Claim Missing Document
Check
Articles

Found 23 Documents
Search

Karakteristik Antioksidan pada Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Linn.) Widjaja, Jesslyn Fedora; Inggrid, Maria; Hartanto, Yansen
Jurnal Rekayasa Hijau Vol 2, No 3 (2018)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Institut Teknologi Nasional

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (507.534 KB) | DOI: 10.26760/jrh.v2i3.2517

Abstract

ABSTRAKBunga rosella mengandung senyawa bioaktif dengan kadar antosianin yang tinggi. Antosianin termasuk golongan senyawa flavonoid yang dapat berperan sebagai antioksidan alami, mampu menghambat radikal bebas serta dapat mencegah terjadinya degeneratif sel dan penyakit lain. Tujuan penelitian adalah mempelajari pengaruh jenis pelarut dan temperatur pada ekstraksi rosella terhadap aktivitas dan kadar antosianin. Manfaat penelitian ini adalah menerapkan hasil peneliti ekstraksi antioksidan pada rosella bagi dunia usaha. Metode penelitian terdiri dari persiapan bahan baku, ekstraksi antosianin dan analisis. Rosella yang telah dikeringkan diekstraksi masing-masing menggunakan campuran pelarut etanol:air dengan variasi 0:100, 50:50 dan 70:30 % v/v , ekstraksi dilakukan masing-masing pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C. Analisis kimia meliputi penentuan kadar antosianin dengan metode pH differensial, penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1-difenil-2 pikrilhidrazil). Hasil penelitian pada kondisi optimum ekstraksi adalah menggunakan pelarut etanol:air (50:50 v/v) pada temperatur 45 ˚C, kadar antosianin dan rendemen tertinggi masing-masing adalah 88,9 mg/L dan 53,2 %. Aktivitas antioksidan tertinggi ditunjukan dengan nilai IC50 yaitu 67,3 ppm. Penentuan kestabilan antosianin dilakukan dengan memberi perlakuan termal pada temperatur 30 ˚C, 45 ˚C, dan 60 ˚C, dari persamaan Arhenius diperoleh nilai energi aktivasi 18,3 kJ/mol.Kata Kunci: Rosella, ekstraksi, pelarut, temperatur, analisis, antioksidanABSTRACTRoselle contains bioactive compounds and has high quantity of anthocyanin. Anthocyanins, including flavonoid compounds that can be used as natural antioxidants, that has the ability to inhibit free radical reaction, in human body can prevent degenerative cell and various diseases. The objective of this research is to study the effect of solvent and temperature in a batch extraction of roselle to the anthocyanin product. The benefit of this research is to give the transfer of extraction product for the benefit of industry. Method used in this research consisting of the preparation of size reduction of roselle into smallest size followed by drying process, and extraction of roselle. Extraction can be done by two variables, namely ratio ethanol and water of 0:100 ; 50:50 ; 70:30 v/v respectively and temperature of 30oC, 45oC and 60oC. Analysis anthocyanin content was evaluated by the pH differential method, and the activity of antioxidant using a method of DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil). The research results can be shown that the optimum condition of temperature 45oC and ethanol water ratio of 50:50 followed by total anthocyanin of 88.9 mg/L, and yield content of 53.2%. The highest antioxidant activity indicated by IC50 value of 67.3 mg/L. The effect of temperature in a batch extraction process followed Arrhenius equation with energy activation of 18.3 kJ/mol.Keywords: Roselle, extraction, solvent, temperature, analysis, antioxidant
Studi Pengoperasian Regulator Penurun Tekanan untuk Menghindari Pembentukan Hidrat pada Proses Dekompresi CNG Menggunakan COMSOL dan Aspen HYSYS Mochammad Syahrir Isdiawan; Yansen Hartanto
Jurnal Teknik Kimia Indonesia Accepted Manuscript
Publisher : ASOSIASI PENDIDIKAN TINGGI TEKNIK KIMIA INDONESIA (APTEKIM)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Compressed Natural Gas (CNG) diproduksi dengan cara memampatkan gas alam sampai tekanan 200 bar pada temperatur ambien lalu disimpan dalam tabung bertekanan tinggi. Dalam penggunaannya, CNG dialirkan pada regulator penurun tekanan untuk diturunkan tekanannya menjadi 3 bar melalui dua tahap penurunan. Penurunan tekanan tahap pertama adalah dari tekanan 200 bar menjadi 70 bar. Penurunan tekanan yang drastis menimbulkan potensi terbentuknya hidrat yang mengakibatkan penyumbatan aliran gas. Penelitian ini bertujuan untuk mencari solusi pencegahan terbentuknya hidrat melalui studi fenomena aliran pada regulator tahap pertama menggunakan perangkat lunak COMSOL dan studi kurva pembentukan hidrat dengan bantuan ASPEN HYSYS. Penelitian ini menunjukkan bahwa pada bukaan 25%, hidrat akan terbentuk pada daerah celah katup dan pada outlet regulator. Hidrat pada celah katup dapat tersapu oleh kecepatan gas yang mencapai 400 m/s sedangkan hidrat pada outlet regulator dapat menyebabkan sumbatan karena kecepatan gas hanya 0,05 m/s. Selain itu, bukaan katup 50% mampu mencegah pembentukan hidrat meskipun tekanan outlet mencapai 120 bar sedangkan tekanan outlet yang diinginkan hanya 70 bar. Kemudian, pemanasan gas inlet sebesar 25oC dapat mencegah pembentukan hidrat pada bukaan katup 25%. Lalu, injeksi metanol sebesar 2%-wt dari laju alir gas dapat menghilangkan potensi terbentuknya hidrat tanpa memanaskan umpan pada bukaan katup 25% karena injeksi metanol mampu menggeser kurva pembentukan hidrat ke area sebelah kiri. Kata kunci: ASPEN HYSYS, CFD, gas alam, hidrat, regulator, simulasi. Abstract. Simulation of Pressure Regulator to Avoid the Formation of Hydrates in Natural Gas Decompression. Compressed Natural Gas (CNG) is produced by compressing natural gas to a pressure of 200 bar at ambient temperature and then stored in high-pressure cylinders. In its use, CNG is flowed to the pressure reducing regulator to reduce the pressure to 3 bar through two stages. The pressure drop in the first stage is from 200 to 70 bar. A drastic pressure drop creates the potential for hydrate formation, which results in blockage of gas flow. This study aims to find solutions to prevent the hydrate formation through the study of phenomena in the first stage regulator using COMSOL software and the study of the hydrate formation curve with the help of ASPEN HYSYS. This research shows that at 25% opening, hydrate will form in the valve gap area and at the regulator's outlet. The hydrate at the gap can be swept away by the gas velocity reaching 400 m/s, while the hydrate at the regulator outlet can cause blockage because the gas velocity is only 0.05 m/s. In addition, the 50% valve opening can prevent hydrate formation even though the outlet pressure reaches 120 bar while the desired pressure is only 70 bar. Then, heating the inlet gas by 25oC can prevent the formation of hydrates at 25% valve opening. Furthermore, methanol injection at 2%-wt of gas flow rate can eliminate the potential for hydrate formation without heating the feed at 25% valve opening because methanol injection can shift the hydrate formation curve to the left area. Keywords: ASPEN HYSYS, CFD, hydrate, natural gas, regulator, simulation.
Karakteristik Rheologi Petis Berbasis Kepala dan Kulit Udang Yansen Hartanto
Research Report - Engineering Science Vol. 2 (2015)
Publisher : Universitas Katolik Parahyangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1092.341 KB)

Abstract

Rheologi adalah ilmu yang mempelajari perubahan bentuk dan aliran dari fluida serta bagaimana respon fluida tersebut terhadap penerimaan tekanan dan tegangan. Di dalam dunia industri, rheologi dimanfaatkan untuk pengembangan suatu produk. Dengan mempelajari sifat rheologi, struktur masing masing produk dapat diketahui dan hal tersebut dapat digunakan dalam perancangan alat-alat produksi dalam industri petis. Mengingat pentingnya karakteristik rheologi, dilakukanlah penelitian tentang rheologi pada petis, karena untuk memproduksi suatu produk dalam skala industri perlu memperhatikan sifat atau karakteristik dari bahan yang hendak diproduksi tersebut.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan jenis fluida petis dan model yang paling tepat untuk mengkarakterisasi fluida petis serta untuk menentukan pengaruh berbagai macam kondisi operasi terhadap parameter rheologi pada model-model yang akan digunakan sedangkan manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah pengetahuan mengenai rheologi pada petis sehingga dapat meningkatkan hasil produksi dan kualitas petis dalam skala industri.Penelitian akan menghasilkan data rheologi petis pada berbagai variasi temperatur dan konsentrasi petis yang berupa nilai K (indeks konsistensi) dan n (indeks aliran) serta nilai yield stress dan Ea (sensitivitas viskositas). Variasi temperatur yang digunakan adalah 30oC, 50oC, 70oC sedangkan variasi konsentrasi yang digunakan adalah 60%, 55%, 50% (b/b). Penelitian dibagi menjadi dua tahap, penelitian pendahuluan dan penelitian utama. Penelitian pendahuluan bertujuan untuk menentukan apakah petis termasuk ke dalam fluida time-independent atau time-dependent dengan melakukan pengukuran viskositas pada petis dengan menvariasikan kecepatan putaran dari rendah ke tinggi dan sebaliknya. Apabila petis merupakan fluida time-independent maka model yang digunakan yaitu Model Power Law, Casson dan Herschel Bulkley sedangkan apabila petis merupakan fluida time-dependent maka model yang digunakan yaitu Model Tiu-Boger. Untuk penelitian utama dilakukan pengukuran viskositas petis pada rentang shear rate tertentu dengan variasi temperatur dan konsentrasi petis. Penelitian ini menggunakan alat utama yaitu Rheometer DV-III Ultra dengan spindle tipe RV-4.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa petis merupakan fluida time-independent dan termasuk ke dalam fluida shear thinning. Pada setiap model yaitu Power Law, Casson dan Herschel Bulkley, nilai K (indeks konsistensi) akan semakin menurun apabila dikenakan temperatur yang semakin besar dan konsentrasi petis yang semain kecil sedangkan nilai n (indeks aliran) tidak menunjukan perubahan yang signifikan terhadap temperatur dan penambahan konsentrasi. Selain itu, nilai yield stress dan Ea pada setiap model yang diterapkan, hasil percobaan menunjukan bahwa semakin besar temperatur dan semakin kecil konsentrasi petis maka nilai yield stress dan Ea akan semakin menurun. Untuk model yang paling akurat dan cocok dalam menganalisa atau mengkarakteristik fluida petis adalah model Casson dengan hasil R2 yang mendekati bahkan mencapai angka 1.
Influence of solvents to Distillation Extraction in Separating of Methanol- Acetone Mixture using Separating Wall Reynardi Risyad Raytama; Herry Santoso; Yansen Hartanto
Eksergi Vol 18, No 2 (2021)
Publisher : Prodi Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, UPN "Veteran" Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31315/e.v0i0.4563

Abstract

Methylene blue is one of dying waste that causes harmful effect both enviromental and public health risks. A method to overcome the problem is to adsorb it with the activated carbon. Apart from that, corn cob is potential biomass with can convert to activated carbon. The aim of this research is to syntethic and to modify corn cob activated carbon with iron oxide. It is expected to increase the afinity of methylene blue to the activated carbon surface. The modification is done by wet impregnation and the effectiveness of the impregnated corn cob activated carbon is studied by analyse the persen removal of methylene blue in every interval time. The result show that in the concentration range of Fe load impregnation between 1%-3% which has been used, the corn cob activated carbon with concentration of Fe load 2% has the most optimum ability in methylene blue adsorption with the adsorption capacity 44,9%. Moreover, the effect pH shows that in acidic condition the adsorption of methylen blue is better than in netral condition
Pengaruh Penambahan Zat Anti-browning Alami pada Kentang Maria Inggrid; Daniel Setiadi Lokasurya; Herry Santoso; Yansen Hartanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2018: PROSIDING SNTKK 2018
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pemisahan Campuran THF-Etanol Menggunakan Extractive Dividing Wall Column (E-DWC) Juan Christoper; Nanette Litya; Herry Santoso; Yansen Hartanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2018: PROSIDING SNTKK 2018
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desain dan Optimasi Distilasi Ekstraktif Tetrahidrofuran-Etanol Menggunakan Etilen Glikol sebagai Pelarut Nanette Litya; Juan Christoper; Herry Santoso; Yansen Hartanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2018: PROSIDING SNTKK 2018
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Design and Optimization of Isopropyl Alcohol-Water Separation using Heterogenous Azeotropic Distillation Emelia Kezia Lasut; Yansen Hartanto; Herry Santoso
CHEMICA: Jurnal Teknik Kimia Vol 8, No 2 (2021): December 2021
Publisher : Universitas Ahmad Dahlan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26555/chemica.v8i2.20849

Abstract

Heterogeneous azeotropic distillation is one technique of separating the mixtures that form azeotropes. In this research, a case study will be carried out on separating a mixture of isopropyl alcohol (IPA) and water where this mixture forms an azeotropic point. IPA is an alcohol that can be converted into diesel fuel through an esterification reaction. This study will use the Aspen Plus v8.8 simulator. The entrainer used were benzene and cyclohexane. The thermodynamic model used was NRTL. The configuration used in this study consists of two distillation columns with one decanter to separate the ternary azeotropic points. Optimization is carried out sequentially by changing one variable while the other variables are kept constant. The variables used are the number of stages, and the location of the feed entered in each column. The objective function used in this optimization is the Total Annual Cost (TAC). This research obtained a heterogeneous azeotropic distillation configuration that produced high-purity IPA and water products. Based on the optimization results, the benzene entrainer is cheaper than the cyclohexane entrainer.
Modeling and Simulation of Methylene Blue Batch Adsorption Using Jatropha Curcas L. Residue-Based Activated Carbon by Shrinking Core Model Yansen Hartanto
Prosiding Seminar Nasional Teknik Kimia "Kejuangan" 2015: Prosiding SNTKK 2015
Publisher : Seminar Nasional Teknik Kimia Kejuangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Physic nut residue is one of bio-wastes which contains enough carbon can be processed further into other products with higher usage and economical value. One of the products is activated carbon which used commonly in chemical industry. Information regarding the kinetics describing mechanism and characteristic of adsorption using physic nut residue-based activated carbon can be obtained through modeling. Model used in this research are Pore-Surface Diffusion Model (PSDM) and Film-Pore Diffusion Model (FPDM) derived based on shrinking core model. This research begins with estimating the value of kf, Ds, and Dp parameters which later will be validated and simulated using various correlations and the model. Variations are done towards three variables: initial aqueous phase concentration (C0), pH value, and adsorbent types. The result shows PSDM is more accurate in representing the mass transfer characteristics of methylene blue adsorption using activated carbon synthesized from physic nut residue because the model prediction fit the experimental data better than the FPDM. The value of Ds ranged from 3, 99E-14 to 7, 66 E-14 while the value of Dp ranged from 9, 98E-13 to 2, 82E-12 . It is also found that value of Ds and Dp are affected by variables mentioned before.
PENGARUH JENIS DAN KADAR DEVELOPER PADA PEMANFAATAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA SEBAGAI PEWARNA RAMBUT Maria Inggrid; Stefani Neysa Devina; Yansen Hartanto
JURNAL INTEGRASI PROSES VOLUME 11 NOMOR 1 JUNI 2022
Publisher : JURNAL INTEGRASI PROSES

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36055/jip.v11i1.13035

Abstract

Bunga rosella mengandung antosianin yang bisa melindungi sel dari radikal bebas. Antosianin bisa digunakan sebagai pewarna alami untuk menggantikan pewarna sintetis yang bisa berdampak terhadap kesehatan manusia serta menyebabkan pencemaran lingkungan. Penggunaan ekstrak dari rosella sebagai pewarna rambut memiliki banyak manfaat seperti mengurangi rambut rontok dan dapat menstimulasi pertumbuhan rambut. Pemanfaatan pewarna alami memiliki beberapa kendala seperti zat warna yang kurang kuat serta lebih mudah luntur jika dibandingkan dengan pewarna sintesis. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pemanfaatan ekstrak zat warna pada kelopak bunga rosella untuk pewarnaan rambut serta mempelajari pengaruh kadar dan jenis developer terhadap pewarnaan rambut. Percobaan dilakukan dengan variasi dua jenis developer yaitu hidrogen peroksida dan asam askorbat dengan kadar developer 3, 6, dan 10% (b/v). Analisis kadar warna terserap dan kelunturan dilakukan dengan menggunakan spektrofotometer sinar tampak. Analisis warna yang dihasilkan diukur dengan menggunakan tabel color chart. Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi developer yang digunakan maka jumlah zat warna terserap akan semakin banyak dan kadar kelunturan akan semakin rendah. Selain itu developer hidrogen peroksida menghasilkan pewarnaan yang lebih baik dibandingkan dengan asam askorbat.