Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

APAKAH BENAR VARIABEL MAKROEKONOMI MEMILIKI KAUSALITAS DENGAN MINYAK SAWIT (PENDEKATAN PAIRWISE GRANGER CAUSALITY TEST DAN WALD TEST) Syahril Syahril; Irmayani Irmayani
Jurnal Bisnis Dan Kajian Strategi Manajemen Vol 4, No 1 (2020): JURNAL BISNIS DAN KAJIAN STRATEGI MANAJEMEN
Publisher : universitas teuku umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/jbkan.v4i1.1895

Abstract

Kajian ini bermaksud  untuk melihat kausalitas bivariat dan kausalitas multivariat volume ekspor minyak sawit Indonesia, volume ekspor minyak sawit Malaysia, harga minyak mentah dunia, harga minyak kedelai, kurs dan harga minyak sawit dunia. Jenis data dalam kajian ini adalah data skunder (bulanan periode Januari 2008-Desember 2017), yang diperoleh dari Laporan BPS, FAO, WTO dan  BI. Untuk menjawab masalah dalam penelitian ini dengan menggunakan model VECM dengan pendekatan Pairwise Granger Causality Test dan Wald Test untuk melihat hubungan antar variabel.  Hasil uji kausalitas bivariat membuktikan adanya hubungan kausalitas satu arah antara volatilitas harga minyak mentah sawit dunia  dengan volume  ekspor minyak mentah sawit Malaysia dan harga minyak mentah, kemudian volatilitas minyak mentah sawit dunia dengan kurs rupiah terhadap dollar USA. Kemudian hasil uji Kausalitas Multivariat menjelaskan bahwa adanya hubungan kausalitas dua arah antara volatitas harga minyak mentah sawit dunia dengan volume ekspor minyak mentah sawit Indonesia dan harga minyak kedelai dunia.  Hasil penelitian ini menjadikan sebagai rumusan kebijakan dalam menjaga kestabilan harga minyak sawit dunia dan bagaimana pengembangan usaha perkebunan dan  industri turunan kelapa sawit.
KAUSALITAS VARIABEL KELAPA SAWIT DAN KERUSAKAN LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA (PENDEKATAN PAIRWISE GRANGER CAUSALITY TESTS) Syahril Syahril; Arie Saputra; Irmayani Irmayani
JURNAL EKOMBIS Vol 6, No 1 (2020) April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/ekombis.v6i1.2009

Abstract

The study used the monthly time series data in the period from January 2008 to December 2017, with the number of observations being 120 months. This study analyzes causality relationships between variables using the Vector Error Correction Model (VECM) approach of Pairwise Granger Causality Tests. The results showed that Indonesia's CPO price has the causality of one Indonesia's environmental quality index. Then the same results also variable the price of the world CPO has the causality of a quality index of Indonesian environment, this means that the variable change price of CPO world Cederung increase production by expanding oil plantation area. Expansion of oil palm plantations lowers the environmental quality index and ultimately undermine the Indonesian environment.Keywords: CPO Price, Pairwise Granger Causality test, VECM
ANALISIS MENGATASI PENURUNAN HARGA TANDAN BUAH SEGAR (TBS) KELAPA SAWIT PETANI SWADAYA DI INDONESIA Syahril Syahril; Irmayani Irmayani
JURNAL EKOMBIS Vol 5, No 1 (2019) April
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (178.701 KB) | DOI: 10.35308/ekombis.v5i1.1360

Abstract

Research aims to look for formulations how to overcome the price reduction of fresh fruit bunches (TBS) in Indonesia along with the movement of CPO Price in the international market so that smallholders and palm oil entrepreneurs can keep Revenue stability in its business sustainability. This research uses qualitative methods with descriptive analysis. The result of research obtained is the lack of demand (demand) that led to the accumulation of CPO (supply) in palm oil Mills (MCC). The accumulation of crude palm oil (CPO) becomes among the company's alibi as a justification for buying cheap prices of fresh fruit bunches (TBS) farmer oil palm. The instability of the European and United States economies, along with the time of harvest crops of other vegetable oil products, such AS sunflower, soy, and corn, encourages the decline in the price of CPO exports. The solution to overcome TBS price decline is to build the downstream CPO industry, the establishment of TBS Pengumpus cooperative and diversify by expanding the type of agricultural activities and multiply the type of crops on a land. Keywords: TBS price drop, CPO export price, formulation solution.
Pengabdian Masyarakat Melalui Teknologi Pemupukan Areal Pegunungan Di Gampong Teupin Panah Aceh Barat Syahril Syahril; Arie Saputra; Irmayani Irmayani
Jurnal Pengabdian Masyarakat: Darma Bakti Teuku Umar Vol 2, No 1 (2020): Januari-Juni
Publisher : Universitas Teuku Umar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35308/baktiku.v2i1.1896

Abstract

Perkebunan yang ada di Kecamatan Kaway XIV Aceh Barat khususnya di Desa Teupin Panah sebagian memiliki areal perkebunan yang merupakan daerah pegunungan yang berlereng dan bertebing-tebing. Areal pegunungan ini menyulitkan petani dalam hal pekerjaan penyemprotan dan pemupukan yang mutlak diperlukan dalam perkebunan kelapa sawit. Hal ini disebabkan petani harus naik turun gunung untuk melakukan pekerjaan tersebut. Selain itu para petani juga kesulitan memperoleh pupuk non organik karena harganya yang mahal. Sementara itu para petani memiliki peliharaan berupa kerbau di mana kotoran kerbau tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk organik. Pendekatan yang digunakan untuk permasalahan  ini  adalah dengan membangun kandang ternak, tower air, tower pupuk dan instalasi pemipaan untuk mendistribusikan pupuk dari puncak gunung ke areal sawit. Sumber air bersih diperoleh melalui penampungan air hujan yang dinaikkan ke tower dengan menggunakan pompa air listrik. Pendistribusian pupuk organik ke  areal  pohon kelapa sawit dialirkan dengan sistem saluran pipa yang memanfaatkan gaya gravitasi bumi. Dengan demikian diharapkan kesulitan pemupukan di lahan pegunungan serta mahalnya pupuk non organik dapat diatasi dan dikembangkan di kalangan petani yang memilki areal di pegunungan untuk meningkatkan produksi dan pendapatan masyarakat.