Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KEKERASAN DALAM EMOTIONAL BRANDING PERUSAHAAN INDONESIA Fitri Adona
Sosiohumaniora Vol 12, No 3 (2010): SOSIOHUMANIORA, NOPEMBER 2010
Publisher : Universitas Padjadjaran

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (329.964 KB) | DOI: 10.24198/sosiohumaniora.v12i3.11553

Abstract

Emotional branding adalah saluran di mana orang secara tidak sadar berhubungan dengan perusahaan dan dengan produknya dalam metode yang mengagumkan secara emosional. Kekerasan simbolik potensial muncul dari produksi dan reproduksinya, karena konsumen dikondisikan secara tidak sadar menerima pesan dari penggunaan seluruh elemen brand yang mencakup penggunaan warna, bentuk, dan tampilan. Kekerasan simbolik diterima sebagai penghormatan etis meskipun dalam praktiknya perusahaan yang menerapkan emotional branding cenderung tidak etis. Emotional branding dikhawatirkan menghilangkan kepekaan konsumen terhadap kekerasan simbolik.  Penelitian ini menerapkan case study design multicast-multilevel. Objeknya adalah empat pilar yang menjadi strategi emotional branding yang mencakup: hubungan: upaya perusahaan menumbuhkan hubungan yang mendalam dan rasa hormat pada diri konsumen; pengalaman panca indera: upaya perusahaan menyediakan suatu pengalaman pancaindera kepada konsumen dari suatu merk;  dan imajinasi: upaya perusahaan dalam menetapkan desain merk; dan visi: faktor utama kesuksesan merk dalam jangka panjang.  Analisis multi kasus membuktikan bahwa beberapa perusahaan pemilik brand  ada yang memadukan kegiatan pemasaran dengan kegiatan sosial dan melakukan edukasi pasar, sebagian lainnya berupaya memperalat konsumen sebagai jaringan pemasaran. Sebetulnya emotional branding diterapkan agar perusahaan pemilik brand tidak dicap melakukan pemaksaan dan kekerasan. Namun sebagian konsumen merasa dirongrong dan tidak berdaya menolak tawaran, rayuan dan pernyataan faktual dari pemasar dan penjual_apalagi konsumen yang mempunyai “peer pressure” atau status sosial yang harus dikejar.  Kesimpulannya, ”Kekerasan simbolik ditentukan oleh industri periklanan, peristiwa kehidupan dan persaingan industri, kamerawan televisi atau industri periklanan, dan kekuatan pandangan atau konsep tertentu (yang dalam hal ini dipahami sebagai ideologi), serta event organizer dan agency sejenis!” 
PELATIHAN DIGITAL MARKETING BAGI WIRAUSAHA BARU KOTA CIMAHI BANDUNG Afifah; Fitri Adona; Ruzita Sumiati; Yuhefizar
Jurnal Pengabdian dan Peningkatan Mutu Masyarakat (Janayu) Vol. 4 No. 1 (2023): Jurnal Pengabdian dan Peningkatan Mutu Masyarakat
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/janayu.v4i1.24102

Abstract

Pemasaran digital merupakan metode pemasaran produk atau jasa menggunakan teknologi informasi. Metode ini diyakini dapat memperluas pangsa pasar, meningkatkan awareness dan meningkatkan penjualan. Oleh sebab itu pemahaman dan keterampilan memasarkan secara digital dilatihkan pada 20 (dua puluh) Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) yang tergabung dalam Wirausaha Baru Kota Cimahi. Pelatihan ini diberikan dengan metode tatap muka dan online. Pelatihan tatap muka dilaksanakan di Cimahi Techopark sedangkan pelatihan online melalui aplikasi zoom. Materi pelatihan yang bersifat teori meliputi: pemahaman tentang pemasaran konvensional dan digital; teknik bahasa iklan yang menarik. Materi lain yang diberikan adalah keterampilan memanfaatkan media social dan website sebagai media pemasaran digital, materi ini bersifat praktek. Dari kegiatan pelatihan yang dilakukan, peserta sudah dapat pemahaman pentingnya pemasaran digital bagi peningkatan kinerja usaha mereka dan peserta juga sudah mengetahui bagaimana membuat iklan dengan bahasa yang tepat dan menarik. Hasil lainnya adalah peserta sudah mengetahui bagaimana memanfaatkan social media sebagai sarana media pemasaran digital dan salah satu peserta dibuatkan website percontohan.