Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search
Journal : Research Report - Engineering Science

DESTILASI UAP MINYAK ATSIRI DARI KULIT DAN DAUN KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) Maria Inggrid H.; Harjoto Djojosubroto
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2008)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1483.607 KB)

Abstract

Potensi pemanfaatan minyak kayu manis masih terus berkembang seiring denganperkembangan industri makanan dan obat-obatan. Di lain pihak mutu dan perolehanminyak kayu manis hasil produksi Indonesia masih perlu ditingkatkan agar mampubersaing di pasar global. Pada penelitian ini dipelajari pengaruh jumlah dan ukuranpartikel, serta laju destilasi terhadap perolehan dan mutu minyak kayu manis. Disamping itu dibandingkan juga mutu dan perolehan minyak kayu manis hasildestilasi uap-air dan hidrodestilasi kulit dan daun kayu manis. Hasil percobaanmenunjukkan bahwa, untuk massa dan ukuran bahan yang sama, perolehan minyakkayu manis hasil destilasi uap-air pada laju destilasi 1,4 L/jam lebih tinggi daripadaperolehan hasil destilasi pada laju destilasi 2 L/jam. Perolehan hasil destilasi uap-airmakin rendah dengan kenaikan massa bahan 0,5 kg hingga 2 kg disebabkan olehadanya efek channeling. Efek channeling tidak terjadi pada hidrodestilasi. Kadarsinamaldehid dalam minyak atsiri hasil destilasi uap-air kulit kayu manis memenuhisyarat mutu Standar Nasional Indonesia, yaitu di atas 50%. Dengan hidrodestilasipada laju 2 L/jam, perolehan minyak kayu manis dari daun tanaman kayu manislebih tinggi daripada kulit kayu manis.
FERMENTASI GLUKOSA OLEH ASPERGILLUS NIGER MENJADI ASAM GLUKONAT Maria Inggrid; Ign Suharto
Research Report - Engineering Science Vol. 1 (2012)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (887.936 KB)

Abstract

Asam glukonat adalah asam organik yang banyak digunakan dalam bidang farmasi, makanan, tekstil, dan industri lainnya. Asam glukonat dihasilkan dari fermentasi glukosa secara aerobik oleh enzim glukosa oksidase dan glukosa dehidrogenase yang berasal dari Aspergillus niger.Tujuan penelitian jangka panjang ialah mempelajari biomassa menjadi berbagai macam produk asam organik yang cukup mahal seperti biosirup, asam asetat, asam sitrat, asam glukonat, dan asam laktat. Tujuan jangka pendek ialah mempelajari transfer inokulum Aspergillus niger dari skala tabung reaksi ke bioreaktor 100mL (erlenmeyer) dan berakhir ke bioreaktor kapasitas 2000 mL, mempelajari pengaruh konsentrasi substrat glukosa dan inokulum, serta pengaruh pengadukan pada fermentasi glukosa oleh A.niger. Target yang akan dicapai ialah model transfer inokulum A.niger dan besaran kimia serta fisika yang dijadikan landasan teori untuk scale up bioreaktor ke skala semi pilot plant fermentasi aerobikMetode Penelitian meliputi dua tahap, yaitu tahap pertama pembuatan inokulum A.niger dari skala tabung reaksi ditransfer skala erlenmeyer 100 mL dan berakhir ke skala bioreaktor 2000 mL, parameter yang diamati adalah penurunanan konsentrasi substrat glukosa, pH, dan berat sel kering. Tahap kedua, yaitu fermentasi aerobik glukosa oleh A.niger dalam bioreaktor skala 2000 mL dengan inokulum 2% pada berbagai konsentrasi substrat dan kecepatan agitasi.Hasil penelitian menunjukan bahwa transfer A.niger pada tabung reaksi ke bioreaktor skala 100 mL tumbuh dan berkembang biak dengan baik. Transfer inokulum A.niger dari bioreaktor skala 100 mL ke skala 2000 mL, maka A.niger tumbuh dan berkembang biak dengan baik, produk asam glukonat hasil fermentasi adalah 24,89 ppm pada bioreaktor skala 2000 mL, Konsentrasi glukosa berkurang dari 150 g/L menjadi 80,98 g/L dengan kecepatan pengadukan optimal 300 rpm dan menghasilkan pH 2,6Kata kunci : Glukosa, asam glukonat, A.niger, aerasi, pengadukan, scaleup
Pengaruh pH dan Jenis Pelarut pada Perolehan dan Karakterisasi Pati dari Biji Alpukat Andy Chandra; Hie Maria Inggrid; Verawati Verawati
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2013)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.936 KB)

Abstract

Alpukat merupakan salah satu komoditas buah yang selalu ada setiap tahun. Berdasarkandata Biro Pusat Statistik (BPS), produksi buah alpukat di Indonesia dari tahun ke tahun cenderungmeningkat. Umumnya jika mengkonsumsi buah alpukat, bagian bijinya dianggap tidak bermanfaatsehingga dibuang sebagai limbah. Padahal, bagian biji alpukat tersebut jika mendapatkanpenanganan lebih lanjut dapat menjadi pati. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mempelajaripengaruh jenis larutan perendam dan pH larutan pada rendemen serta karakterisasi pati dari bijialpukat.Metode Penelitian yang digunakan adalah ekstraksi pati, dilakukan dalam kondisiperendaman dengan rasio biji alpukat dan larutan perendam (F/S) sebesar 1:5 menggunakan larutanperendam natrium metabisulfit, asam askorbat, dan asam sitrat dengan variasi pH larutan asam (±3),netral (±7), dan basa (±10) serta waktu perendaman selama 24 jam. Analisis-analisis yangdigunakan dalam menentukan perolehan dan kualitas mutu pati dari biji alpukat pada bidangmakanan yakni penentuan rendemen pati, kadar pati, kadar sulfit, kadar air, kadar abu, dan kadarprotein. Dari hasil tersebut maka dapat dibandingkan rendemen pati dari berbagai variasi yang telahdilakukan.Berdasarkan hasil penelitian, rendemen pati tertinggi didapat pada larutan perendam natriummetabisulfit dengan pH netral, konsentrasi larutan natrium metabisulfit 2000 ppm, rasio perendaman1:5, dan waktu perendaman selama 24 jam yaitu sebesar 12,99%. Kadar pati tertinggi didapat untukproses ekstraksi pati biji alpukat pada larutan perendam asam askorbat dengan pH netral,konsentrasi larutan asam askorbat 2000 ppm, rasio perendaman 1:5, dan waktu perendaman selama24 jam yaitu sebesar 74,68%. Pati biji alpukat yang dihasilkan memiliki kadar air pati biji alpukatsebesar 11,81% - 15,73%, kadar abu sebesar 0,97% - 1,25%, dan kadar sulfit sebesar 39,82 ppm –41,36 ppm. Hasil samping dari penelitian ini yakni zat warna alami biji alpukat berwarna merahbata.
EKSTRAKSI ANTIOKSIDAN DAN SENYAWA AKTIF DARI BUAH KIWI (Actinidia deliciosa) H. Maria Inggrid; Herry Santoso
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2014)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1433.827 KB)

Abstract

Antioksidan adalah senyawa organik yang dapat meredam radikal bebas dalam tubuh manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beberapa ekstrak tanaman memilikisenyawa antioksidan fenolik, flavonoid yang lebih efektif dan lebih aman dari pada antioksidan sintetis, seperti butylated hydroxytoluene. Buah kiwi memiliki kadar antioksidan dan nilai gizi yang tinggi, kaya akan vitamin C, sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan dimanfaatkan sebagai produk pangan, pengawet makanan alami, suplemen makanan, kosmetik dan obat-obatan. Antioksidan pada buah kiwi diketahui memiliki kemampuan sebagai anti inflamasi, mencegah kanker dan hepatitis.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengekstraksi antioksidan dan komponen bioaktif pada buah kiwi dengan pelarut etanol, mempelajari kondisi ekstraksi optimum yang dapat menghasilkan aktivitas antioksidan tertinggi, serta menganalisis kandungan komponen aktif pada ekstrak buah kiwi. Metode yang digunakan adalah ekstraksi padat cair dengan perbandingan umpan pelarut (F:S) 1:10, 1:15, 1:20 pada temperatur ekstraksi 30oC, 40oC dan 50oC. Hasil analisis dapat disimpulan bahwa rendemen tertinggi adalah 86,8% diperoleh pada rasio massa umpan pelarut 1:20 dan temperatur 50oC, aktivitas antioksidan tertinggi dalam IC50 terhadap DPPH sebesar 7,2 mg/L pada F:S 1:10 dan temperatur 40oC. Kadar flavonoid tertinggi adalah 147,7 mg/100g, kadar fenolik 224,9 mg/100g, kadar vitamin C adalah 7,7 mg/g dan kadar total klorofil 10,2 ppm. Hasil analisis dengan gas kromatografi mass spektrofotometri menunjukkan komponen yang terdapat pada ekstrak buah kiwi Quinic Acid (1,3,4,5 tetrahydroxycyclohexanecarboxylic acid), 2-Furancarboxaldehyde, 5-(hydroxymethyl)–CAS HMF, 1,3-Dihydroxy-4-hexene, Patchouli alcohol.  
AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN SENYAWA BIOAKTIF DALAM BUAH STROBERI Maria Inggrid; Herry Santoso
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1148.612 KB)

Abstract

Stroberi merupakan tanaman yang banyak tumbuh di dataran tinggi Jawa Barat. Stroberi adalah sumber senyawa bioaktif, kaya akan asam askorbat, antosianin dan senyawa fenol, mempunyai kapasitas antioksidan yang tinggi. Antioksidan adalah senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi, dan dapat melindungi sel dari kerusakan yang disebabkan oleh molekul tidak stabil yang dikenal sebagai radikal bebas, dengan demikian dapat mencegah terjadinya degeneratif dan kerusakan sel.Tujuan dari penelitian ini adalah mempelajari kondisi ekstraksi terhadap aktivitas antioksidan serta karateristik senyawa bioaktif yg terdapat dalam ekstrak stroberi. Metode yang digunakan adalah ekstraksi padat cair dengan pelarut metanol, etanol atau air, pada temperatur ekstraksi 30oC, 40oC dan 50oC dan perbandingan umpan:pelarut adalah 1:10, 1:15 dan 1:20. Hasil analisis menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan tertinggi dalam IC50 (penghambatan terhadap radikal 1,1-diphenyl-2-picrylhydrazyl) adalah 20,6 mg/L. Kadar antosianin sebesar 20,8 mg/L, flavonoid 42,0 mg/100 gram, kadar fenolik total228,9 mg/100 g dan kadar vitamin C adalah 122,5 mg/g pada temperatur 40oC dengan pelarut etanol dan F:S 1:20, rendemen 69,3%. Hasil uji kualitatif terhadap senyawa fitokimia menunjukkan bawa ekstrak stroberi mengandung senyawa fenol, flavonoid, antosianin dan terpenoid.