Ratna Wylis Arief
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

POTENSI PENGOLAHAN DAGING BUAH PALA MENJADI ANEKA PRODUK OLAHAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Ratna Wylis Arief; Firdausil AB; Robet Asnawi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v26n2.2015.165-174

Abstract

Di beberapa daerah daging buah pala dibuang sebagai limbah setelah diambil biji dan fulinya, padahal daging buah pala merupakan komponen terbesar dari buah pala segar dibanding fuli, tempurung biji, dan daging biji. Pemanfaatan daging buah pala secara optimal melalui diversifikasi produk olahan buah pala dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan keuntungan ganda bagi petani pala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang pengembangan diversifikasi pengolahan buah pala dan jenis olahan buah pala yang paling disukai oleh konsumen. Penelitian dilaksanakan di Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sejak Maret sampai Mei 2012. Perlakuan yang diterapkan adalah pembuatan tiga jenis olahan buah pala yaitu manisan pala, sirup pala, dan selai pala dengan pembanding manisan pepaya, sirup melon, dan selai nanas. Variabel pengamatan meliputi respon petani pala terhadap inovasi produk olahan pala, uji tingkat kesukaan konsumen/organoleptik (warna, aroma, dan rasa), dan analisis keuntungan. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga jenis olahan daging buah pala yang diintroduksikan, sirup pala merupakan jenis olahan buah pala yang paling disukai dan berpeluang besar untuk dikembangkan pada skala usaha di Kabupaten Pesawaran. Hasil analisis ekonomi terhadap tiga jenis olahan yang diintroduksikan layak untuk dikembangkan dengan nilai R/C ratio berkisar antara 1,42 sampai 1,94.
Food Diversification of Cassava as Functional Food Instead of Rice in Lampung Ratna Wylis Arief; Erliana Novitasari; Robet Asnawi
PLANTA TROPIKA: Jurnal Agrosains (Journal of Agro Science) Vol 6, No 2 (2018)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.18196/pt.2018.081.62-69

Abstract

Cassava has been known to have low glycaemic index (GI) recommended for diabetics. Cassava can be used as alternative food source for substitution of rice as Indonesian staple food. The current study aimed to investigate phisycal and chemical properties of food diversification of cassava. Levels of dietary fibre were measured by enzymatic-gravimetric AOAC, while total sugar content was measured by Lane-Eynon titration. Determination of starch was observed by using spectrophotometer and energy analysis by bomb calorimetry. Level of glycaemic index (GI) was  determined by EL, S.N. method. The sensory analysis was performed by preference test by using hedonic scale towards 20 panelists. Analysis of cost and benefit was used to investigate the economic feasibility of the products. Among several products of cassava, analog rice has the highest value of dietary fibre (4.72%), starch (75.64%) and energy level (349.38 cal/kg).  In addition, it has the lowest value of total sugar content (1,19%) and GI (56).  It is also the most preferable in terms of colour (4.35), aroma (3.90), taste (4.35) and general acceptance (4.05). Economically, analog rice provides the highest profit than instant tiwul and oyek, which are 1.66; 1.56 and 1.47 respectively.
Analysis of Chemical Characteristic of Casava Flour from Klenteng and Casessart (UJ5) Varieties Erliana Novitasari; Ratna Wylis Arief
Jurnal Penelitian Pertanian Terapan Vol 18 No 1 (2018)
Publisher : Politeknik Negeri Lampung.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25181/jppt.v18i1.1227

Abstract

The technology of cassava flour modification has been researched and developed. Biological change by using BIMO-CF containing lactic acid bacteria is a practical technology that is easy to apply in the production of cassava flour. This research was conducted from May until August 2017 at Agrosains Park Natar with the aim to know the chemical characteristics of cassava flour from Klenteng and Casessart varieties. Observation parameters included analysis of moisture content, ash content, fat content, protein content, fiber content, total carbohydrate content, starch content, HCN content, and white degree at THP Polytechnic State Laboratory of Lampung. The results showed that the highest yield was produced by cassava flour from casessart variety with the addition of BIMO-CF were 23.11%. The water content of cassava flour produced ranged between 8.02-9.19%, by the quality requirements of SNI. The lowest ash content was cassava flour from casessart variety (1.19%) without the addition of starter. The addition of starter increased the protein content of cassava flour both of Klenteng variety (0.47%) and Casessart variety (1.11%), decreasing the fiber content for Klenteng variety (0.67%) and Casessart variety (0.90%). The amount of fat contained in cassava flour produced ranged from 0.69 to 0.87%. Carbohydrate content (Klenteng variety was 88.49%, and Casessart variety was 87,69%) and starch content (Klenteng variety was 85,98%, and Casessart variety was 84,83%), cassava flour with the addition of starter higher than cassava flour without the addition of starter. All of the cassava flour produced has HCN levels below the maximum limit (0.0216-0.0293%), while the degree of white (> 80%) has not met the quality requirements of SNI.
POTENSI PENGOLAHAN DAGING BUAH PALA MENJADI ANEKA PRODUK OLAHAN BERNILAI EKONOMI TINGGI Ratna Wylis Arief; Firdausil AB; Robet Asnawi
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 26, No 2 (2015): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v26n2.2015.165-174

Abstract

Di beberapa daerah daging buah pala dibuang sebagai limbah setelah diambil biji dan fulinya, padahal daging buah pala merupakan komponen terbesar dari buah pala segar dibanding fuli, tempurung biji, dan daging biji. Pemanfaatan daging buah pala secara optimal melalui diversifikasi produk olahan buah pala dapat meningkatkan pendapatan dan memberikan keuntungan ganda bagi petani pala. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peluang pengembangan diversifikasi pengolahan buah pala dan jenis olahan buah pala yang paling disukai oleh konsumen. Penelitian dilaksanakan di Desa Sinar Harapan, Kecamatan Kedondong, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung, sejak Maret sampai Mei 2012. Perlakuan yang diterapkan adalah pembuatan tiga jenis olahan buah pala yaitu manisan pala, sirup pala, dan selai pala dengan pembanding manisan pepaya, sirup melon, dan selai nanas. Variabel pengamatan meliputi respon petani pala terhadap inovasi produk olahan pala, uji tingkat kesukaan konsumen/organoleptik (warna, aroma, dan rasa), dan analisis keuntungan. Data yang terkumpul dianalisis secara statistik dan dilanjutkan dengan uji Duncan pada taraf 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari tiga jenis olahan daging buah pala yang diintroduksikan, sirup pala merupakan jenis olahan buah pala yang paling disukai dan berpeluang besar untuk dikembangkan pada skala usaha di Kabupaten Pesawaran. Hasil analisis ekonomi terhadap tiga jenis olahan yang diintroduksikan layak untuk dikembangkan dengan nilai R/C ratio berkisar antara 1,42 sampai 1,94.