Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KOMPOSISI JENIS, HASIL TANGKAPAN PER UPAYA, MUSIM DAN DAERAH PENANGKAPAN IKAN HIU DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA SELATAN JAWA Prihatiningsih Prihatiningsih; Umi Chodriyah
Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia Vol 24, No 4 (2018): (Desember) 2018
Publisher : Pusat Riset Perikanan, BRSDM KP.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (254.095 KB) | DOI: 10.15578/jppi.24.4.2018.283-297

Abstract

Penangkapan hiu di Indonesia setiap tahun meningkat jumlahnya sehingga diperlukan penelitian agar pemanfaatannya lestari. Penelitian ini bertujuan mengkaji komposisi jenis, hasil tangkapan per upaya, musim dan daerah penangkapan ikan hiu. Penelitian dilaksanakan pada tahun 2015-2016 di Pelabuhan Perikanan Samudera Cilacap, Jawa Tengah. Penelitian dilakukan dengan metode survey dan pengumpulan data bulanan dibantu oleh enumerator. Hasil penelitian menunjukkan komposisi jenis ikan hiu yang tertangkap di perairan Samudera Hindia, Selatan Jawa dan didaratkan di PPS Cilacap didominasi oleh hiu tikusan (A. pelagicus) 32,69%, hiu paitan (A. superciliosus) 20,21%, hiu slendang (P. glauca) 11,25%, hiu gabel (H. lemures) 7,55% dan hiu lanjaman (C. falciformis) 6,14%. Hasil tangkapan per upaya (CPUE) ikan hiu mengalami peningkatan sebanyak 57% selama 6 tahun terakhir (2011-2016) dengan puncak musim penangkapan ikan hiu terjadi pada Juli dan Nopember.Sharks was the Elasmobranchii class which means cartilaginous fish. The number of sharks in Indonesia was increasing every year, so monitoring was needed to ensure sustainable utilization. This study was aims to assess the species composition, catch per unit of effort, season and fishing ground of shark. The study was conducted in 2015-2016 at the Cilacap Oceans Fishing Port, Central Java. Research methods were conducted by survey method and montly data collection by enumerator. The dominant fish biology observation included measurement of the fork length. The results showed that the shark catches composition were dominated by A. pelagicus (32.69%), A. superciliosus (20.21%), P. glauca (11.25%), H. lemures (7.55%) and C. falciformis (6.14%). Catch per unit of effort trends tended to increase as much as 57% from 2011 to 2016. The peak season of fishing occurs in July and November.
Hubungan antara kelimpahan plankton dengan hasil tangkapan ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) di Perairan Kepulauan Banda, Ambon Umi Chodriyah; Bram Setyadji
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1036.005 KB) | DOI: 10.13170/depik.6.2.7619

Abstract

Study related to plankton community in the Banda Sea and its adjacent sea has been conducted by several authors; However, t information on the relationships between of plankton abundance and catches volume of yellowfin tuna Thunnus albacares has been never been examined. Therefore, the objective of this study was to analyze the relationships between plankton abundance and catch volume of yellowfin tuna in Banda Sea Waters, Ambon. The result showed that the highest abundance of phytoplankton (59.259 cell/m3) was found at station 10, around Ambon, Seram and Haruku Island which located in the waters between many river runoffs. While, the highest abundance of zooplankton was 5,483 ind/m3, located around Ambelau Island. Both diversity (H') and evenness (E) index of phytoplankton were at the medium level, and there were no dominant species in this observation. Based on visual observation of remote sensing data, there was an indication of a relationship between the area with high concentration of chlorophyll-a (high phytoplankton biomass) with CPUE value of yellowfin tuna.Studi mengenai komunitas plankton di Laut Banda dan sekitarnya telah banyak dilakukan, akan tetapi telaah hubungan antara kelimpahan dan distribusi plankton dengan aspek perikanan belum banyak dibahas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan dan distribusi dari komunitas plankton dengan perikanan tuna di Perairan Kepulauan Banda. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 10 yang terletak di daerah antara pulau Ambon, Seram dan Haruku (59.259 sel/m3) yang mempunyai akses ke muara-muara sungai di sekitarnya. Sedangkan kelimpahan zooplankton tertinggi terletak di sekitar Pulau Ambelau (stasiun 3), yakni 5.483 ind/m3. Tingkat indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton sedang, indek keseragaman (E) rendah hingga sedang, dan tidak ditemukan jenis tertentu yang dominan. Berdasarkan pengamatan visual data penginderaan jauh memberikan indikasi adanya keterkaitan antara daerah dengan konsentrasi klorofil-a yang tinggi (biomassa fitoplankton tinggi) dengan hasil tangkapan per unit upaya penangkapan tuna madidihang.
Hubungan antara kelimpahan plankton dengan hasil tangkapan ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) di Perairan Kepulauan Banda, Ambon Umi Chodriyah; Bram Setyadji
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.7619

Abstract

Study related to plankton community in the Banda Sea and its adjacent sea has been conducted by several authors; However, t information on the relationships between of plankton abundance and catches volume of yellowfin tuna Thunnus albacares has been never been examined. Therefore, the objective of this study was to analyze the relationships between plankton abundance and catch volume of yellowfin tuna in Banda Sea Waters, Ambon. The result showed that the highest abundance of phytoplankton (59.259 cell/m3) was found at station 10, around Ambon, Seram and Haruku Island which located in the waters between many river runoffs. While, the highest abundance of zooplankton was 5,483 ind/m3, located around Ambelau Island. Both diversity (H') and evenness (E) index of phytoplankton were at the medium level, and there were no dominant species in this observation. Based on visual observation of remote sensing data, there was an indication of a relationship between the area with high concentration of chlorophyll-a (high phytoplankton biomass) with CPUE value of yellowfin tuna.Studi mengenai komunitas plankton di Laut Banda dan sekitarnya telah banyak dilakukan, akan tetapi telaah hubungan antara kelimpahan dan distribusi plankton dengan aspek perikanan belum banyak dibahas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan dan distribusi dari komunitas plankton dengan perikanan tuna di Perairan Kepulauan Banda. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 10 yang terletak di daerah antara pulau Ambon, Seram dan Haruku (59.259 sel/m3) yang mempunyai akses ke muara-muara sungai di sekitarnya. Sedangkan kelimpahan zooplankton tertinggi terletak di sekitar Pulau Ambelau (stasiun 3), yakni 5.483 ind/m3. Tingkat indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton sedang, indek keseragaman (E) rendah hingga sedang, dan tidak ditemukan jenis tertentu yang dominan. Berdasarkan pengamatan visual data penginderaan jauh memberikan indikasi adanya keterkaitan antara daerah dengan konsentrasi klorofil-a yang tinggi (biomassa fitoplankton tinggi) dengan hasil tangkapan per unit upaya penangkapan tuna madidihang.
Hubungan antara kelimpahan plankton dengan hasil tangkapan ikan tuna madidihang (Thunnus albacares) di Perairan Kepulauan Banda, Ambon Umi Chodriyah; Bram Setyadji
Depik Vol 6, No 2 (2017): August 2017
Publisher : Faculty of Marine and Fisheries, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.13170/depik.6.2.7619

Abstract

Study related to plankton community in the Banda Sea and its adjacent sea has been conducted by several authors; However, t information on the relationships between of plankton abundance and catches volume of yellowfin tuna Thunnus albacares has been never been examined. Therefore, the objective of this study was to analyze the relationships between plankton abundance and catch volume of yellowfin tuna in Banda Sea Waters, Ambon. The result showed that the highest abundance of phytoplankton (59.259 cell/m3) was found at station 10, around Ambon, Seram and Haruku Island which located in the waters between many river runoffs. While, the highest abundance of zooplankton was 5,483 ind/m3, located around Ambelau Island. Both diversity (H') and evenness (E) index of phytoplankton were at the medium level, and there were no dominant species in this observation. Based on visual observation of remote sensing data, there was an indication of a relationship between the area with high concentration of chlorophyll-a (high phytoplankton biomass) with CPUE value of yellowfin tuna.Studi mengenai komunitas plankton di Laut Banda dan sekitarnya telah banyak dilakukan, akan tetapi telaah hubungan antara kelimpahan dan distribusi plankton dengan aspek perikanan belum banyak dibahas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kelimpahan dan distribusi dari komunitas plankton dengan perikanan tuna di Perairan Kepulauan Banda. Kelimpahan fitoplankton tertinggi terdapat pada stasiun 10 yang terletak di daerah antara pulau Ambon, Seram dan Haruku (59.259 sel/m3) yang mempunyai akses ke muara-muara sungai di sekitarnya. Sedangkan kelimpahan zooplankton tertinggi terletak di sekitar Pulau Ambelau (stasiun 3), yakni 5.483 ind/m3. Tingkat indeks keanekaragaman (H’) fitoplankton sedang, indek keseragaman (E) rendah hingga sedang, dan tidak ditemukan jenis tertentu yang dominan. Berdasarkan pengamatan visual data penginderaan jauh memberikan indikasi adanya keterkaitan antara daerah dengan konsentrasi klorofil-a yang tinggi (biomassa fitoplankton tinggi) dengan hasil tangkapan per unit upaya penangkapan tuna madidihang.