Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Kemampuan Siswa Chika Yuliana; Sanusi; Swasti Maharani
Educatif Journal of Education Research Vol 1 No 1 (2019): July
Publisher : Kreasi Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.456 KB) | DOI: 10.36653/educatif.v1i1.3

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan siswa SMP dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan kemampuan tingkat tinggi, tingkat sedang dan tingkat rendah yang dimiliki siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Wungu, kemudian untuk menentukan subjeknya dilihat dari nilai hasil Ujian Tengah Semester (UTS) yang diperoleh dari guru matematika. Peneliti menggunakan 6 siswa untuk digunakan sebagai subjek.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi waktu yaitu membandingkan data hasil tes dan wawancara tahap 1 dengan data hasil tes dan wawancara tahap 2. Pada penelitian ini analisis data menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data, data display dan verivikasi/penarikan kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1) subjek berkemampuan tinggi tidak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal. 2) subjek berkemampuan sedang memiliki tingkat kesalahan sedang, subjek tidak menuliskan kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan. 3) subjek berkemampuan rendah memiliki tingkat kesalahan tinggi, subjek tidak dapat mentransformasikan soal, subjek tidak mengetahui prosedur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut dan subjek tidak dapat menuliskan kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan. Dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan Lembar Kerja Siswa atau media pembelajaran yang menarik agar siswa paham dengan materi yang diajarkan untuk meminimalisir kesalahan yang dilakukan siswa.
Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Dengan Informasi yang Kontradiksi Berdasarkan Gender Febrina Ridha Amalia; Sanusi; Swasti Maharani
Educatif Journal of Education Research Vol 1 No 1 (2019): July
Publisher : Kreasi Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.217 KB) | DOI: 10.36653/educatif.v1i1.4

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu komponen yang penting untuk siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan konsep berpikir kritis secara tepat dapat mengarahkan siswa dalam berpikir serta mempermudah siswa untuk memecahkan masalah matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam memecahkan masalah matematika dengan informasi yang kontradiksi berdasarkan gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis data terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kauman, Ponorogo. Subjek penelitian ini terdiri dari 2 siswa yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa laki-laki mampu menerapkan tahap analisis dan tahap evaluasi. Hasil tes tulis pada tahap interpretasi subjek tidak menuliskan yang diketahui maupun yang ditanyakan pada soal. Sedangkan tahap inferensi subjek tidak menuliskan kesimpulan dari penyelesaian soal. Siswa perempuan mampu menerapkan tahap interpretasi, tahap analisis, tahap evaluasi dan tahap inferensi. Penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan profil kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika dengan informasi yang kontradiksi berdasarkan gender dengan menggunakan latar belakang siswa yang lainnya misalkan ditinjau berdasarkan kemampuan kognitif atau afektif.
How The Student’s Problem Solving on Mathematics With Means Ends Analysis (MEA) Ayu Apriliya Cinthyadewi; Sanusi; Swasti Maharani
Educatif Journal of Education Research Vol 1 No 1 (2019): July
Publisher : Kreasi Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.36 KB) | DOI: 10.36653/educatif.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa SMP melalui pendekatan Means Ends Analysis (MEA). Tahapan pendekatan MEA meliputi identifikasi perbedaan antara Current State dan Goal State, organisasi Sub Goals dan pemilihan operator atau solusi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah enam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Mejayan Kabupaten Madiun. Teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik yaitu membandingkan data hasil tes dan data wawancara. Data hasil penelitian dianalisis melalui reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah siswa kemampuan tinggi mampu mengidentifikasi dan memahami informasi penting dari permasalahan, mampu melakukan abstraksi, terampil mengoperasikan simbol matematika serta mampu menuliskan langkah penyelesaian dengan sistematis dan rinci. Siswa kemampuan sedang mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah namun belum sistematis menuliskan langkah penyelesaian. Siswa kemampuan rendah mampu menyelesaikan masalah namun tidak menuliskan langkah penyelesaian secara sistematis dan rinci serta tidak menuliskan kesimpulan. Penelitian ini dapat dikaji lebih lanjut untuk dijadikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
PENDAMPINGAN LITERASI DAN NUMERASI PADA MASA PANDEMI COVID 19 DI KABUPATEN MADIUN C. Novi Primiani; Sudarmiani; Sanusi; Darmadi; Pujiati; Siti Marhamatul
J-ABDI: Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 2 No. 2: Juli 2022
Publisher : Bajang Institute

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.53625/jabdi.v2i2.2631

Abstract

During the covid 19 pandemic, PGRI Madiun University has carried out community service programs through assistance in handling Covid-19 and online and offline Literacy & Numeracy assistance in Jiwan and Pilangkenceng sub-districts, Madiun district. The service's flagship work programs are Reading Corner, Introduction to E-learning, Classroom learning assistance, Home visits, Making learning videos, Education on health protocols, Making hand sanitizers using local materials, and Making simple Faceshields. The results of the activities show the success of abdimas. The Home visit work program has been well received by the parents of the students. The home visit program is carried out to assist students and parents independently at home so that they can overcome the learning crisis of students. The reading corner fosters student interest in reading, namely: as a facilitator for reading, as the closest reading material, comfortable, and attracts attention. The introduction of e-learning (google meet, zoom meeting, making digital presences, making questions via google forms and so on) has not been fully accepted quickly by students and teachers because of device constraints that do not support, many senior teachers are lacking in technology adaptation. Assistance in this class is guided by the tutor teacher. The civil servant teacher provides positive inputs to students and is assisted in overcoming all conditions encountered in the field. Making Learning Videos makes it easier for teachers and providing a teaching database made by students with the guidance of the tutor teacher to be uploaded on YouTube so that it can be accessed easily by students. Education on the application of health protocols carried out by socializing and providing posters related to health protocols, hand washing procedures and so on has increased student and community awareness in taking care of themselves, their families and the environment during the pandemic. The manufacture of hand sanitizers from local materials focuses on education, socialization, and providing trainings to provide antiseptics independently by using the main ingredients that are around them and additional materials that are abundantly available. The manufacture of a simple faceshield is carried out for the provision or manufacture of a faceshield as a repair tool from used 1.5-2L drinking bottles which are clear in color so that it is easier and cheaper.
Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita pada Materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel Berdasarkan Kemampuan Siswa Chika Yuliana; Sanusi; Swasti Maharani
Educatif Journal of Education Research Vol 1 No 1 (2019): July
Publisher : Kreasi Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (226.456 KB) | DOI: 10.36654/educatif.v1i1.3

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis kesalahan siswa SMP dalam menyelesaikan soal cerita sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan kemampuan tingkat tinggi, tingkat sedang dan tingkat rendah yang dimiliki siswa. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Wungu, kemudian untuk menentukan subjeknya dilihat dari nilai hasil Ujian Tengah Semester (UTS) yang diperoleh dari guru matematika. Peneliti menggunakan 6 siswa untuk digunakan sebagai subjek.Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi waktu yaitu membandingkan data hasil tes dan wawancara tahap 1 dengan data hasil tes dan wawancara tahap 2. Pada penelitian ini analisis data menggunakan 3 tahap yaitu reduksi data, data display dan verivikasi/penarikan kesimpulan. Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah: 1) subjek berkemampuan tinggi tidak melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal. 2) subjek berkemampuan sedang memiliki tingkat kesalahan sedang, subjek tidak menuliskan kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan. 3) subjek berkemampuan rendah memiliki tingkat kesalahan tinggi, subjek tidak dapat mentransformasikan soal, subjek tidak mengetahui prosedur yang dibutuhkan untuk menyelesaikan soal tersebut dan subjek tidak dapat menuliskan kesimpulan dari soal yang telah dikerjakan. Dari kesalahan-kesalahan yang dilakukan siswa, penelitian selanjutnya diharapkan dapat mengembangkan Lembar Kerja Siswa atau media pembelajaran yang menarik agar siswa paham dengan materi yang diajarkan untuk meminimalisir kesalahan yang dilakukan siswa.
Profil Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMP dalam Memecahkan Masalah Matematika Dengan Informasi yang Kontradiksi Berdasarkan Gender Febrina Ridha Amalia; Sanusi; Swasti Maharani
Educatif Journal of Education Research Vol 1 No 1 (2019): July
Publisher : Kreasi Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (328.217 KB) | DOI: 10.36654/educatif.v1i1.4

Abstract

Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu komponen yang penting untuk siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena dengan menggunakan konsep berpikir kritis secara tepat dapat mengarahkan siswa dalam berpikir serta mempermudah siswa untuk memecahkan masalah matematika. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan berpikir kritis siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP) dalam memecahkan masalah matematika dengan informasi yang kontradiksi berdasarkan gender. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Teknik analisis data terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Penelitian dilakukan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Kauman, Ponorogo. Subjek penelitian ini terdiri dari 2 siswa yaitu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Teknik pengumpulan data terdiri dari tes, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa laki-laki mampu menerapkan tahap analisis dan tahap evaluasi. Hasil tes tulis pada tahap interpretasi subjek tidak menuliskan yang diketahui maupun yang ditanyakan pada soal. Sedangkan tahap inferensi subjek tidak menuliskan kesimpulan dari penyelesaian soal. Siswa perempuan mampu menerapkan tahap interpretasi, tahap analisis, tahap evaluasi dan tahap inferensi. Penelitian ini dapat dijadikan rekomendasi untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan profil kemampuan berpikir kritis siswa SMP dalam memecahkan masalah matematika dengan informasi yang kontradiksi berdasarkan gender dengan menggunakan latar belakang siswa yang lainnya misalkan ditinjau berdasarkan kemampuan kognitif atau afektif.
How The Student’s Problem Solving on Mathematics With Means Ends Analysis (MEA) Ayu Apriliya Cinthyadewi; Sanusi; Swasti Maharani
Educatif Journal of Education Research Vol 1 No 1 (2019): July
Publisher : Kreasi Teknologi Informasi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (666.36 KB) | DOI: 10.36654/educatif.v1i1.5

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan penyelesaian masalah matematika siswa SMP melalui pendekatan Means Ends Analysis (MEA). Tahapan pendekatan MEA meliputi identifikasi perbedaan antara Current State dan Goal State, organisasi Sub Goals dan pemilihan operator atau solusi. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Subjek penelitian adalah enam siswa kelas VII SMP Negeri 3 Mejayan Kabupaten Madiun. Teknik pengambilan subjek penelitian yang digunakan adalah teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, wawancara, dan dokumentasi. Teknik keabsahan data dilakukan dengan triangulasi teknik yaitu membandingkan data hasil tes dan data wawancara. Data hasil penelitian dianalisis melalui reduksi, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Hasil penelitian ini adalah siswa kemampuan tinggi mampu mengidentifikasi dan memahami informasi penting dari permasalahan, mampu melakukan abstraksi, terampil mengoperasikan simbol matematika serta mampu menuliskan langkah penyelesaian dengan sistematis dan rinci. Siswa kemampuan sedang mampu mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah namun belum sistematis menuliskan langkah penyelesaian. Siswa kemampuan rendah mampu menyelesaikan masalah namun tidak menuliskan langkah penyelesaian secara sistematis dan rinci serta tidak menuliskan kesimpulan. Penelitian ini dapat dikaji lebih lanjut untuk dijadikan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.
Analisis Penerapan Pembelajaran Diferensiasi pada Mata Kuliah Analisis Real Darmadi; Sanusi; M. Rifai
Jurnal Cakrawala Akademika Vol. 1 No. 3 (2024): Edisi September-Oktober
Publisher : PT. Pustaka Cendekia Publisher

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.70182/JCA.v1i3.41

Abstract

Pembelajaran berdiferensiasi digadang-gadang sebagai pembelajaran inovatif karena diharapkan dapat menciptakan pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan keunikan peserta didik. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis penerapan pembelajaran diferensiasi pada mata kuliah analisis real. Metode kualitatif. dilakukan dengan menentukan subjek penelitian, mengembangkan instrument bentu, pengambilan data, triangulasi, analisis data, dan penarikan kesimpulan. Subjek penelitian adalah seorang dosen yang mendapatkan tugas mengajar analisis real pada semeseter gasal tahun akademik 2023/2024. Beberapa materi analisis real sesuai jika diterapkan pembelajaran diferensiasi. Beberapa materi seperti pengantar, system bilangan real, trikotomi, dan turunan sesuai untuk penerapan diferensiasi proses. Beberapa materi seperti topologi bilangan real, barisan interval, barisan bilangan real, fungsi real, dan integral rieman sesuai diferensiasi isi/konten. Analisis terhadap kesesuaian pembelajaran terhadap materi, metode/proses, dan produk sangat pening. Pemaksaan pembelajaran diferensiasi pada materi yang tidak sesuai dapat menimbulkan ketidaknyamanan mahasiswa maupun dosen. Hal ini tidak sesuai dengan tujuan dari pembelajaran diferensiasi.