Ahmad Muhtadi
University Of Sumatra Utara

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Kondisi habitat dan keragaman nekton di hulu Daerah Aliran Sungai Wampu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara Ahmad Muhtadi; Orbita R. Dhuha; Desrita Desrita; Toibullah Siregar; Muammar Muammar
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (427.74 KB) | DOI: 10.13170/depik.6.2.5982

Abstract

The study was conducted to determine the condition of the habitat and the diversity of fish in the watershed of Wampu. The habitat conditions was determined by measuring parameters of temperature, brightness, current velocity, depth, DO, pH, type of substrate, the width and the width of the river. Nekton was sampled using electrofishing units at voltage of 15 volt and 9 amperes. The characteristic of upstream watershed was large stones substrate, gravel, and sand with a fast flow and clear waters. Physical-chemical parameters of waters in the upper watersheds Wampu is still suitable for fish, crabs, and shrimp to live in good condition. A total of 15 species of fishes and one species of freshwater crab and one species of freshwater prawns were recorded during the study. There were two species of mahseer were recorded, namely; Tor soro and T. tambra. The higher diversity index (H ') was recorded in the Bahorok River with a value of 4.5 followed by Berkail River (3.45) and Landak River with a value of 2.46.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi habitat dan keragaman ikan di DAS Wampu. Pengukuran kondisi habitat dengan mengukur parameter suhu, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman, DO, pH, jenis substrat, lebar dan lebar badan sungai. Jenis nekton ditangkap dengan alat backpack electrofishing units dimana arus listrik yang dihasilkan bersumber dari batere 15 volt dan 9 ampere. Kondisi habitat pada bagian hulu DAS  Wampu yaitu bertipe substrat batu besar, kerikil, dan pasir dengan arus yang sedang - besar serta perairan yang jernih. Parameter fisika-kimia perairan di hulu DAS Wampu masih layak dan cocok untuk habitat ikan, kepiting dan udang. Selama penelitian nekton yang terkoleksi sebanyak 15 jenis ikan dan 1 jenis kepiting air tawar serta 1 jenis udang air tawar. Pada survei ini ditemukan dua jenis ikan Tor  yakni  T. soro, dan T. Tambra. Keanekaragaman (H') tertinggi terdapat pada Sungai Bahorok dengan nilai 4,5 diikuti Sungai Berkail dengan nilai 3,45, dan Sungai Landak dengan nilai 2,46. 
Status dan sebaran mangrove di kawasan konservasi Taman Pulau Kecil, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara Ahmad Muhtadi; Zulham Apandy Harahap; Ahyar Pulungan; Nurmatias Nurmatias; Pardamean Lubis; Zufriwandi Siregar; Rudolf Y. Ompusunggu; Fauzan Aulia
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (863.191 KB) | DOI: 10.13170/depik.9.2.15065

Abstract

Mangroves are an important part of determining conservation areas as well as determining zoning within conservation areas. Therefore, information on the status and distribution of mangroves is essential in managing conservation areas. This study was conducted in Taman Pulau Kecil, Central Tapanuli District. The data was collected in June 2019. The sampling sites consisted 26 points (1-15 at the Mursala Island and its surroundings and 16-27 in the Tapian nauli Bay (maindland)). The study revealed 17 mangrove species from 9 families consisted of 14 true mangroves and 3 associated mangroves namely pandan (Pandanus tectorius), waru (Thespesia populnea), and ketapang (Terminalia catappa). Analysis of the importance of mangrove species in Taman Pulau Kecil, Central Tapanuli district showed that Rizophora, Xilocarpus, and Bruguiera have a large influence and role in the mangrove vegetation community. Mangroves in conservation area at Taman Pulau Kecil were in the good category. However, the condition and status of mangroves in Tapian Nauli Bay had better condition with the density of 3.120 ind/ha while in Mursala  Island and its surroundings with density of 2.356 ind/ha.Keywords: Mangrove, Marine Protected area, Mursala Island, Tapian Nauli BayABSTRAKMangrove merupakan salah satu ekosistem penting dalam penentuan kawasan konservasi serta dalam penentuan zonasi di dalam kawasan konservasi. Oleh karena itu, informasi status dan sebaran mangrove penting dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi. Lokasi pengambilan data mangrove di kawasan konservasi daerah Taman Pulau Kecil Kabupaten Tapanuli Tengah. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2019. Lokasi pengambilan data pada 26 titik pengamatan yang terdiri dari titik 1-15 di Pulau Mursala dan sekitarnya dan titik 16-27 di Teluk Tapaian Nauli (pulau sumatera). Hasil penelitian ditemukan 17 spesies mangrove dari 9 famili. Jenis mangrove tersebut terdiri dari 14 mangrove sejati dan 3 mangrove ikutan yaitu pandan (P. tectorius), waru laut (Thespesia populnea), dan ketapang (Terminalia catappa). Analisis nilai penting jenis mangrove di KKPD Taman Pulau Kecil Tapanuli Tengah menunjukkan bahwa Rizophora, Xilocarpus, dan Bruguiera memiliki pengaruh dan peran yang besar dalam komunitas vegetasi mangrove. Mangrove di KKPD Taman Pulau Kecil Tapanuli Tengah termasuk kategori baik. Namun kondisi dan status mangrove di Teluk Tapian Nauli lebih baik dengan kerapatan rata-rata 3,120 ind/ha dibanding di Pulau Mursala dan sekitarnya dengan kerapatan rata-rata 2,356 ind/ha.Kata kunci: Mangrove, Kawasan konservasi perairan, Pulau Mursala, Teluk Tapian Nauli
Status dan sebaran mangrove di kawasan konservasi Taman Pulau Kecil, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara Ahmad Muhtadi; Zulham Apandy Harahap; Ahyar Pulungan; Nurmatias Nurmatias; Pardamean Lubis; Zufriwandi Siregar; Rudolf Y. Ompusunggu; Fauzan Aulia
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.2.15065

Abstract

Mangroves are an important part of determining conservation areas as well as determining zoning within conservation areas. Therefore, information on the status and distribution of mangroves is essential in managing conservation areas. This study was conducted in Taman Pulau Kecil, Central Tapanuli District. The data was collected in June 2019. The sampling sites consisted 26 points (1-15 at the Mursala Island and its surroundings and 16-27 in the Tapian nauli Bay (maindland)). The study revealed 17 mangrove species from 9 families consisted of 14 true mangroves and 3 associated mangroves namely pandan (Pandanus tectorius), waru (Thespesia populnea), and ketapang (Terminalia catappa). Analysis of the importance of mangrove species in Taman Pulau Kecil, Central Tapanuli district showed that Rizophora, Xilocarpus, and Bruguiera have a large influence and role in the mangrove vegetation community. Mangroves in conservation area at Taman Pulau Kecil were in the good category. However, the condition and status of mangroves in Tapian Nauli Bay had better condition with the density of 3.120 ind/ha while in Mursala  Island and its surroundings with density of 2.356 ind/ha.Keywords: Mangrove, Marine Protected area, Mursala Island, Tapian Nauli BayABSTRAKMangrove merupakan salah satu ekosistem penting dalam penentuan kawasan konservasi serta dalam penentuan zonasi di dalam kawasan konservasi. Oleh karena itu, informasi status dan sebaran mangrove penting dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi. Lokasi pengambilan data mangrove di kawasan konservasi daerah Taman Pulau Kecil Kabupaten Tapanuli Tengah. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2019. Lokasi pengambilan data pada 26 titik pengamatan yang terdiri dari titik 1-15 di Pulau Mursala dan sekitarnya dan titik 16-27 di Teluk Tapaian Nauli (pulau sumatera). Hasil penelitian ditemukan 17 spesies mangrove dari 9 famili. Jenis mangrove tersebut terdiri dari 14 mangrove sejati dan 3 mangrove ikutan yaitu pandan (P. tectorius), waru laut (Thespesia populnea), dan ketapang (Terminalia catappa). Analisis nilai penting jenis mangrove di KKPD Taman Pulau Kecil Tapanuli Tengah menunjukkan bahwa Rizophora, Xilocarpus, dan Bruguiera memiliki pengaruh dan peran yang besar dalam komunitas vegetasi mangrove. Mangrove di KKPD Taman Pulau Kecil Tapanuli Tengah termasuk kategori baik. Namun kondisi dan status mangrove di Teluk Tapian Nauli lebih baik dengan kerapatan rata-rata 3,120 ind/ha dibanding di Pulau Mursala dan sekitarnya dengan kerapatan rata-rata 2,356 ind/ha.Kata kunci: Mangrove, Kawasan konservasi perairan, Pulau Mursala, Teluk Tapian Nauli
Kondisi habitat dan keragaman nekton di hulu Daerah Aliran Sungai Wampu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara Ahmad Muhtadi; Orbita R. Dhuha; Desrita Desrita; Toibullah Siregar; Muammar Muammar
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.5982

Abstract

The study was conducted to determine the condition of the habitat and the diversity of fish in the watershed of Wampu. The habitat conditions was determined by measuring parameters of temperature, brightness, current velocity, depth, DO, pH, type of substrate, the width and the width of the river. Nekton was sampled using electrofishing units at voltage of 15 volt and 9 amperes. The characteristic of upstream watershed was large stones substrate, gravel, and sand with a fast flow and clear waters. Physical-chemical parameters of waters in the upper watersheds Wampu is still suitable for fish, crabs, and shrimp to live in good condition. A total of 15 species of fishes and one species of freshwater crab and one species of freshwater prawns were recorded during the study. There were two species of mahseer were recorded, namely; Tor soro and T. tambra. The higher diversity index (H ') was recorded in the Bahorok River with a value of 4.5 followed by Berkail River (3.45) and Landak River with a value of 2.46.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi habitat dan keragaman ikan di DAS Wampu. Pengukuran kondisi habitat dengan mengukur parameter suhu, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman, DO, pH, jenis substrat, lebar dan lebar badan sungai. Jenis nekton ditangkap dengan alat backpack electrofishing units dimana arus listrik yang dihasilkan bersumber dari batere 15 volt dan 9 ampere. Kondisi habitat pada bagian hulu DAS  Wampu yaitu bertipe substrat batu besar, kerikil, dan pasir dengan arus yang sedang - besar serta perairan yang jernih. Parameter fisika-kimia perairan di hulu DAS Wampu masih layak dan cocok untuk habitat ikan, kepiting dan udang. Selama penelitian nekton yang terkoleksi sebanyak 15 jenis ikan dan 1 jenis kepiting air tawar serta 1 jenis udang air tawar. Pada survei ini ditemukan dua jenis ikan Tor  yakni  T. soro, dan T. Tambra. Keanekaragaman (H') tertinggi terdapat pada Sungai Bahorok dengan nilai 4,5 diikuti Sungai Berkail dengan nilai 3,45, dan Sungai Landak dengan nilai 2,46. 
Kondisi habitat dan keragaman nekton di hulu Daerah Aliran Sungai Wampu, Kabupaten Langkat, Provinsi Sumatera Utara Ahmad Muhtadi; Orbita R. Dhuha; Desrita Desrita; Toibullah Siregar; Muammar Muammar
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.5982

Abstract

The study was conducted to determine the condition of the habitat and the diversity of fish in the watershed of Wampu. The habitat conditions was determined by measuring parameters of temperature, brightness, current velocity, depth, DO, pH, type of substrate, the width and the width of the river. Nekton was sampled using electrofishing units at voltage of 15 volt and 9 amperes. The characteristic of upstream watershed was large stones substrate, gravel, and sand with a fast flow and clear waters. Physical-chemical parameters of waters in the upper watersheds Wampu is still suitable for fish, crabs, and shrimp to live in good condition. A total of 15 species of fishes and one species of freshwater crab and one species of freshwater prawns were recorded during the study. There were two species of mahseer were recorded, namely; Tor soro and T. tambra. The higher diversity index (H ') was recorded in the Bahorok River with a value of 4.5 followed by Berkail River (3.45) and Landak River with a value of 2.46.Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi habitat dan keragaman ikan di DAS Wampu. Pengukuran kondisi habitat dengan mengukur parameter suhu, kecerahan, kecepatan arus, kedalaman, DO, pH, jenis substrat, lebar dan lebar badan sungai. Jenis nekton ditangkap dengan alat backpack electrofishing units dimana arus listrik yang dihasilkan bersumber dari batere 15 volt dan 9 ampere. Kondisi habitat pada bagian hulu DAS  Wampu yaitu bertipe substrat batu besar, kerikil, dan pasir dengan arus yang sedang - besar serta perairan yang jernih. Parameter fisika-kimia perairan di hulu DAS Wampu masih layak dan cocok untuk habitat ikan, kepiting dan udang. Selama penelitian nekton yang terkoleksi sebanyak 15 jenis ikan dan 1 jenis kepiting air tawar serta 1 jenis udang air tawar. Pada survei ini ditemukan dua jenis ikan Tor  yakni  T. soro, dan T. Tambra. Keanekaragaman (H') tertinggi terdapat pada Sungai Bahorok dengan nilai 4,5 diikuti Sungai Berkail dengan nilai 3,45, dan Sungai Landak dengan nilai 2,46. 
Status dan sebaran mangrove di kawasan konservasi Taman Pulau Kecil, Kabupaten Tapanuli Tengah, Provinsi Sumatera Utara Ahmad Muhtadi; Zulham Apandy Harahap; Ahyar Pulungan; Nurmatias Nurmatias; Pardamean Lubis; Zufriwandi Siregar; Rudolf Y. Ompusunggu; Fauzan Aulia
Depik Vol 9, No 2 (2020): August 2020
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.9.2.15065

Abstract

Mangroves are an important part of determining conservation areas as well as determining zoning within conservation areas. Therefore, information on the status and distribution of mangroves is essential in managing conservation areas. This study was conducted in Taman Pulau Kecil, Central Tapanuli District. The data was collected in June 2019. The sampling sites consisted 26 points (1-15 at the Mursala Island and its surroundings and 16-27 in the Tapian nauli Bay (maindland)). The study revealed 17 mangrove species from 9 families consisted of 14 true mangroves and 3 associated mangroves namely pandan (Pandanus tectorius), waru (Thespesia populnea), and ketapang (Terminalia catappa). Analysis of the importance of mangrove species in Taman Pulau Kecil, Central Tapanuli district showed that Rizophora, Xilocarpus, and Bruguiera have a large influence and role in the mangrove vegetation community. Mangroves in conservation area at Taman Pulau Kecil were in the good category. However, the condition and status of mangroves in Tapian Nauli Bay had better condition with the density of 3.120 ind/ha while in Mursala  Island and its surroundings with density of 2.356 ind/ha.Keywords: Mangrove, Marine Protected area, Mursala Island, Tapian Nauli BayABSTRAKMangrove merupakan salah satu ekosistem penting dalam penentuan kawasan konservasi serta dalam penentuan zonasi di dalam kawasan konservasi. Oleh karena itu, informasi status dan sebaran mangrove penting dalam upaya pengelolaan kawasan konservasi. Lokasi pengambilan data mangrove di kawasan konservasi daerah Taman Pulau Kecil Kabupaten Tapanuli Tengah. Pengambilan data dilakukan pada bulan Juni 2019. Lokasi pengambilan data pada 26 titik pengamatan yang terdiri dari titik 1-15 di Pulau Mursala dan sekitarnya dan titik 16-27 di Teluk Tapaian Nauli (pulau sumatera). Hasil penelitian ditemukan 17 spesies mangrove dari 9 famili. Jenis mangrove tersebut terdiri dari 14 mangrove sejati dan 3 mangrove ikutan yaitu pandan (P. tectorius), waru laut (Thespesia populnea), dan ketapang (Terminalia catappa). Analisis nilai penting jenis mangrove di KKPD Taman Pulau Kecil Tapanuli Tengah menunjukkan bahwa Rizophora, Xilocarpus, dan Bruguiera memiliki pengaruh dan peran yang besar dalam komunitas vegetasi mangrove. Mangrove di KKPD Taman Pulau Kecil Tapanuli Tengah termasuk kategori baik. Namun kondisi dan status mangrove di Teluk Tapian Nauli lebih baik dengan kerapatan rata-rata 3,120 ind/ha dibanding di Pulau Mursala dan sekitarnya dengan kerapatan rata-rata 2,356 ind/ha.Kata kunci: Mangrove, Kawasan konservasi perairan, Pulau Mursala, Teluk Tapian Nauli