Tujuan utama penelitian ini adalah menguji pengaruh faktor-faktor sosial-demografi, sosial-budaya dan keberagamaan terhadap sikap mahasiswa perguruan tinggi mengenai peran jender. Responden adalah 269 mahasiswi dan 179 mahasiswa perguruan tinggi negeri di wilayah Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat yang sedang mengikuti perkuliahan semester genap tahun 2012. Responden berasal dari program studi sarjana Ilmu Hukum, Ilmu Keperawatan, Ilmu Kesejahteraan Sosial, dan Ilmu Pemerintahan yang rata-rata berusia 19,7 tahun (SD=1,1). Penentuan sampel dilakukan secara non- random dengan menggunakan convenience sampling technique. Data dikumpulkan melalui pengisian kuesioner terstruktur oleh para responden. Penelitian ini menunjukkan kecenderungan sikap mahasiswa yang ambigu atau inkonsisten terhadap peran jender. Meskipun secara umum mahasiswa mendukung kesetaraan kesempatan dan peran laki-laki dan perempuan dalam pekerjaan dan pendidikan, sebagian besar masih mendukung adanya segregasi peran laki-laki dan perempuan dalam kehidupan keluarga dan masyarakat yang pada prinsipnya memberikan keistimewaan dan kebebasan yang lebih besar kepada laki-laki. Analisis regresi menunjukkan bahwa jenis kelamin, agama, orientasi kekerabatan, dan tingkat keberagamaan secara statistik memiliki asosiasi signifikan dengan sikap mahasiswa mengenai peran jender. Jurusan, masa kuliah, dan latar belakang lingkungan masa kecil dan remaja tidak menunjukkan asosiasi yang signifikan dengan sikap mahasiswa. Dalam kerangka pendidikan berwawasan jender, penelitian ini merekomendasikan pengembangan metode untuk penelitian di masa yang akan datang. Penelitian juga merekomendasikan pentingnya transformasi dan peningkatan sikap yang mendukung kesetaraan jender di kalangan mahasiswa perguruan tinggi. Materi-materi berwawasan jender perlu diintegrasikan ke dalam kurikulum akademik dan kegiatan kemahasiswaan. Kata kunci: sikap mahasiswa, peran jender, kesetaraan laki-laki dan perempuan, lembaga pendidikan tinggi