Fauzy Ma'ruf
Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

PEMERIKSAAN RADIOLOGI PADA KASUS HIPERTROPHY PYLORIC STENOSIS (HPS) Fauzy Ma'ruf
JURNAL KEDOKTERAN Vol 4 No 1 (2018)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (134.721 KB) | DOI: 10.36679/kedokteran.v4i1.50

Abstract

Hipertropi pyloric stenosis (HPS) merupakan gangguan gastrointestinal paling sering pada bayi. Pada HPS terjadi penebalan muskulus sirkuler antropyrolus dan menyebabkan konstriksi serta obstruksi di gastric outlet. Pemeriksaan dengan barium merupakan pemeriksaan penting untuk deteksi HPS. Selain itu USG juga digunakan sebagai pilihan prosedur diagnostik HPS karena tekniknya cepat dan relatif mudah dilakukan. Sensitivitas dan spesifitas pemeriksaan USG bisa mencapai 89% sampai 100% dan akurasinya bisa sampai100%. Hal ini merupakan alasan mengapa USG digunakan secara luas.
HUBUNGAN PAPARAN SINAR-X DENGAN JUMLAH LIMFOSIT PADA RADIOGRAFER DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT Komang Kartika Yanti; Fauzy Ma'ruf; Musyarrafah Musyarrafah; Ety Retno Setyowati
JURNAL KEDOKTERAN Vol 6 No 2 (2021): Juni 2021
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36679/kedokteran.v6i2.330

Abstract

Latar Belakang: Radiografer Rumah Sakit berisiko terpapar dengan radiasi sinar-X yang dihasilkan oleh alat penunjang diagnostik dan terapi di Instalasi Radiologi. Paparan radiasi sinar-X yang diterima radiografer secara terus-menerus dapat meningkatkan risiko paparan radiasi kumulatif selama bekerja sehingga mempengaruhi kesehatan jangka panjang. Efek paparan radiasi pada tubuh bervariasi tergantung pada tingkat radiosensitivitas sel. Sel yang paling sensitif adalah sel limfosit. Tujuan: Mengetahui hubungan paparan sinar-X dengan jumlah limfosit pada radiografer di Rumah Sakit Umum Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat (RSUD Provinsi NTB). Metode: Penelitian ini menggunakan desain observasional analitik cross sectional. Populasi penelitian yaitu radiografer di Instalasi Radiologi RSUD Provinsi NTB tahun 2020 sebanyak 12 orang. Sampel ditentukan dengan teknik total sampling dan diperoleh 9 responden sesuai kriteria yang ditentukan. Paparan radiasi sinar-X didapat melalui hasil pemantauan dosis radiasi radiografer tahun 2018-2020 dan jumlah limfosit didapat melalui pemeriksaan laboratorium. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson melalui SPSS 23.0. Hasil: Rerata dosis radiasi yang diterima radiografer tahun 2018-2020 sebesar 0,076 mSv, rerata jumlah limfosit sebesar 29,489%. Hasil uji korelasi Pearson menunjukkan paparan sinar-X tidak berhubungan dengan jumlah limfosit pada radiografer di RSUD Provinsi NTB dengan hubungan sangat lemah dan berpola negatif (p-value 0,704; r −0,148). Kesimpulan: Paparan sinar-X tidak berhubungan dengan jumlah limfosit pada radiografer di RSUD Provinsi NTB.Kata kunci: Paparan sinar-X, jumlah limfosit, radiografer. ABSTRACTBackground: Radiographers are at risk of being exposed to X-ray radiation produced by diagnostic and therapeutic support devices in radiology installations. Continuous exposure of X-ray radiation that received by radiographers can increase the risk of cumulative radiation exposure during work that can affect long-term health. The effects of radiation exposure on the body vary depending on the level of radiosensitivity of the cells. The most sensitive cells are lymphocytes. Objective: To analyze X-ray exposure with lymphocyte count in radiographers at the Regional Public Hospital of West Nusa Tenggara Province (RSUD Provinsi NTB). Methods: This research use observational cross sectional analytic study. Population in this research was 12 radiographers who worked in Radiology Installation of the Regional Public Hospital of West Nusa Tenggara Province. The sample was determined by total sampling and obtained 9 respondents according to the specified criteria. X-ray radiation exposure was obtained from the results of monitoring doses from 2018-2020 and the lympgocyte count obtained through laboratory tests. The collected data were analyzed using Pearson correlation test through Statistic Product and Service Solution version 23.0. Results: The results showed that the average radiation dose received by radiographers in 2018-2020 was 0.076 mSv and the average lymphocytes count was 29.489%. The results of the Pearson correlation test showed that there was no correlation between X-ray exposure and lymphocyte count in radiographers at RSUD Provinsi NTB with a very weak correlation and a negative pattern (p-value 0.704; r −0.148). Conclusion: There was no correlation between X-ray exposure and lymphocyte count in radiographers at RSUD Provinsi NTB.Key words: X-ray exposure, lymphocyte count, radiographer.
PEMERIKSAAN RADIOLOGI GIANT BULLOUS LUNG DISEASE f auzy
JURNAL KEDOKTERAN Vol 6 No 1 (2020)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36679/kedokteran.v6i1.257

Abstract

Giant bullous lung disease adalah suatu kondisi klinis yang ditandai oleh bullae berukuran besar yang volumenya cukup signifikan. Kriteria radiologi untuk kelainan tersebut adalah adanya giant bullae di satu atau kedua apeks paru, meliputi minimal sepertiga hemithorax dan mengkompresi parenkim paru normal di sekitarnya. Pada dewasa, faktor resikonya dapat berupa kebiasaan merokok, defisiensi alfa-1 antitripsin, sedangkan pada anak dapat disebabkan kondisi idiopatik, dan late sequelae penyakit paru kronik yang terkait dengan kelahiran prematur. Giant bullae dapat terjadi akibat komplikasi dari emfisema. Pasien dengan bullae mungkin asimtomatik, namun dengan semakin membesarnya ukuran bullae, dapat menimbulkan keluhan dispneu, nyeri dada, maupun hemoptisis. Pemeriksaan radiologi untuk menegakkan diagnosis yaitu; foto thorax, ct scan thorax, ultrasonografi thorax, kedokteran nuklir dan angiografi
PEMERIKSAAN ULTRASONOGRAFI KELENJAR LIUR Fauzy Ma'ruf
JURNAL KEDOKTERAN Vol 2 No 2 (2017)
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al-Azhar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kelenjar liur atau kelenjar saliva adalah kelenjar yang mensekresikan cairan liur, terbagi menjadi dua golongan, yaitu mayor dan minor. Kelenjar liur mayor terdapat tiga pasang, yaitu kelenjar parotis, kelenjar submandibular, dan kelenjar sublingual. Kelenjar liur minor terutama tersebar dalam rongga mulut, sinus paranasal, submukosa dan trakea. Pembahasan pada topik ini akan memuat mengenai anatomi kelenjar liur serta peran pemeriksaan ultrasonografi dalam menentukan beberapa tumor kelenjar liur
SOSIALISASI DAN PEMBAGIAN MASKER DI MASA PANDEMI COVID-19 Fauzy Ma'ruf; Wiwik Sari Aprianturi
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) Vol 6, No 5 (2022): Oktober
Publisher : Universitas Muhammadiyah Mataram

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31764/jmm.v6i5.10700

Abstract

Abstrak: Penggunaan masker yang benar merupakan rekomendasikan WHO dalam mencegah penularan Covid-19. Pengetahuan masyarakat akan penggunaan masker yang rendah serta ketersediaan masker yang masih kurang merupakan masalah yang dihadapi dalam pencegahan penularan Covid-19. Kegiatan pengabdian ini merupakan salah satu kegiatan dari program Student Care in Environment, Community and Education (Science) periode kesatu yang di inisiasi oleh Area Pengabdian Kepada Masyarakat dan Humaniora Fakultas Kedokteran Universitas Islam Al Azhar. Tujuan kegiatan ini untuk memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang penggunaan masker yang benar sekaligus pembagian masker. Pada kegiatan ini dilakukan sosialisasi dan pembagian masker secara langsung ke rumah masyarakat sekitar kampus Universitas Islam Al-Azhar sekitar 50 orang. Evaluasi kegiatan dilakukan dengan mengamati secara langsung perubahan perilaku masyarakat dalam menggunakan masker dari rumah ke rumah. Hasil yang dicapai cukup baik dibuktikan bahwa 13 dari 15 keluarga( 86,7%) yang dikunjungi kembali dari rumah ke rumah telah menggunakan masker. Hal ini berbeda dengan pengamatan sebelum kegiatan yang menunjukan 15 kepala keluarga yang dikunjungi tidak ada yang menggunakan masker.Abstract: The correct use of masks is recommended by WHO in preventing the transmission of Covid-19. Public knowledge about the use of masks is low and the availability of masks is still lacking are problems faced in preventing the transmission of Covid-19. This service activity is one of the activities of the Student Care in Environment, Community and Education (Science) program batch 1 which was initiated by the Community Service and Humanities Area of the Faculty of Medicine, Al Azhar Islamic University. The purpose of this activity is to provide direct education to the public about the correct use of masks as well as the distribution of masks. In this activity, there were socialization and distribution of masks directly to the homes of about 50 people around the Al-Azhar Islamic University campus. Evaluation of activities is carried out by observing directly changes in people's behavior in using masks from house to house. The results achieved were quite good, it was proven that 13 out of 15 household heads (86.7%) who were visited again from house to house had used masks. This is different from observations before the activity which showed that 15 heads of families visited did not wear masks.