Ritawati Ritawati
Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

HUBUNGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN IKLIM DI KOTA PRABUMULIH TAHUN 2014-2017 Ritawati Ritawati; Yanelza Supranelfy
Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health) Vol 3 No 1 (2019): Jurnal Bahana Kesehatan Masyarakat (Bahana of Journal Public Health)
Publisher : Poltekkes Kemenkes Jambi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (755.496 KB) | DOI: 10.35910/jbkm.v3i1.194

Abstract

Background : Dengue hemorrhagic fever (DHF) is a vector-based disease which is the main cause of death in tropical countries. Climate change affects the increasing incidence of dengue fever from vector borne disease. The climate variation (temperature, humidity, average air pressure, wind speed, sun illumination, rainfall and rainy day) in Prabumulih City from 2014-2017. Method : The data collected is secondary data in the form of climate factor and the number of dengue cases. Result: Statistical tests show that there is a significant relationship between temperature (p value 0.029) and average air pressure (p value 0.013) with the incidence of DHF. Conslusion : this study indicate that there is a significant relationship between temperature and average air pressure with the incidence of DHF. Air humidity, wind speed, prolonged sun illumination, rainfall and the number of rainy days are insignificant with the incidence of DHF.
FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU MINUM OBAT DALAM PEMBERIAN OBAT PENCEGAHAN MASSAL FILARIASIS DI KABUPATEN BANYUASIN TAHUN 2015 Ritawati Ritawati; Reni Oktarina; Indah Margarethy
SPIRAKEL Vol 12 No 2 (2020)
Publisher : Balai Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Baturaja

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22435/spirakel.v12i2.3442

Abstract

Filariasis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori, yang menyebabkan cairan getah bening tersumbat dan bengkak pada kaki dan lengan. Eliminasi filariasis dilakukan melalui program pemberian obat pencegahan massal kepada seluruh penduduk di daerah endemis setahun sekali selama lima tahun. Kabupaten Banyuasin telah mengalami penurunan angka prevalensi mikrofilaria. Namun risiko penularan masih terjadi karena kasus baru ditemukan setelah periode ketiga pemberian obat massal (POPM) di lokasi sentinel dengan kepadatan mikrofilaria yang tinggi dalam sampel darah. Keberhasilan program eliminasi filariasis membutuhkan tingkat kepatuhan POPM yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku minum obat dalam pemberian obat massal. Jenis penelitian ini adalah analitik kuantitatif dengan desain cross sectional ini dilaksanakan pada tahun 2015 di Kabupaten Banyuasin. Wawancara menggunakan kuesioner dilakukan kepada 302 responden dengan pengambilan sampel secara acak sistematis. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku penggunaan obat adalah tingkat persepsi efek samping obat, pengetahuan masyarakat, metode distribusi obat, dan penyuluhan. Faktor dominan yang mempengaruhi perilaku pengambilan obat adalah penyuluhan, sehingga perlu dilakukan peningkatan pengetahuan kepada masyarakat dengan penyuluhan bahwa efek samping obat adalah respon tubuh terhadap kematian parasit.