Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

SIKLUS HIDUP LARVA Nyctemera coleta DAN Paliga auratalis SEBAGAI HAMA PADA TANAMAN DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens) NFN Rismayani; NFN Rohimatun
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.89-96

Abstract

Sambung nyawa (Gynura procumbens) merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai beragam manfaat bagi kesehatan, bermanfaat sebagai analgesik hingga antimikroba. Pada tanaman ini terdapat dua spesies larva dari ordo Lepidoptera yang merupakan hama perusak daun, sehingga menghambat pertumbuhan sambung nyawa. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku dan siklus hidup dari kedua jenis ulat yang ditemukan di pertanaman sambung nyawa, sebagai dasar dalam penelitian pengendalian hama pada pertanaman sambung nyawa. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) sejak Januari sampai April 2016. Larva yang dikumpulkan dari lapangan dipelihara dan dikembangbiakkan di laboratorium. Parameter yang diamati meliputi stadium dan karakteristik tiap stadium dari siklus hidup dua spesies hama yang ditemukan di pertanaman sambung nyawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua jenis larva yang ditemukan di pertanaman sambung nyawa adalah Nyctemera coleta dan Paliga auratalis, termasuk dalam ordo Lepidoptera. Stadium larva N. coleta merupakan stadium yang paling panjang dengan kisaran umur larva rata-rata 24 hari. Larva N. coleta merusak daun dengan memakan jaringan daun sehingga meninggalkan tulang-tulang daun. Stadium yang paling panjang pada P. auratalis adalah stadium pupa dengan rata-rata kisaran umur stadium 13,1 hari. Larva P. auratalis merusak daun sambung nyawa dengan memakan daun dan juga merekatkan sisi-sisi daun menggunakan saliva yang dikeluarkan dari mulutnya.
STRUKTUR DAN KOMPOSISI GULMA PADA TANAMAN LADA YANG BERPERAN UNTUK MENGONSERVASI SERANGGA PARASITOID NFN Rismayani; Andriana Kartikawati
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.65-74

Abstract

 Serangga dan gulma memiliki keterkaitan yang erat pada ekosistem pertanaman lada. Beberapa jenis gulma berperan sebagai inang alternatif. Penelitian bertujuan untuk mengetahui komposisi dan struktur gulma pada pertanaman lada, serta peranannya terhadap serangga parasitoid. Penelitian dilakukan di areal pertanaman lada di KP Sukamulya, Sukabumi, Jawa Barat. Penelitian berlangsung sejak Maret sampai Mei 2015. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuadrat dan peletakan plot dilakukan secara sengaja (purposive sampling), ukuran plot 3 m x 3 m, dan lima ulangan. Parameter yang diamati adalah jenis dan jumlah individu masing-masing gulma, dominansi, bobot segar dan kering. Untuk mengetahui banyaknya jumlah populasi gulma dalam satu petak menggunakan rumus Indeks Nilai Penting (INP). Faktor lingkungan yang diukur meliputi kelembapan udara dan tanah, suhu udara dan tanah, serta kemasaman tanah. Serangga yang berhasil dikoleksi pada setiap plot pengamatan diidentifikasi dan dikelompokkan berdasarkan peranannya di ekosistem pertanaman lada. Ditemukan komposisi dan struktur gulma yang beragam dan berperan penting terhadap serangga parasitoid Anastatus dasyni di pertanaman lada KP. Sukamulya, Sukabumi, Jawa Barat. Ketiga spesies gulma yang berperan yaitu Ageratum conyzoides, Asystasia intrusa dan Paspalum conjugatum. Tingkat dominansi ketiga gulma tersebut masing-masing adalah 9,75%; 9,98% dan 8,83%. Serangga Grion dasyni dan A. dasyni merupakan serangga yang berperan sebagai parasit telur hama pengisap buah lada (Dasynus piperis). Pengendalian gulma dilakukan secara selektif hanya pada areal di sekeliling lingkar batang tanaman lada.  Hal ini dimaksudkan karena banyak gulma yang berperan dalam mengonservasi serangga parasitoid.
SIKLUS HIDUP LARVA Nyctemera coleta DAN Paliga auratalis SEBAGAI HAMA PADA TANAMAN DAUN SAMBUNG NYAWA (Gynura procumbens) NFN Rismayani; NFN Rohimatun
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 28, No 1 (2017): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v28n1.2017.89-96

Abstract

Sambung nyawa (Gynura procumbens) merupakan salah satu tanaman obat yang mempunyai beragam manfaat bagi kesehatan, bermanfaat sebagai analgesik hingga antimikroba. Pada tanaman ini terdapat dua spesies larva dari ordo Lepidoptera yang merupakan hama perusak daun, sehingga menghambat pertumbuhan sambung nyawa. Tujuan penelitian untuk mengetahui perilaku dan siklus hidup dari kedua jenis ulat yang ditemukan di pertanaman sambung nyawa, sebagai dasar dalam penelitian pengendalian hama pada pertanaman sambung nyawa. Penelitian dilakukan di Laboratorium Hama Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (Balittro) sejak Januari sampai April 2016. Larva yang dikumpulkan dari lapangan dipelihara dan dikembangbiakkan di laboratorium. Parameter yang diamati meliputi stadium dan karakteristik tiap stadium dari siklus hidup dua spesies hama yang ditemukan di pertanaman sambung nyawa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dua jenis larva yang ditemukan di pertanaman sambung nyawa adalah Nyctemera coleta dan Paliga auratalis, termasuk dalam ordo Lepidoptera. Stadium larva N. coleta merupakan stadium yang paling panjang dengan kisaran umur larva rata-rata 24 hari. Larva N. coleta merusak daun dengan memakan jaringan daun sehingga meninggalkan tulang-tulang daun. Stadium yang paling panjang pada P. auratalis adalah stadium pupa dengan rata-rata kisaran umur stadium 13,1 hari. Larva P. auratalis merusak daun sambung nyawa dengan memakan daun dan juga merekatkan sisi-sisi daun menggunakan saliva yang dikeluarkan dari mulutnya.