Wilda Rihlasyita
PBA STAI AL-YAsini Pasuruan

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Telaah Pendekatan Linguistik dalam Buku “Metodologi Bibel Dalam Studi Al-Qur’an” (Sebuah Kajian Kritis): Wilda Rihlasyita, M.Pd.I, Prodi PBA STAI Al-Yasini Pasuruan Wilda Rihlasyita
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 3 No 2 (2018)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (248.454 KB)

Abstract

Sebagai seorang muslim, kita harus terus mengembangkan wawasan tentang hal-hal yang telah dilakukan orientalis terhadap Al-Qur’an. Sebagaimana tidak sedikit para teolog Kristen mengkaji Al-Qur’an secara mendalam. Sebagaimana fenomena yang terjadi, dewasa ini semakin banyak hujatan dan kritikan yang dipaparkan para sarjana Yahudi-Kristen terhadap Al-Qur’an. Hal ini bermula sejak abad 13 yang lalu dan terus bergema hingga saat ini. Salah satu buku yang secara garis besar memaparkan hujatan dan kritikan para sarjana Yahudi-Kristen terhadap Al-Qur’an berjudul “Metodologi Bibel dalam Studi Al-Qur’an”. Buku ini ditulis oleh seorang cendekiawan Muslim yang bernama Adnin Armas. Penulis akan memaparkan analisis secara kritis terhadap Pendekatan Linguistik yang digunakan dalam menyusunan buku ini.
KIRI ISLAM HASAN HANAFI DAN OKSIDENTALISME: WILDA RIHLASYITA; PBA STAI Al-Yasini Pasuruan Wilda Rihlasyita
Al Yasini : Jurnal Keislaman, Sosial, hukum dan Pendidikan Vol 4 No 2 (2019)
Publisher : Konsorsium Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Yasini Pasuruan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (204.059 KB)

Abstract

Hassan Hanafi memaknai kiri Islam dalam konteks struktur sosial dimana terdapat dua kelas sosial yang saling berlawanan. Dalam tatanan sosial yang demikian itu, Kiri Islam dimaksudkan untuk membela kepentingan mayoritas untuk mengembalikan hak-hak kaum miskin dari kaum kaya, membela kaum lemah dalam menghadapi kaum kuat, serta menjadikan umat manusia seluruhnya sama sejajar. Sedangkan, Oksidentalisme sebagaimana dikenalkan oleh Hanafi lebih bersih, objektif, dan netral dibandingkan dengan orientasi orientalisme. Oksidentalisme mengajarkan pada kita bagaimana seharusnya kita menyikapi peradaban barat. Bukan persoalan menolak atau menerima, tetapi lebih kepada mengkritisi. Demi menuju kepada kesadaran pembebasan manusia seutuhnya. Bahwa di dunia ini semua manusia adalah sama, semua peradaban adalah sama.