Elda Nurnasari
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Lima Jenis Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Elda Nurnasari; . Djumali
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 3, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v3n2.2011.71-79

Abstract

Pengembangan tanaman jarak pagar mengalami beberapa kendala, di antaranya produksi biji yang rendah. Hal ini terkait dengan rendahnya jumlah bunga betina yang dihasilkan dalam satu malai. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap pertumbuhan, pem-bungaan, dan produksi jarak pagar, dilakukan di KP Asembagus pada bulan Januari−Desember 2010. Lima jenis bahan aktif ZPT meliputi paclobutrazol, asam geberelin (GA3), asam naptalin asetik (NAA), mepiquat klorida, dan 2,4-D, serta perlakuan kontrol (tanpa bahan aktif ZPT), diaplikasikan pada tanaman jarak pagar berumur 1 tahun dan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa aplikasi ZPT mempengaruhi jumlah cabang, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, dan jumlah buah, namun tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan lebar kanopi. NAA menghasilkan jumlah buah yang paling banyak (121,4 buah per tanaman) sedangkan GA3 mempercepat pemunculan bunga (8,33 hari setelah aplikasi). Development of physic nut is facing some problems, one of them is low seed production. This is related to the low number of female flowers which are produced in a panicle. The aim of the study is to determine the effect of plant growth regulator (PGR) on growth, flowering, and seed production, it was conducted at Asembagus Experimental Station, Situbondo from January to December 2010. Five kinds of plant growth re-gulator i.e. paclobutrazol, geberelline acid (GA3), naphthalene acetic acid (NAA), mepiquat chloride, and 2,4-D, and control (without PGR) were applied on one-year-old of J. curcas and arranged in a randomized block de-sign with three replications. The results showed that PGR application affects the number of branches, male flower, female flower, and fruit, but not affected plant height and canopy width. NAA gave the highest number of fruit, i.e. 121.4 capsules per plant, and GA3 triggered the earliest flowering, i.e. at 8.33 days after application.
Pengaruh Kondisi Ketinggian Tempat Terhadap Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung Elda Nurnasari; . Djumali
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 2, No 2 (2010): Oktober 2010
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/bultas.v2n2.2010.45-59

Abstract

Tembakau temanggung banyak dibudidayakan pada daerah pegunungan, terutama di lereng Gunung Sum-bing dan Gunung Sindoro. Untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap produksi dan mutu tem-bakau temanggung maka dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pro-duksi dan mutu tembakau temanggung. Percobaan pot dilakukan di Kabupaten Temanggung-Jawa Tengah, pada bulan Maret–Agustus 2008 dengan 3 perlakuan lokasi tumbuh yang mempunyai perbedaan elevasi tempat, yakni (1) Desa Tlilir berelevasi 1395 m dpl, (2) Desa Wonotirto berelevasi 1245 m dpl, dan (3) Desa Sunggingsari berelevasi 880 m dpl dengan media tanah yang sama (seri Wonotirto). Perlakuan disusun da-lam rancangan tersarang dengan 9 ulangan, dimana ulangan tersarang dalam perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa lokasi tumbuh mempengaruhi produksi dan kadar nikotin tembakau yang dihasilkan. Produksi rajangan kering tertinggi (28,3 g/tanaman) diperoleh dari tembakau yang ditanam di Desa Wono-tirto sedangkan kadar nikotin tertinggi (6,24%) diperoleh Desa Tlilir. Perbedaan lokasi tumbuh diikuti oleh perbedaan unsur-unsur lingkungan (temperatur udara, kelembapan udara relatif, curah hujan, dan jumlah hari hujan) selama masa hidup tanaman. Unsur lingkungan yang mempengaruhi produksi adalah temperatur udara, kelembapan relatif, curah hujan, dan jumlah hari hujan. Adapun unsur lingkungan yang mempenga-ruhi kadar nikotin adalah elevasi tempat, temperatur udara, dan kelembapan relatif. Temanggung tobacco is cultivated in highly areas, especially at Sumbing and Sindoro mountainside. To de-termine the effect of land elevation on yield and quality of temanggung tobacco, experiment had been con-ducted at different land elevation. Pot experiment was conducted in the Temanggung Regency-Central Java, on March–August 2008 with 3 treatments of growth location which has different site altitude, that is (1) Tlilir with site altitude 1395 m above sea level (asl), (2) Wonotirto with site altitude 1245 m asl, and (3) Sung-gingsari with site altitude 880 m asl with the same soil (Wonotirto series). The treatments were arranged in nested design with nine replications, which the replications were nested in the treatment. Result showed that growth location affect on yield and nicotine content. The highest production of dried sliced (28.3 g/ plant) was obtained in Wonotirto while the highest nicotine content (6.24%) was obtained in Tlilir. Differences in growth location followed by the difference of the environmental elements (air temperature, relative humi-dity, rainfall, and number of rainy days) during the lifetime of the plant. Environmental element that affect the production is the air temperature, relative humidity, rainfall, and number of rainy days. The environmen-tal elements that affect the nicotine content is the site altitude, air temperature, and relative humidity.
Karakteristik dan Komposisi Asam Lemak pada Minyak Biji Kenaf dari Lima Varietas Karangploso (KR) (Hibiscus cannabinus L.) Elda Nurnasari; Nurindah Nurindah
agriTECH Vol 40, No 4 (2020)
Publisher : Faculty of Agricultural Technology, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (419.309 KB) | DOI: 10.22146/agritech.38125

Abstract

The Kenaf seed has narrow applications despite the relatively high oil content. This study therefore aims to identify the fatty acid content and chemical characteristics of kenaf seed oil derived from five superior varieties released by Balittas. These include Karangploso (KR) 6, 9, 11, 12, and 14, estimated to have oil content between the range 22.71–32.-32%. Furthermore, the quality is determined by testing several parameters, encompassing the acid number, free fatty acid level, iodine, saponification and peroxide number. The result show an acid rate range of 2.21 mg KOH/g (KR 12) - 3.28 mg KOH/g (KR 11) in kenaf seed oil. Meanwhile, the free fatty acids varied from 1.10–1.64%, with saponification (194.97–243.91 mg KOH/g) iodine rate (54.72– 71.44 g Iod/100 g) and peroxide rate (33.97 mec/kg (KR 14) - 56.23 mec/kg (KR 6)). The kenaf seed oil was concluded to contain numerous essential fatty acids, and oleic acid (44.73% KR 9; 43.01% KR 14), as well as linoleic acid (42.19% KR 12) exhibited the highest amounts.
Respon Tanaman Jarak Pagar (Jatropha curcas L.) Terhadap Lima Jenis Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) Elda Nurnasari; . Djumali
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 3, No 2 (2011): Oktober 2011
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (316.391 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v3n2.2011.71-79

Abstract

Pengembangan tanaman jarak pagar mengalami beberapa kendala, di antaranya produksi biji yang rendah. Hal ini terkait dengan rendahnya jumlah bunga betina yang dihasilkan dalam satu malai. Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian zat pengatur tumbuh (ZPT) terhadap pertumbuhan, pem-bungaan, dan produksi jarak pagar, dilakukan di KP Asembagus pada bulan Januari−Desember 2010. Lima jenis bahan aktif ZPT meliputi paclobutrazol, asam geberelin (GA3), asam naptalin asetik (NAA), mepiquat klorida, dan 2,4-D, serta perlakuan kontrol (tanpa bahan aktif ZPT), diaplikasikan pada tanaman jarak pagar berumur 1 tahun dan disusun dalam rancangan acak kelompok dengan tiga ulangan. Hasil penelitian me-nunjukkan bahwa aplikasi ZPT mempengaruhi jumlah cabang, jumlah bunga jantan, jumlah bunga betina, dan jumlah buah, namun tidak mempengaruhi tinggi tanaman dan lebar kanopi. NAA menghasilkan jumlah buah yang paling banyak (121,4 buah per tanaman) sedangkan GA3 mempercepat pemunculan bunga (8,33 hari setelah aplikasi). Development of physic nut is facing some problems, one of them is low seed production. This is related to the low number of female flowers which are produced in a panicle. The aim of the study is to determine the effect of plant growth regulator (PGR) on growth, flowering, and seed production, it was conducted at Asembagus Experimental Station, Situbondo from January to December 2010. Five kinds of plant growth re-gulator i.e. paclobutrazol, geberelline acid (GA3), naphthalene acetic acid (NAA), mepiquat chloride, and 2,4-D, and control (without PGR) were applied on one-year-old of J. curcas and arranged in a randomized block de-sign with three replications. The results showed that PGR application affects the number of branches, male flower, female flower, and fruit, but not affected plant height and canopy width. NAA gave the highest number of fruit, i.e. 121.4 capsules per plant, and GA3 triggered the earliest flowering, i.e. at 8.33 days after application.
Pengaruh Kondisi Ketinggian Tempat Terhadap Produksi dan Mutu Tembakau Temanggung Elda Nurnasari; . Djumali
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 2, No 2 (2010): Oktober 2010
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (472.593 KB) | DOI: 10.21082/bultas.v2n2.2010.45-59

Abstract

Tembakau temanggung banyak dibudidayakan pada daerah pegunungan, terutama di lereng Gunung Sum-bing dan Gunung Sindoro. Untuk mengetahui pengaruh ketinggian tempat terhadap produksi dan mutu tem-bakau temanggung maka dilakukan percobaan untuk mengetahui pengaruh faktor lingkungan terhadap pro-duksi dan mutu tembakau temanggung. Percobaan pot dilakukan di Kabupaten Temanggung-Jawa Tengah, pada bulan Maret–Agustus 2008 dengan 3 perlakuan lokasi tumbuh yang mempunyai perbedaan elevasi tempat, yakni (1) Desa Tlilir berelevasi 1395 m dpl, (2) Desa Wonotirto berelevasi 1245 m dpl, dan (3) Desa Sunggingsari berelevasi 880 m dpl dengan media tanah yang sama (seri Wonotirto). Perlakuan disusun da-lam rancangan tersarang dengan 9 ulangan, dimana ulangan tersarang dalam perlakuan. Hasil percobaan menunjukkan bahwa lokasi tumbuh mempengaruhi produksi dan kadar nikotin tembakau yang dihasilkan. Produksi rajangan kering tertinggi (28,3 g/tanaman) diperoleh dari tembakau yang ditanam di Desa Wono-tirto sedangkan kadar nikotin tertinggi (6,24%) diperoleh Desa Tlilir. Perbedaan lokasi tumbuh diikuti oleh perbedaan unsur-unsur lingkungan (temperatur udara, kelembapan udara relatif, curah hujan, dan jumlah hari hujan) selama masa hidup tanaman. Unsur lingkungan yang mempengaruhi produksi adalah temperatur udara, kelembapan relatif, curah hujan, dan jumlah hari hujan. Adapun unsur lingkungan yang mempenga-ruhi kadar nikotin adalah elevasi tempat, temperatur udara, dan kelembapan relatif. Temanggung tobacco is cultivated in highly areas, especially at Sumbing and Sindoro mountainside. To de-termine the effect of land elevation on yield and quality of temanggung tobacco, experiment had been con-ducted at different land elevation. Pot experiment was conducted in the Temanggung Regency-Central Java, on March–August 2008 with 3 treatments of growth location which has different site altitude, that is (1) Tlilir with site altitude 1395 m above sea level (asl), (2) Wonotirto with site altitude 1245 m asl, and (3) Sung-gingsari with site altitude 880 m asl with the same soil (Wonotirto series). The treatments were arranged in nested design with nine replications, which the replications were nested in the treatment. Result showed that growth location affect on yield and nicotine content. The highest production of dried sliced (28.3 g/ plant) was obtained in Wonotirto while the highest nicotine content (6.24%) was obtained in Tlilir. Differences in growth location followed by the difference of the environmental elements (air temperature, relative humi-dity, rainfall, and number of rainy days) during the lifetime of the plant. Environmental element that affect the production is the air temperature, relative humidity, rainfall, and number of rainy days. The environmen-tal elements that affect the nicotine content is the site altitude, air temperature, and relative humidity.