This Author published in this journals
All Journal Sosiohumaniora
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

PENGEMBANGAN KEBIJAKAN KAWASAN EKO-INOVASI (STUDI KASUS KAWASAN PUSAT ILMU PENGETAHUAN DAN TEKNOLOGI, KOTA TANGERANG SELATAN) Sri Setiawati -; Hadi Alikodra -; Bambang Pramudya -; Arya Hadi Dharmawan -
Sosiohumaniora Vol 17, No 2 (2015): SOSIOHUMANIORA, JULI 2015
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (889.904 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v17i2.7308

Abstract

Secara konsep, strategi dan paradigma yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan,baik pada level makro, meso maupun mikro sudah mampu menggeser paradigam lama seperti paradigmapertumbuhan ekonomi sampai pada tahun 1970 dan paradigma yang menekankanpada aspek pemerataan hasilhasilpembangunan. Namun demikian, dalam tataran implementasi sampai saat ini belum memberikan hasil yangmenggembirakan. Oleh karena itu dalam pertemuan KTT Rio+20 tahun 2012 mendeklarasikan dokumen barupembangunan berkelanjutan dengan judul ”The Future We want”. The Future We Want yang menekankan kepadasemangat bersama walaupun berbeda tanggung jawab, dan menekankan pada pembangunan ekonomi hijau yanglebih dapat diterima oleh para pelaku ekonomi. Kawasan PUSPIPTEK yang memiliki lahan seluas 460 hektarsampai saat ini masih terjaga sebagai kawasan hijau dengan ruang terbuka hijau lebih dari tiga puluh persen.Kawasan PUSPIPTEK memiliki lahan seluas 460 Ha sampai saat ini masih terjaga sebagai kawasan hijau denganruang terbuka hijau lebih dari 30 persen. Berpedoman pada konsep-konsep yang dikembangkan dalam menjadikankawasan menjadi kawasan ekologi , maka Pusat Ilmu Pengetahuan dan Teknologi sebagai sebuah kawasan yangmemiliki 47 Balai / Pusat / laboratorium, industri berbasis teknologi serta sarana pendukung publik dimana didalamnya terdapat 5 institusi meliputi Kementerian Ristek, BPPT, LIPI, Batan serta Kementerian LingkunganHidup dapat dilihat sebagai model eko-inovasi dimana terjadi aliran proses dan produk. Tujuan penelitian adalahmenyusun pengembangan kebijakan eko-inovasi pada kawasan PUSPIPTEK. Selanjutnya untuk mengembangkanmodel pengelolaan eko-inovasi digunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) dan Intrepretative Structural Model(ISM) digunakan untuk pengembangan model kelembagaan eko-inovasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwamodel pengelolaan yang dipilih adalah model pengelolaan partnersip (kemitraan) dimana hal ini sesuai denganharapan pemangku kepentingan di kawasan PUSPIPTEK. Sementara itu, untuk mengembangkan kelembagaaneko-inovasi telah diidentifikasi ada 6 elemen yang memegang peranan penting meliputi; partisipasi pemangkukepentingan, sistem perencanaan, biaya pengelolaan lingkungan, prilaku stakeholder, kualitas SDM dan aturanpengelolaan limbah. Dengan demikian, untuk dapat mengimplementasikan konsep eko-inovasi di kawasanPUSPIPTEK diperlukan restrukturisasi kelembagaan PUSPIPTEK.