Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Pustaka Gen Donna Mesina R. Pasaribu
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 15 No. 39C Januari-April 2008
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v15i39C.876

Abstract

Pathogenicity Island Salmonellosis Donna Mesina R. Pasaribu
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 16 No. 43B Mei - Agustus 2010
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v16i43B.887

Abstract

Virus Defektif Hepatitis D Satelit Subviral Hepatitis B Donna Mesina R. Pasaribu
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 17 No. 45 September - Desember 2011
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v17i45.890

Abstract

AbstrackHepatitis delta virus (HDV) was isolated from liver biopsy of a person with chronic HBs Ag. HBV virions and virions with delta antigen are pathogenic and very infectious. HDV is considered as a subviral satellite because of their distribution in hepatocyte cells only in the presence of HBV. Deltavirus is an incomplete RNA virus (defevtive virus), because HDV can not cause infection, for the occurrence of an HDV infection of HBV infection should occur before or at the time together. HDV genome is a circular singel-stranded RNA of negative polarity, consisting of 1700 nucleotides and did not reveal any homology with HBV genome. Spherical-shaped virion particle size 36 nm is a component of the outer, diencapsidasi by HBsAg (the envelope) and the inside of the nukeokapsid consists of 60 copies of genomic delta antigen (Dane particles). clinical manifestations of infection depends on the virulence of HBV HDV. On a carrier of HBV infection, who had superinfection, HDV does not depend on the manifestation of HBV. Modes of transmission similar to HBV, infection most often is the intravenous drug abusers. The prevalence of HDV is not always a picture of the prevalence of HBV. In Indonesia,73 reported hepatitis B carriers who donate blood anti-HDV positive 2.7%. Prevention of infection is the prevention of HBV infection, it also indirectly prevent the transmission of HDV. Precautions are taken with HBsAg vaccination.Key word : HDV, Defective virus, Dane particle
Pencegahan Infeksi Nosokomial dan Resistensi Antibiotika Donna Mesina R. Pasaribu
Jurnal Kedokteran Meditek Vol. 16 No. 42A Januari - April 2010
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v16i42A.915

Abstract

Identifkasi Staphylococcus aureus pada Tombol Elevator Gedung Baru Kampus Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Caesar Swempi Gaidaka; Donna Mesina R. Pasaribu
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 62 APRIL-JUNI 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i62.1548

Abstract

Dengan perkembangan teknologi yang pesat, penggunaan elevator sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Elevator memberikan manfaat yang sangat banyak bagi penggunanya tetapi penggunaan Elevator yang digunakan secara umum memungkinkan transfer bakteri terjadi melalui tangan. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui ada tidaknya bakteri Staphylococcus aureus pada tombol elevator gedung baru kampus Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Krida Wacana (Ukrida) dan mengidentifikasi ditemukannya Methicillin-Resistant Staphylococcus aureus (MRSA). Penelitian merupakan penelitian deskriptif laboratorium dan menggunakan teknik pengambilan sampel consecutive sampling, dengan sampel yang berjumlah 10 tombol pada kedua Elevator pada gedung baru kampus FK Ukrida. Sampel pada penelitian ini diambil pada dua waktu, yakni pada pukul 08.00 dan juga pada pukul 16.00. Penelitian ini dilakukan dengan cara swab tombol Elevator dan ditanam pada media agar darah, Mannitol salt agar (MSA), uji koagulase, uji Methicillin-resistant Staphylococcus aureus (MRSA), dan juga pewarnaan gram. Dari hasil penelitian ditemukan positif S. aureus pada tombol pada tombol III kanan sore, II kiri sore, III kiri sore, dan setelah dilakukan uji MRSA hasilnya ketiga tombol yang positif S. aureus masuk dalam kategori Susceptible atau masih sensitif dengan methicillin.Kata Kunci: S. aureus, tombol Elevator, kampus FK Ukrida
Hubungan antara Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Deteksi Dini tentang Stroke di Universitas Kristen Krida Wacana Ineke Putri; Rimawati Tedjasukmana; Donna Mesina R. Pasaribu
Jurnal Kedokteran Meditek VOL. 23 NO. 63 JULI-SEPTEMBER 2017
Publisher : Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36452/jkdoktmeditek.v23i63.1558

Abstract

Pada penelitian yang diterbitkan oleh American Academy of Neurology tahun 2014 dijelaskan ada 41% responden yang mengetahui tentang stroke. Penelitian ini ingin mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan deteksi dini stroke dengan metode Freamwork for Application of Systems Technology (FAST), merupakan penelitian kualitatif dengan desain cross sectional, sampel berjumlah 99 orang pegawai di Universitas Kristen Krida Wacana (UKRIDA) berumur antara 18 - 60 tahun dengan teknik stratified random sampling. Kuesioner dikumpulkan dan dianalisis menggunakan uji Chi-Square. Hasil penelitian ini yang menduduki peringkat pertama adalah responden yang ber pendidikan terakhir SLTA dengan berpengetahuan baik yaitu 77,6%, dan posisi terendah diduduki oleh responden yang berpendidikan terakhir Sekolah Lanjut Tingkat Atas (SLTA) dengan berpengetahuan rendah yaitu sebesar 22,4%. Hasil analisis diperoleh signifikansi p = 0,711. Responden banyak yang menjawab mengetahui pertanyaan metode FAST bagian muka mencong (98,9%) tetapi sedikit menjawab mengetahui pada pertanyaan golden time (20,2%). Hasil penelitian ini diduduki peringkat atas oleh yang berpengetahuan baik dengan rentang umur 35-60 tahun (89,1%), berjenis kelamin laki-laki (77%), dan pada pekerjaan petugas kebersihan dan penjaga perpustakaan (79,2%). Disimpulkan, meskipun secara analisis statistik tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan pengetahuan deteksi dini stroke, tetapi hasil penelitian ini menunjukkan orang dengan pendidikan SLTA memiliki pengetahuan yang lebih baik. Diharapkan tenaga kesehatan untuk meningkatkan kegiatan promosi kesehatan deteksi dini stroke dan waktu penanganan stroke.Kata Kunci: stroke, pendidikan, metode FAST, pengetahuan, saraf