapai kadar air  sawut ubi kayu 14% bb. Dengan harga alat pengering Rp. 40 juta/unit dan ongkos jasa pengeringan sawut ubi kayu basah Rp 600/kg diperoleh nisbah keuntungan dengan biaya pengeringan (B/C)<1,0. Secara teknis PHESB layak digunakan, tetapi secara finansial masih belum layak diterapkan dalam bentuk penjualan jasa pengering sawut ubi kayu.
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP AKTIVITAS LARVASIDA DAN SIFAT FISIKO-KIMIA MINYAK KAMANDRAH (Croton tiglium L.) NOOR ROUFIQ AHMADI; DJUMALI MANGUNWIDJAJA; ONO SUPARNO; DYAH ISWANTINI P.
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 17, No 4 (2011): Desember 2011
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v17n4.2011.163-168

Abstract

ABSTRAKIndonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasukjenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif insektisida. Tanamankamandrah (Croton tiglium L.) merupakan salah satu tanaman obat yangbanyak terdapat di wilayah Indonesia dan telah dimanfaatkan sebagaiinsektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristikfisiko-kimia minyak kamandrah pada berbagai tingkat kematangan sebagailarvasida nabati terhadap larva nyamuk demam berdarah dengue (A.aegypti). Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian TanamanRempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) Sukabumi, Balai BesarLitbang  Pascapanen  Pertanian  Bogor,  Insektarium  LaboratoriumParasitologi dan Entomologi Kesehatan FKH IPB Bogor, dan Biofarmaka-LPPM IPB Bogor, mulai bulan Februari sampai Desember 2010. Minyakkamandrah diperoleh dengan ekstraksi menggunakan pengempa hidrolikpada suhu 65 o C dan tekanan 7,9 MPa pada buah kamandrah dengan tigatingkat kematangan yang berbeda: warna kulit buah hijau kecokelatan,cokelat kehijauan, dan cokelat penuh. Minyak yang diperoleh selanjutnyadianalisis bilangan asam, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida,indeks bias, berat jenis, dan nilai warna minyak, serta uji larvasidaterhadap larva nyamuk A. aegypti instar III. Penentuan nilai lethalconcentration (LC) dilakukan dengan metode probit analisis (FinneyMethod). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai LC,rendemen, dan mutu minyaknya, buah kamandrah yang berwarna kulitcokelat penuh lebih berpotensi sebagai larvasida nabati terhadap larva A.aegypti. Rendemen minyak kamandrah 20,42% dan nilai LC 50 adalah132,67 ppm (24 jam) dan 70,08 ppm (48 jam). Minyak tersebut memilikibilangan asam 8,76 mg KOH/g minyak; kadar asam lemak bebas 4,36 mgKOH/g minyak; bilangan peroksida 3,59 meq O/100g minyak; indeks bias1,4783; bobot jenis 0,9466 g/ml; dan warna meliputi nilai L* 73,03; a*3,26; dan b* 64,13. Minyak kamandrah berpotensi dapat dimanfaatkansebagai larvasida nabati dalam pengendalian vektor penyakit DBD.Kata kunci : Croton tiglium L., kematangan buah, minyak kamandrah,larvasidaABSTRACTEffect of Maturity Level of Fruits on Larvicidal Activityand Physico-Chemical Properties of Kamandrah (Crotontiglium L.) OilIndonesia is famously rich in biodiversity, including species of plants thatcontain active ingredient for insecticide. Kamandrah plant (Croton tigliumL.) is one of many medicinal plants found in parts of Indonesia and it hasbeen used as an insecticidal plant. The objectives this research were todetermine the physico-chemical characteristics and larvasidal activities ofoil extracted from kamandrah seeds with varying levels of maturity asbotanical larvicide for mosquito dengue fever. The expreriments wereconducted in the Laboratory of Indonesian Spice and Industrial CropsResearch Institute (ISICRI) Sukabumi, Indonesian Center for AgriculturalPostharvest Research  and  Development (ICAPRD),  InsectariumLaboratory of Health Parasitology and Entomology, Faculty of Veterinaryof Bogor Agricultural University (IPB), and Biopharmaca IPB Bogor,from February to December 2010. The oil was obtained through extractionusing hydraulic pressurer at 65 o C temperatures and 7.9 MPa pressures ofkamandrah fruits with three different maturity levels : brownish green,greenish brown, and fully brown color of fruit skins. Oil gained was thenanalyzed its acid number, free fatty acid content, peroxides number,refractive index, specific gravity, and oil color values, as well as the oillarvasida test against mosquito larvae A. aegypti instar III. Determinationthe oil lethal concentration (LC) values was tested using probit analysismethod (Finney Method). The results showed that based on the values ofLC, content, and quality of the oil, full-brown colored kamandrah fruits aremore potential as larvivida against A. aegypti larvae. Oil content of thekamandrah was 20.42% while LC 50 values were 132.67 ppm (at 24 hours)and 70.08 ppm (at 48 hours). The acid number of the oil was 8.76 mgKOH/g oil; free fatty acid level of 4.36 mg KOH/g oil; peroxide number of3.59 meq O/100 g oil, refractive index of 1.4783; density of 0.9466 g/ml;and the color values were 73.03, 3.26, and 64.13 for L*, a*, and b*,respectively. Therefore, kamandrah oil is very potential to be used aslarvicide for controling the vector of dengue disease.Key words: Croton tiglium L., fruit maturity, kamandrah oil, larvicide
PENGARUH TINGKAT KEMATANGAN BUAH TERHADAP AKTIVITAS LARVASIDA DAN SIFAT FISIKO-KIMIA MINYAK KAMANDRAH (Croton tiglium L.) NOOR ROUFIQ AHMADI; DJUMALI MANGUNWIDJAJA; ONO SUPARNO; DYAH ISWANTINI P.
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 17, No 4 (2011): Desember 2011
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jlittri.v17n4.2011.163-168

Abstract

ABSTRAKIndonesia terkenal kaya akan keanekaragaman hayati, termasukjenis tumbuhan yang mengandung bahan aktif insektisida. Tanamankamandrah (Croton tiglium L.) merupakan salah satu tanaman obat yangbanyak terdapat di wilayah Indonesia dan telah dimanfaatkan sebagaiinsektisida nabati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristikfisiko-kimia minyak kamandrah pada berbagai tingkat kematangan sebagailarvasida nabati terhadap larva nyamuk demam berdarah dengue (A.aegypti). Penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Penelitian TanamanRempah dan Aneka Tanaman Industri (Balittri) Sukabumi, Balai BesarLitbang  Pascapanen  Pertanian  Bogor,  Insektarium  LaboratoriumParasitologi dan Entomologi Kesehatan FKH IPB Bogor, dan Biofarmaka-LPPM IPB Bogor, mulai bulan Februari sampai Desember 2010. Minyakkamandrah diperoleh dengan ekstraksi menggunakan pengempa hidrolikpada suhu 65 o C dan tekanan 7,9 MPa pada buah kamandrah dengan tigatingkat kematangan yang berbeda: warna kulit buah hijau kecokelatan,cokelat kehijauan, dan cokelat penuh. Minyak yang diperoleh selanjutnyadianalisis bilangan asam, kadar asam lemak bebas, bilangan peroksida,indeks bias, berat jenis, dan nilai warna minyak, serta uji larvasidaterhadap larva nyamuk A. aegypti instar III. Penentuan nilai lethalconcentration (LC) dilakukan dengan metode probit analisis (FinneyMethod). Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan nilai LC,rendemen, dan mutu minyaknya, buah kamandrah yang berwarna kulitcokelat penuh lebih berpotensi sebagai larvasida nabati terhadap larva A.aegypti. Rendemen minyak kamandrah 20,42% dan nilai LC 50 adalah132,67 ppm (24 jam) dan 70,08 ppm (48 jam). Minyak tersebut memilikibilangan asam 8,76 mg KOH/g minyak; kadar asam lemak bebas 4,36 mgKOH/g minyak; bilangan peroksida 3,59 meq O/100g minyak; indeks bias1,4783; bobot jenis 0,9466 g/ml; dan warna meliputi nilai L* 73,03; a*3,26; dan b* 64,13. Minyak kamandrah berpotensi dapat dimanfaatkansebagai larvasida nabati dalam pengendalian vektor penyakit DBD.Kata kunci : Croton tiglium L., kematangan buah, minyak kamandrah,larvasidaABSTRACTEffect of Maturity Level of Fruits on Larvicidal Activityand Physico-Chemical Properties of Kamandrah (Crotontiglium L.) OilIndonesia is famously rich in biodiversity, including species of plants thatcontain active ingredient for insecticide. Kamandrah plant (Croton tigliumL.) is one of many medicinal plants found in parts of Indonesia and it hasbeen used as an insecticidal plant. The objectives this research were todetermine the physico-chemical characteristics and larvasidal activities ofoil extracted from kamandrah seeds with varying levels of maturity asbotanical larvicide for mosquito dengue fever. The expreriments wereconducted in the Laboratory of Indonesian Spice and Industrial CropsResearch Institute (ISICRI) Sukabumi, Indonesian Center for AgriculturalPostharvest Research  and  Development (ICAPRD),  InsectariumLaboratory of Health Parasitology and Entomology, Faculty of Veterinaryof Bogor Agricultural University (IPB), and Biopharmaca IPB Bogor,from February to December 2010. The oil was obtained through extractionusing hydraulic pressurer at 65 o C temperatures and 7.9 MPa pressures ofkamandrah fruits with three different maturity levels : brownish green,greenish brown, and fully brown color of fruit skins. Oil gained was thenanalyzed its acid number, free fatty acid content, peroxides number,refractive index, specific gravity, and oil color values, as well as the oillarvasida test against mosquito larvae A. aegypti instar III. Determinationthe oil lethal concentration (LC) values was tested using probit analysismethod (Finney Method). The results showed that based on the values ofLC, content, and quality of the oil, full-brown colored kamandrah fruits aremore potential as larvivida against A. aegypti larvae. Oil content of thekamandrah was 20.42% while LC 50 values were 132.67 ppm (at 24 hours)and 70.08 ppm (at 48 hours). The acid number of the oil was 8.76 mgKOH/g oil; free fatty acid level of 4.36 mg KOH/g oil; peroxide number of3.59 meq O/100 g oil, refractive index of 1.4783; density of 0.9466 g/ml;and the color values were 73.03, 3.26, and 64.13 for L*, a*, and b*,respectively. Therefore, kamandrah oil is very potential to be used aslarvicide for controling the vector of dengue disease.Key words: Croton tiglium L., fruit maturity, kamandrah oil, larvicide
Keragaan Pengering Hybrid Energi Surya dan Biomasa untuk Pengeringan Sawut Ubi Kayu Terfermentasi Farid R. Abadi; Noor Roufiq Ahmadi; Ana Nurhasanah
Buletin Palawija Vol 16, No 2 (2018): Buletin Palawija Vol 16 no 2, 2018
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (444.241 KB) | DOI: 10.21082/bulpa.v16n2.2018.p54-64

Abstract

Penggunaan pengering bertenaga hybrid memiliki keunggulan dapat memanfaatkan tenaga matahari dan biomasa sehingga dapat digunakan pada kondisi cuaca kurang baik, diantaranya untuk pengeringan sawut ubi kayu terfermentasi.  Tujuan penelitian ini mengevaluasi keragaan Pengering Hybrid Energi Surya dan Biomasa arang kayu (PHESB) untuk mengeringkan sawut ubi kayu terfermentasi. Keragaan PHESB dievaluasi  menggunakan model linier dan exponensial untuk menentukan laju pengeringan (% bb/jam), kapasitas pengeringan (kg/jam), dan kelayakan finansial penerapannya. Mutu hasil pengeringan dianalisis dengan uji homogenitas koefisien regresi (laju pengeringan) dari model pengeringan yang mempunyai tingkat koefisien derterminasi (R2) terbesar dari pengamatan kadar air sawut dalam arah tegak (atas, tengah, bawah) dan mendatar (depan, tengah, belakang). Hasil penelitian menunjukkan bahwa  pada  kadar air awal sawut ubi kayu 71,45% bb dan rata-rata suhu pengeringan 40,51 + 3,61 oC, penurunan kadar air sawut ubi kayu mengikuti model linier dengan R2 dari 0,969 sampai 0,984 dengan laju pengeringan homogen baik dalam arah tegak maupun mendatar. Karakteristik PHESB dapat dinyatakan dengan model linier y =-5,081x +78,30 (R2=0,978). Dengan model ini diperoleh kapasitas pengeringan 20,86 kg/jam untuk mencapai kadar air  sawut ubi kayu 14% bb. Dengan harga alat pengering Rp. 40 juta/unit dan ongkos jasa pengeringan sawut ubi kayu basah Rp 600/kg diperoleh nisbah keuntungan dengan biaya pengeringan (B/C)<1,0. Secara teknis PHESB layak digunakan, tetapi secara finansial masih belum layak diterapkan dalam bentuk penjualan jasa pengering sawut ubi kayu.