Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PENGARUH KONSENTRASI BAHAN PENGISI DAN CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU EKSTRAK KERING SAMBILOTO Bagem Br. Sembiring
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v20n2.2009.%p

Abstract

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) memiliki banyak manfaat, untuk kese-hatan manusia dan ternak. Penggunaan ekstrak dalam bentuk serbuk akan lebih praktis dan lebih terukur sebagai bahan baku fitofarmaka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengisi ke dalam ekstrak kental dan cara pengeringan terhadap mutu ekstrak kering. Penelitian dilakukan dengan menambahkan bahan pengisi (amilum) ke dalam ekstrak kental pada konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, dan 50%, kemudian dikeringkan dengan menggunakan alat pengering oven dan freeze dryer. Parameter yang diamati adalah kadar air, tekstur, warna, kecepatan mengering, dan kadar bahan aktif (andrographolid). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi bahan pengisi 50% merupakan yang terbaik untuk mengeringkan ekstrak sambiloto, baik dari segi waktu pengeringan, warna, tekstur, maupun kadar bahan aktif. Pengeringan dengan menambahkan bahan pengisi ke dalam ekstrak kental dapat meminimalkan penurunan kadar andrographolid dengan konsentrasi 50% menjadi 2,98%. 
PENGARUH KEHALUSAN BAHAN DAN LAMA EKSTRAKSI TERHADAP MUTU EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorriza Roxb) Bagem Br. Sembiring; Ma’mun Ma’mun; Edi Imanuel Ginting
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 17, No 2 (2006): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v17n2.2006.%p

Abstract

The Influence Of The Particle Size And Length Of Extraction On The Yield And Quality Of Curcuma Extract (Curcuma xanthoriza)The effect of suitable method condition to quality of Curcuma extract, was conducted in the Laboratory at Post Harvest Technology Labora-tory of Research Institute for Aromatic and Medi-cinal Crops Bogor from Mart to May 2006. The objective of this experiment to find out the suita-ble method condition to get quality Curcuma ex-stract. Randomized complete design with factorial was used and using 2 replications. The trearment divided 2 factors, they are material of particle size and duration of extraction. Two particles size inclu-ding 40 and 60 mesh, and three lengths of ex-traction including 4, 6 and 8 hours were tested. The result showed that the particle size influen-ced the extract yield, curcumin content, oil con-tent and xanthorizol content in the extract. Mean while, the length of extraction influenced the ex-tract and oil content. The highest Cur-cumin content is 2.88% obtained from 40 mesh particle size material, while Xanthorizol content is 14.25% obtained from material with 60 mesh of particle size. 
IDENTIFIKASI MUTU TANAMAN ASHITABA Bagem Br. Sembiring; Feri Manoi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan   salah satu tanaman introduksi sehingga belum banyak dikenal di Indonesia. Di Jepang tanaman ashitaba dikonsumsi se-bagai sayuran. Tanaman ashitaba berpo-tensi meningkatkan produksi sel darah me-rah, produksi hormon pertumbuhan serta meningkatkan pertahanan tubuh untuk melawan infeksi, kanker dan juga sebagai sumber antioksidan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mutu tanaman ashitaba dari Kebun Percobaan Manoko di Lembang (1.200 m dpl). Penelitian dilak-sanakan di Laboratorium Pengujian, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor sejak Februari sampai Mei 2010. Bagian tanaman yang diidentifikasi mutu-nya adalah daun, batang dan umbi. Para-meter pengamatan yaitu karakteristik mutu, skrining fitokimia, bahan aktif, unsur mineral, rendemen ekstrak serta aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan, ashitaba dapat diekstrak menggunakan pelarut air, kadar sari larut air lebih besar dari pada kadar sari alkohol. Hasil skrining fitokimia, ashitaba mengandung senyawa alkaloid, saponin dan glikosida dengan ka-tegori kuat pada semua bagian tanaman. Kandungan flavonoid, triterfenoid dan tanin tertinggi terdapat pada daun. Ta-naman ashitaba mengandung unsur hara P, K, Na, Ca, dan Fe dan jumlah tertinggi terdapat pada daun. Rendemen ekstrak daun diperoleh 5,75 %, batang 3,99% dan umbi 3,12%. Hasil identifikasi senyawa aktif dari ekstrak campuran antara daun dengan batang diperoleh 13 komponen dan ekstrak umbi 8 komponen. Hasil peng-ujian aktivitas antioksidan, ekstrak daun menghasilkan efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan batang maupun umbi. Selanjutnya untuk menangkap ra-dikal bebas sebesar 50% (Ec50) dibutuh-kan ekstrak daun sebesar 38 ppm, batang 390,98 ppm dan umbi 780,65 ppm.
IDENTIFIKASI MUTU TANAMAN ASHITABA Bagem Br. Sembiring; Feri Manoi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 22, No 2 (2011): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v22n2.2011.%p

Abstract

Ashitaba (Angelica keiskei) merupakan   salah satu tanaman introduksi sehingga belum banyak dikenal di Indonesia. Di Jepang tanaman ashitaba dikonsumsi se-bagai sayuran. Tanaman ashitaba berpo-tensi meningkatkan produksi sel darah me-rah, produksi hormon pertumbuhan serta meningkatkan pertahanan tubuh untuk melawan infeksi, kanker dan juga sebagai sumber antioksidan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui mutu tanaman ashitaba dari Kebun Percobaan Manoko di Lembang (1.200 m dpl). Penelitian dilak-sanakan di Laboratorium Pengujian, Balai Penelitian Tanaman Obat dan Aromatik, Bogor sejak Februari sampai Mei 2010. Bagian tanaman yang diidentifikasi mutu-nya adalah daun, batang dan umbi. Para-meter pengamatan yaitu karakteristik mutu, skrining fitokimia, bahan aktif, unsur mineral, rendemen ekstrak serta aktivitas antioksidan. Hasil penelitian menunjukkan, ashitaba dapat diekstrak menggunakan pelarut air, kadar sari larut air lebih besar dari pada kadar sari alkohol. Hasil skrining fitokimia, ashitaba mengandung senyawa alkaloid, saponin dan glikosida dengan ka-tegori kuat pada semua bagian tanaman. Kandungan flavonoid, triterfenoid dan tanin tertinggi terdapat pada daun. Ta-naman ashitaba mengandung unsur hara P, K, Na, Ca, dan Fe dan jumlah tertinggi terdapat pada daun. Rendemen ekstrak daun diperoleh 5,75 %, batang 3,99% dan umbi 3,12%. Hasil identifikasi senyawa aktif dari ekstrak campuran antara daun dengan batang diperoleh 13 komponen dan ekstrak umbi 8 komponen. Hasil peng-ujian aktivitas antioksidan, ekstrak daun menghasilkan efektivitas yang lebih baik dibandingkan dengan batang maupun umbi. Selanjutnya untuk menangkap ra-dikal bebas sebesar 50% (Ec50) dibutuh-kan ekstrak daun sebesar 38 ppm, batang 390,98 ppm dan umbi 780,65 ppm.
PENGARUH KONSENTRASI BAHAN PENGISI DAN CARA PENGERINGAN TERHADAP MUTU EKSTRAK KERING SAMBILOTO Bagem Br. Sembiring
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 20, No 2 (2009): BULETIN PENELITIAN TANAMAN REMPAH DAN OBAT
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v20n2.2009.%p

Abstract

Sambiloto (Andrographis paniculata Nees) memiliki banyak manfaat, untuk kese-hatan manusia dan ternak. Penggunaan ekstrak dalam bentuk serbuk akan lebih praktis dan lebih terukur sebagai bahan baku fitofarmaka. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh penambahan bahan pengisi ke dalam ekstrak kental dan cara pengeringan terhadap mutu ekstrak kering. Penelitian dilakukan dengan menambahkan bahan pengisi (amilum) ke dalam ekstrak kental pada konsentrasi 0, 10, 20, 30, 40, dan 50%, kemudian dikeringkan dengan menggunakan alat pengering oven dan freeze dryer. Parameter yang diamati adalah kadar air, tekstur, warna, kecepatan mengering, dan kadar bahan aktif (andrographolid). Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan dua ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsentrasi bahan pengisi 50% merupakan yang terbaik untuk mengeringkan ekstrak sambiloto, baik dari segi waktu pengeringan, warna, tekstur, maupun kadar bahan aktif. Pengeringan dengan menambahkan bahan pengisi ke dalam ekstrak kental dapat meminimalkan penurunan kadar andrographolid dengan konsentrasi 50% menjadi 2,98%.