Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Lampion Hias Bernilai Estetika untuk Meningkatkan Kreativitas Karang Taruna Fenny Rochbeind; Sumarwahyudi Sumarwahyudi; Lisa Sidyawati
Jurnal KARINOV Vol 3, No 1 (2020): Januari
Publisher : Institute for Research and Community Service (LP2M), Universitas Negeri Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.17977/um045v3i1p37-43

Abstract

Kegiatan pengabdian ini diperuntukkan bagi karang taruna dikawasan wisata Kampung Heritage Kajoetangan Kota Malang. Bertujuan untuk meningkatkan kreativitas peserta, potensi diri dibidang kreatif, menambah pengetahuan dan pengalaman artistik melalui pembuatan lampion hias. Kebutuhan akan pencahayaan dilokasi kawasan wisata bukan hanya untuk keindahan tetapi memeriahkan tampilan permukiman khususnya di malam hari. Pembekalan keterampilan bagi karang taruna sangat diharapkan dan dipastikan untuk kurun waktu tertentu, secara berkesinambungan kawasan ini menjadi sentra industri kreatif berbasis budaya lokal yang memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi. Masalahnya aktivitas karang taruna sangat kurang dibidang kreatif, belum memiliki kompetensi mengembangkan potensi kreatif berolah seni rupa dan kerajinan untuk memperindah lingkungan yang menjadi objek kunjungan wisata sehingga perlu dilatih. Metode yang digunakan diantaranya  pengayaan, metode pembelajaran, metode partisipatif, dan metode evaluasi untuk mengetahui perubahan pengetahuan, keterampilan, dan wawasan/perilaku khalayak sasaran. Manfaat dari kegiatan pelatihan penting untuk meningkatkan kreativitas peserta, mampu berwirausaha, memiliki motivasi tinggi untuk mengembangkan potensi diri, dan menggunakan keterampilan yang dimiliki untuk memperindah, memelihara, dan melestarikan  lingkungan kawasan kampung wisata Kajoetangan.  Kata kunci— lampion hias, kreativitas, Kampung Heritage Kajoetangan Malang. Abstract Community service activity is for young people in the tourism area of Kajoetangan Heritage Village, Malang. Aiming to increase participant's creativity, self potential in the creative field, increase knowledge and artistic experience through making decorative lanterns. The need for lighting in the tourist area is not just for beauty but enliven the appearance of settlements, especially at night. Provision of skills for youth is highly expected and ensured for a certain period of time, this area will continuously become a center for creative industries based on local culture that has a high economic value. The problem is that the activities of the youth group are very lacking in the creative field, and do not yet have the competence to develop the creative potential to work in the arts and crafts to beautify the environment that is the object of a tourist visit so they need to be trained. The methods used include enrichment, learning methods, participatory methods, and evaluation methods to determine changes in knowledge, skills, and insights/behavior of the target audience. The benefits of the training activities are important to increase the creativity of the participants, being able to become entrepreneurs, have high motivation to develop their potential, and use their skills to beautify, maintain, and preserve the environment of the Kajoetangan tourist village. Keywords— ornamental lanterns, creativity, Kampung Heritage Kajoetangan Malang
Penciptaan Karya Lukis Dengan Tema Perempuan Dalam Labirin Kordratinya Suatu Tinjauan Hermeneutik Jacques Derrida Rochbeind, Fenny
Journal of Contemporary Indonesian Art Vol 8, No 2 (2022)
Publisher : Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jocia.v8i2.7543

Abstract

Abstrak: Perempuan bisa diartikan sebagai individu dan makhluk sosial yang bergerak bebas diberbagai ruang tempatnya bereksistensi. Masalahnya perempuan terposisikan sebagai objek dalam sistem patriarki. Ide penciptaan ini adalah perempuan dengan segala problematiknya akan diimplementasikan ke dalam lukisan. Fokus penciptaan adalah wujud perempuan imajinatif dalam berbagai gerak di ruang menyerupai labirin. Tujuan penciptaan ini untuk mewujudkan lukisan mixed media dengan objek perempuan, dan memaparkan proses kreatif didasari pandangan Jacques Derrida. Metode penciptaan seni menggunakan pendekatan hermeneutik Jaques Derrida. Hasil penciptaan ini untuk mewujudkan karya lukis mixed media dengan objek perempuan diruang labirin imajinatif, yang memiliki nilai kebaruan dari segi bahan yang digunakan maupun teknik penggarapan. Manfaat penciptaan ini dapat mengedukasi masyarakat melalui lukisan mixed media yang memanfaatkan limbah plastik dan elemen lainnya dalam mewujudkan ke karya lukis. Dengan mendaur ulang sampah menjadi objek estetik dalam bentuk lukisan dapat mengurangi pencemaran lingkungan.Kata kunci: penciptaan karya lukis, perempuan, labirin, hermeneutik Jacques Derrida
Analysis of Movement and Music Characteristics of Performance Art in “Touching the Heart for a Broken Wing” Performance Rochbeind, Fenny; Pristiati, Tutut
Harmonia: Journal of Arts Research and Education Vol 22, No 1 (2022): June 2022
Publisher : Department of Drama, Dance and Music, FBS, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/harmonia.v22i1.34858

Abstract

Research related to performance art in Indonesia has been carried out but has not been studied in-depth, and the topics are different from those analyzed by researchers. This study aims to describe the characteristics of motion and music and to know the relationship between the actions of the performer’s body in the performance. Qualitative methods were used in this study with an interdisciplinary approach. Data sources are obtained from performers and audiences, while data collection techniques are through observation, interviews, and documentation. Data analysis used RoseLee Goldberg’s performance art theory. These findings include 1) the characteristics of the performer’s body movements spontaneously visualizing gross and fine movements that are artistically related to music and other elements, and 2) the characteristics of music that spontaneously accompanies the performer’s body movements. The benefits of research on the performance art of “Touching the Heart for a Broken Wing” can be understood and appreciated by the public as a new form of art that provides new value to the art treasures in Indonesia.