Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Kandungan Kafein dan Karakteristik Morfologi Pucuk (Pekoe) dengan 3 Daun Muda (P+3) Enam Genotipe Teh Budi Martono; Laba Udarno
Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar Vol 2, No 2 (2015): Jurnal Tanaman Industri dan Penyegar
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/jtidp.v2n2.2015.p69-76

Abstract

Caffeine plays an important role in determining a bitter flavor of tea. Different genotype and picking types cause differences in caffeine content and quality of tea. The research aimed to determine the caffeine content and morphological characteristics of shoots (peko) with 3 young leaves below (P+3) on several tea genotypes. The study was conducted at Tambi tea plantation and Laboratory of Testing, Center for Agro-based Industri (CABI), Bogor from April to June 2013. Caffeine was extracted using chloroform and measured at a wavelength of 276.5 nm. Caffeine analysis was carried out using shoots (peko) with 3 young leaves below (P + 3), which were arranged in a completely randomized design with 6 tea genotypes as treatments (Tbs 1 Tbs 2, RB 3, Kiara 8, Cin 143, and Hybrid) and replicated 4 times. Characterization on tea shoots was done by observing quantitative and qualitative characters. The results showed that genotypes had significant effect on caffeine content. RB 3 genotype had the highest caffeine content (3.58%) followed by Cin 143 genotype (3.43%). Based on caffeine content, Tbs 1 and Tbs 2 are promising genotypes with better quality than RB 3 and Cin 143. The diversity among genotypes revealed by shape, base, edges, and the tips of the leaves; the upper surface of leaves, leaf color, feathers on shoots (peko), leaf length and width characters, the ratio of the length and width of leaf, petiole length, number of leaf bones, flesh thick leaves, and shoots (peko) length. Moreover, caffeine content was negatively correlated with the ratio of the length and width of leaf.
OBSERVASI HASIL DAN MUTU LADA LOKAL DI DUA AGROEKOLOGI Nurliani Bermawie; Sri Wahyuni; Ruby Heryanto; Rudi T Setiyono; Laba Udarno
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v24n2.2013.%p

Abstract

Upaya peningkatan produktivitas lada dapat dilakukan dengan penggunaan bahan tanaman unggul lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi hasil, komponen hasil dan mutu lada lokal asal Sukabumi dan varietas pembanding Petaling-1, di dua agroekologi berbeda, di kabupaten Sukabumi dan kabupaten Purwakarta. Pengamatan dilakukan pada 10% tanaman contoh dari tiap populasi, pada sifat hasil per pohon, komponen hasil dan mutu. Data dianalisis dengan uji t. Pertumbuhan, hasil, komponen hasil dan mutu lada kedua varietas secara umum lebih baik di Purwakarta dari pada di Sukabumi. Hasil uji t memperlihatkan bahwa hasil per pohon, karakter jumlah malai per tanaman, panjang malai, jumlah biji per malai, bobot malai dan panjang tangkai malai berbeda antara varietas lokal dengan varietas Petaling-1, dan lada lokal lebih baik dari Petaling-1. Hasil lada lokal per pohon di Purwakarta 2,79 kg, dan varietas Petaling-1, yaitu1,67 kg per pohon. Di Sukabumi hasil buah segar lada lokal juga lebih tinggi dari varietas Petaling-1 berturut-turut 2,13 kg dan 1,30 kg per pohon. Malai lada lokal 9-13,5 cm, dengan jumlah buah per malai 70-140 butir, lebih panjang dan lebih banyak dari malai Petaling-1 berturut-turut 5-9 cm, dan 20-60 butir. Mutu lada putih maupun lada hitam berbeda antar lokasi, dan mutu di Purwakarta lebih baik dari pada di Sukabumi. Di kedua lokasi, mutu lada lokal baik kadar minyak atsiri, oleoresin maupun piperin lebih baik dari Petaling-1. Bobot buah segar lada lokal sama dengan Petaling-1 sehingga cocok untuk diproses menjadi lada putih. 
OBSERVASI HASIL DAN MUTU LADA LOKAL DI DUA AGROEKOLOGI Nurliani Bermawie; Sri Wahyuni; Ruby Heryanto; Rudi T Setiyono; Laba Udarno
Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat Vol 24, No 2 (2013): Buletin Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bullittro.v24n2.2013.%p

Abstract

Upaya peningkatan produktivitas lada dapat dilakukan dengan penggunaan bahan tanaman unggul lokal. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi hasil, komponen hasil dan mutu lada lokal asal Sukabumi dan varietas pembanding Petaling-1, di dua agroekologi berbeda, di kabupaten Sukabumi dan kabupaten Purwakarta. Pengamatan dilakukan pada 10% tanaman contoh dari tiap populasi, pada sifat hasil per pohon, komponen hasil dan mutu. Data dianalisis dengan uji t. Pertumbuhan, hasil, komponen hasil dan mutu lada kedua varietas secara umum lebih baik di Purwakarta dari pada di Sukabumi. Hasil uji t memperlihatkan bahwa hasil per pohon, karakter jumlah malai per tanaman, panjang malai, jumlah biji per malai, bobot malai dan panjang tangkai malai berbeda antara varietas lokal dengan varietas Petaling-1, dan lada lokal lebih baik dari Petaling-1. Hasil lada lokal per pohon di Purwakarta 2,79 kg, dan varietas Petaling-1, yaitu1,67 kg per pohon. Di Sukabumi hasil buah segar lada lokal juga lebih tinggi dari varietas Petaling-1 berturut-turut 2,13 kg dan 1,30 kg per pohon. Malai lada lokal 9-13,5 cm, dengan jumlah buah per malai 70-140 butir, lebih panjang dan lebih banyak dari malai Petaling-1 berturut-turut 5-9 cm, dan 20-60 butir. Mutu lada putih maupun lada hitam berbeda antar lokasi, dan mutu di Purwakarta lebih baik dari pada di Sukabumi. Di kedua lokasi, mutu lada lokal baik kadar minyak atsiri, oleoresin maupun piperin lebih baik dari Petaling-1. Bobot buah segar lada lokal sama dengan Petaling-1 sehingga cocok untuk diproses menjadi lada putih.