khairul Khairul
STKIP Labuhan Batu

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

SINTASAN IKAN MUJAIR (Oreochromis mossambicus) YANG DIPELIHARA PADA TAMBAK AIR PAYAU DENGAN PEMBERIAN FREKUENSI PAKAN ALAMI KLEKAP BERBEDA khairul Khairul
JURNAL EDUSCIENCE (JES) Vol 5, No 1 (2018): Jurnal Eduscience (JES)
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (232.007 KB) | DOI: 10.36987/jes.v5i1.886

Abstract

Ikan mujair merupakan salah satu jenis ikan budidaya air tawar. Umumnya ikan ini dipelihara di dalam kolam, sawah, sungai dan danau. Namun bisa pula dipelihara di tambak yang berair payau, karena sifatnya yang euryhaline. Harganya di Belawan mencapai Rp. 35.000 - 40.000 per kilo untuk ukuran 4-5 ekor. Belakangan ini ikan mujair mulai jarang dijumpai dijual dipasar. Diduga karena pembudidaya sekarang merasa malas memelihara ikan ini karena terkendala oleh biaya pakan yang mahal. Selama ini masyarakat hanya mengandalkan pakan komersial (pellet).selama proses produksi. Pemanfaatan pakan alami selama ini belum dioptimalkan, padahal ketersediannya di alam melimpah. Pada tambak-tambak air payau banyak dijumpai pakan alami klekap ini. Beberapa jenis ikan sangat menyukai klekap, diantaranya ikan bandeng, belanak, ketang, baronang termasuk ikan mujair. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sintasan (Survival Rate = SR) benih ikan mujair yang dipelihara di tambak air payau dengan diberikan pakan alami berupa klekap. Diharapkan dari hasil penelitian dapat dijadikan pedoman bagi masyarakat yang membudidayakan ikan mujair untuk memanfaatkan pakan alami yang tersedia. Hal ini untuk mengurangi beban operasional yang hampir 70% dari biaya pakan. Hasil penelitian menunjukan sintasan ikan mujair tertinggi pada perlakuan D (91,33%), perlakuan C (82,33%), Perlakuan B (70,67 %) dan yang terendah Perlakuan A (65%). Hasil analisis variansi menunjukkan Fh (64,24**) > Ft 0,01 (7,59) berarti perlakuan berpengaruh sangat nyata. Hal ini berarti Ha diterima dan Ho ditolak.
HASIL TANGKAPAN BELANGKAS DI PERAIRAN PANTAI TIMUR SUMATERA UTARA, PASCA PENETAPAN STATUS PERLINDUNGAN BERDASARKAN PERATURAN MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2018 Khairul Khairul
JURNAL EDUSCIENCE (JES) Vol 6, No 1 (2019): Jurnal Eduscience (JES)
Publisher : Universitas Labuhanbatu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (293.579 KB) | DOI: 10.36987/jes.v6i1.985

Abstract

Belangkas merupakan hewan yang dilindungi oleh pemerintah indonesia. Populasinya di alam mengalami ancaman kepunahan, diduga karena pencemaran perairan, degradasi habitat dan penangkapan berlebih. Tujuan penelitian ini adalah untuk menetahui hasil tangkapan belangkas di perairan Pantai Timur Sumatera Utara, setelah ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi oleh pemerintah. Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif, dimana penentuan lokasi pengamatan melalui purposive random sampling. Belangkas ditangkap dengan menggunakan jaring insang dan dikutip dengan tangan. Penangkapan belangkas dilakukan selama 3 bulan pada masing-masing stasiun pengamatan, yang dimulai pada bulan April, Mei dan Juni tahun 2018. Hasil penelitian menunjukan jumlah belangkas yang tertangkap pada stasiun 1 (3 individu), stasiun 2 (4 individu), dan stasiun 3 (12 individu). Jumlah belangkas jantan yang tertangkap pada Stasiun 1 (2 individu) Stasiun 2 (2 individu), dan Stasiun 3 (8 individu). Jumlah belangkas betina yang tertangkap pada Stasiun 1 (1 individu), Stasiun 2 (2 individu), dan Stasiun 3 (4 individu)