This Author published in this journals
All Journal Mediator
Santoso S. Hamijoyo
Fikom Unisba

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Landasan I1miah Komunikasi: Sebuah Pengantar Hamijoyo, Santoso S.
Mediator Vol 1, No 1 (2000)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

llmu komunikasi merupakan ilmu terapan. Artinya ia menerapkan asas-osas ilmiah teori, generalisasi, dan penemuan ilmiah dari empat ilmu sosial dasar yang telah melandasinya. Tidak bisa dibayangkan seorang ilmuwan atau pakar komunikasi yang bergerak pada dataran praktis sekalipun,jika ia tidak memahami atau menguasai prinsip-prinsip ilmu sosial dasar, karena yang menjadi inti perhatian sehari-hari adalah perilaku manusia dan perubahan sosial. 1idak berarti bahwa sebagai ilmu terapan ia lantas menjadi pasif. ia justru harus aktif berkreasi. berinovasi, dan berimajinasi, melalui penelitian, pengembangan, dan penyebaran dalam situasi riil. Dalam hal ini ia akan dibimbing oleh masalah-masalah implementasi praktis maupun masalah-masalah konsepsional teoritik.
Konflik Sosial dengan Tindak Kekerasan dan Peranan Komunikasi Hamijoyo, Santoso S.
Mediator Vol 2, No 1 (2001)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Adanya konflik sosial, apalagi yang disertai tindak kekerasan adalah bukti bahwa ada “kemacetan komunikasi” antarberbagai golongan dalam masyarakat kita yang majemuk. Jika diakui bahwa komunikasi adalah bagian dari proses budaya yang beradab, maka komunikasi dengan berbagai kiat dan pendekatannya bisa dipercaya untuk berperan meredam atau paling sedikit mengantisipasi datangnya konflik.
Menjelajah Ranah Keterampilan Hidup Hamijoyo, Santoso S.
Mediator Vol 3, No 2 (2002)
Publisher : FIkom Unisba

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Keterampilan hidup (life-skill) bukan gagasan baru dalam dunia pendidikan di Indonesia. Selain pernah di gagas UNESCO pada tahun 1949 lewat program keaksaraannya (Functional Literacy), pemerintah Indonesia pun sudah pernah mencanangkannya sebagai salah satu kebijakan Program B dalam buatan Kurikulum 1984. Sayangnya, ketidakjelasan dan ketidakkonsistenan pelaksanaan program menjadikan tujuan membekali siswa didik dengan life skill tidak terCapai. Tuntutan pembekalan life skill muncul dari perubahan ciri masyarakat secara global, dari Masyarakat Pertanian ke pola Masyarakat Industri hingga menjadi Masyarakat Informasi, yang mengimbas pula pada struktur masyarakat Indonesia secara keseluruhan. Melalui pembekalan life skill, siswa didik diharapkan mampu secara jeli mengobservasi peristiwa dan masalah di sekelilingnya, kemudian mahir merekonstruksi dan mengonsolidasikannya. Setelah lulus, siswa diharapkan memiliki modal intelektual, emosional, dan keterampilan manual yang mantap untuk berkiprah dalam kancah perjuangan karier dan kehidupan selanjutnya. Untukitu,dibutuhkan perancang-perancang pengajaran yang betul-betul mahir merancang pola pengajaran terprogram secara terpribadi (ipdividualized). Konsep keterampilan sendiri secara sempit dimaknai sebagai kerja manual dan hastawi. Dalam arti luasnya, keterampilan mengandung makna solusi dan realitas . Makna-makna itu menjadi kunci yang diperlukan siapa pun untuk mengatasi tantangan di setiap pola kehidupan masyarakat, baik itu Masyarakat Pertanian, Masyarakat Industri, maupun Masyarakat Informasi.