Mukhamat Saini
Sekolah Tinggi Agama Islam Miftahul ‘Ula Nglawak Kertosono Nganjuk

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Model Penanaman Budaya Religius Bagi Siswa Mukhamat Saini
TABYIN: JURNAL PENDIDIKAN ISLAM Vol 1 No 1 (2019): Juni
Publisher : STAI Ihyaul Ulum Gresik

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52166/tabyin.v1i1.2

Abstract

Untuk mengatasi perubahan zaman yang selalu berkembang dan berubah, pada era globalisasi ini dunia pendidikan dihadapkan dengan berbagai tantangan diantaranya adalah penjajah baru dalam bidang kebudayaan dan tuntutan masyarakat akan perlunya penegakan hak asasi manusia serta perlakuan yang lebih adil, demokratis, manusiawi dan bijaksana. Penjajahan kebudayaan yang masuk antara lain ialah budaya barat yang bersifat hedonisme. Yang berakibat manusia menjadi meremehkan nilai-nilai budi pekerti dan juga agama karena dianggap tidak memberikan kontribusi secara material dan keduniaan. Oleh karena itu, budaya religius sekolah sangatlah diperlukan untuk mewujudkan pribadi manusia khususnya peserta didik agar tercipta generasi muda yang religius dan taat pada agamanya. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan jenis studi kasus, metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, kesimpulan dan verifikasi. Pengecekan keabsahan data menggunakan kredibilitas, transferabilitas, dependibilitas dan konfirmabilitas. Kesimpulan penelitian ini adalah: 1) Budaya religius yang tertanam di SMAN 2 Nganjuk adalah: Budaya 5s (senyum, salam, sapa, sopan dan santun), saling hormat dan toleran, kajian-kajian ke-Islaman, tadarus bersama dan holat berjamaah budaya religius yang tertanam bagi siswa di MAN 1 Nganjuk adalah membangun rasa saling percaya dan terbuka dalam berfikir, dari kedua budaya tersebut sekolah memberikan kegitan-kegiatan keagamaan antara lain: istighosah sholat hajat dan dhuha berjamaah setiap dua minggu sekali pada hari Senin, bedah kitab kuning, kajian Islam kontemporer, baca tulis Qur’an (BTQ), mengaji dan bersholawat Nabi sebelum memulai pelajaran, peringatan-peringatan hari besar Islam, adanya ponpes kilat di pondok pesantren Miftahul ‘Ula dan adanya khotmil Qur’an setiap awal bulan minggu pertama. 2) Strategi sekolah dalam menanamkan budaya religius pada siswa SMAN 2 Nganjuk adalah dengan: a. Knowing yaitu dengan memberikan pemahaman materi PAI secara mendalam; b. Living yaitu seluruh elemen sekolah mulai dari kepala sekolah sampai dengan siswa semuanya saling memberikan contoh atau suri tauladan yang baik; c. Actualing Acting yaitu sekolah membiasakan murid dengan kegitan-kegiatan keagamaan yang nantinya bisa diterapkan di masyarakat. Sedangkan strategi MAN 1 Nganjuk: a. Pendekatan suri tauladan (Living); b. Pembiasaan (religius Activity); c. Mengawasi secara berkelanjutan (supervision); 3) Dampak pembentukan budaya religius terhadap perilaku keagamaan siswa SMAN 2 Nganjuk adalah jika siswa sudah terbiasa hidup dalam lingkungan yang penuh dengan kebiasaan religius, kebiasaan itu pun akan melekat dalam dirinya dan diterapkan di mana pun mereka berada. Dampak pembentukan budaya religius terhadap perilaku keagamaan siswa MAN 1 Nganjuk adalah untuk menjadikan siswa memiliki moral dan akhlakul karimah. Dengan moral dan akhlakul karimah yang dimilikinya akan mampu mengarahkan minatnya untuk terus belajar mencari ilmu.
Transnasionalisme Islam Indonesia; Studi Gerakan Keagamaan Fundamentalis Komunitas Wanita Bercadar di Kecamatan Pace Kabupaten Nganjuk Mukhamat Saini
Tafáqquh: Jurnal Penelitian Dan Kajian Keislaman Vol. 6 No. 1 (2018): Juni
Publisher : INSTITUT AGAMA ISLAM BANI FATTAH (IAIBAFA)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (334.071 KB) | DOI: 10.52431/tafaqquh.v6i1.128

Abstract

Community veiled women in this study is a group of women who are Muslims by using Muslim clothing and plus a veil to cover his face except the eyes veiled. Women here is a very important research object, this is because the woman is classified something new and attract the attention of the public then has a mystery that needs to be known more deeply, as its movement in conducting a socio-religious change in Pace Nganjuk. This research uses field study. The respondents consist of women veiled and residents in the area. Interview results from interviews conducted are used as primary data supported by secondary data. All the data collected then analyzed qualitatively and quantitatively to obtain conclusions. From the results of the study it was answered that the veiled women group had values ??that became the foundation in taking action, namely religious values ??and the value of exclusivism. Progressive veiled women have committed fundamentalist actions in the areas of religion, education and economics. Community action veiled women are able to bring changes in the socio-religious community Pace Nganjuk. The change can be seen from the increase of women who wear the veil in daily activities in the community.