Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

KOMORBIDITAS PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI KOMUNITAS CEREBRAL PALSY METRO AL UM ANISWATUN KHASANAH; Efraldo Yudistira; Bota Muhammad Akbar
Surya : Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan Vol 13, No 3 (2021): Jurnal Surya, Vol. 13, No. 03, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38040/js.v13i3.298

Abstract

Background: Kondisi salah satu difabel macam-macam salah satunya yaitu Cerebral Palsy. Sebagian besar anak Cerebral Palsy paling sedikit memiliki satu kelainan penyerta atau komorbiditas. Pada data SCPE, komorbiditas yang paling umum ditemukan adalah gangguan berbahasa (71%), diikuti oleh gangguan intelektual (62%), epilepsi (39%), dan gangguan penglihatan (22%).Objectives: Tujuan penelitian untuk mengetahui masalah komorbiditas Cerebral Palsy sehubungan dengan  angka harapan hidup pasien yang bergantung pada beratnya disabilitas yang dialami pada komunitas Cerebral Palsy MetroDesign: Rancangan Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan desain cross sectional atau potong lintang. Dalam desain cross sectional digunakan pendekatan transversal, dimana observasi terhadap variabel bebas dan variabel terikat dilakukan hanya sekali pada saat yang sama.Dengan Jumlah sampel penelitian 50.Data Sources: Subjek penelitian laki-laki 31 (62%) dan perempuan 19 (38%), dengan sampel rentang usia antara 0-18 tahun. Peserta paling banyak pada tipe CP Spastik QuadriplegiaResults: hasil Komorbiditas Cerebral Palsy pada subjek penelitian. Pada Disabilitas intelektual berjumlah 30 (60%), Epilepsy berjumlah 19(38%), Gangguan visual 3(6%), Gangguan wicara 37(74%), Gangguan perkembangan dan pertumbuhan 14(28%), Gangguan BAB 10 (20%), Gangguan Pernapasan 4 (8%), Gangguan ortopedi deformitas ankle 23(46%), Gangguan deformitas scoliosis 21 (42%), Gangguan subluksasi Hip 9(18%), Gangguan tidur 11 (22%), yang mana perindividu Cerebral Palsy paling banyak memiliki tiga komorbiditas dan banyak dimiliki oleh tipe CP Spastik QuadriplegiaConclusions: Komorbiditas pada penyandang cerebral palsy di komunitas cerebral palsy  metro yang paling banyak pada gangguan wicara serta ditemukan lebih dari tiga komorbiditas pada individu cerebral palsy  dengan tipe CP spastik Quadriplegia.
Potensi Cidera Pada Olahraga Hapkido Provinsi Lampung Efraldo Yudistira; Al Um Aniswatun Khasanah; Novi Sefriana
Surya : Jurnal Media Komunikasi Ilmu Kesehatan Vol 13, No 3 (2021): Jurnal Surya, Vol. 13, No. 03, Desember 2021
Publisher : Universitas Muhammadiyah Lamongan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.38040/js.v13i3.297

Abstract

Background: Injury conditions in martial arts based on epidemiological research are in the 10th position in dangerous sports with the potential for injury to reach 2.4% overall. The injury model that occurs each time is determined by a certain dominance technique of a discipline resulting from the philosophy of the sport discipline, training objectives, as well as from the rules of sports competition. The management of hapkido Lampung is aware of the lack of facilities for approaching medical science in injury management to review data and carry out training developments to minimize injuriesObjectives: This study purpose was to determine the risk of injury to Hapkido Athletes in order to develop training programs to focus on preventing or reducing the potential for existing injuries so that athletes have maximum performance.Design: This research is descriptive analytic research using cross sectional design . In this design a transverse approach is used. Where is the observation of the independent variable and the dependent variable is carried out only once at the same time with the number of research samples 60Data Source: The results of this study are data on the incidence of injuries experienced by hapkido athletes based on questionnaire data collectionResults: The data obtained are 53.3% female samples and 46.7% male, with data on the incidence of injury 50.9% in the ankle region, and 44.4% specific tissue injury to joints and ligaments and the incidence of injury during technical training 50.9%Conclusions: The incidence rate of injury to the hapkido martial arts athlete in Lampung has the largest presentation in the ankle region and in specific ligamentous tissues with the risk of it occurring during movement technique training activities where the results can be concluded that hapkido sports require good joint stability, especially in the ankle region.
Peningkatan Manajemen Otot Dalam Kepelatihan Fisik Prajurit Kodim 0429 Lampung Timur Bota Muhammad Akbar; Sri Retnaning Rahayu; Efraldo Yudistira; Al Um Uniswatun K; Lukito Dwi Yuwono
SINAR SANG SURYA Vol 6, No 2 (2022): Agustus 2022
Publisher : UM Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24127/sss.v6i2.2179

Abstract

ABSTRAK Aktifitas fisik berat memerlukan manajemen otot yang baik, agar performa otot dapat terus menerus memiliki kualitas yang prima. Tidak terkecuali pada prajurit TNI pada Kodim 0429 Lampung Timur. Permasalahan mitra adalah kurang pendekatan medis olahraga kepada pasukannya. Keluhan yang muncul performa yang kurang maksimal dikarenakan kendala cidera yang menghampiri para prajurit, upaya medis trasidisional seperti pijat/relaksasi otot sudah sering dilakukan tetapi efek yang dirasa kurang maksimal. Kegiatan pertama yang dilakukan adalah melakukan screening pada prajurit untuk mengecek kondisi performa prajurit guna mengetahui kelemahan dan potensi cidera yang berkemungkinan dialami oleh prajurit secara khusus dengan data-data evidence base dan data penelitian yang efisien terhadap penanggulangan cidera. Hasil didapat keluhan yang paling banyak dirasakan pada bagian leher, pinggang dan belakang tubuh. Kegiatan kedua pemberian materi mengenai streching yang benar, latihan yang benar untuk mencegah cidera otot dan bagaimana menangani bila terjadi cidera otot agar tidak terjadi cidera berulang atau malah lebih parah. Kegiatan ketiga tanya jawab mengenai hal tersebut. Berikutnya mengadakan pelatihan/praktik dari materi yang disampaikan sebelumnya kepada prajurit guna meningkatkan performa manajemen otot dan program preventif agar cidera tidak berulang untuk para prajurit. Selanjutnya adalah mengadakan pelatihan untuk merancang program latihan pasukan guna meningkatkan performa manajemen otot dan program preventif agar cidera tidak berulang pada prajurit. Hasil dari kegiatan ini adalah mitra mampu membuat program latihan yang terukur khusus terhadap perorangan prajurit guna membuat program latihan yang spesifik dalam penanggulangan terjadinya cidera serta latihan tepat guna berdasarkan kebutuhan prajurit secara fisik dan performa. Kata kunci: cidera, screening, praktik, program latihan ABSTRACTStrenuous physical activity requires good muscle management, so that muscle performance can continue to have excellent quality. The TNI soldiers at Kodim 0429 East Lampung were no exception. The partner's problem is the lack of a sports medical approach to his troops. Complaints that appeared were less than optimal performance due to injury problems that approached the soldiers, traditional medical efforts such as massage/muscle relaxation have often been carried out but the effect was felt to be less than optimal.The first activity carried out was screening soldiers to check the condition of the performance of soldiers to find out the weaknesses and potential injuries that might be experienced by soldiers specifically with evidence base data and efficient research data on injury prevention. The results obtained that most complaints are felt in the neck, waist and back of the body. The second activity provides material on the right stretching, the right exercises to prevent muscle injury and how to deal with muscle injuries so that there are no repeated or even more severe injuries. The third activity asked questions about this. Next, conduct training/practice from the material previously presented to soldiers in order to improve the performance of muscle management and preventive programs so that injuries are not repeated for the soldiers.Next is conducting training to design troop training programs to improve muscle management performance and preventive programs so that injuries are not repeated to soldiers. The result of this activity is that partners are able to make specific measurable training programs for individual soldiers in order to create specific training programs in overcoming injuries and appropriate training based on the physical needs of soldiers and performance. Keywords: injury, screening, practice, exercise program
PENGARUH SENIOR FITNESS TEST MANUAL TERHADAP KEBUGARAN LANSIA PADA MASA PANDEMI COVID-19 DI PUSKESMAS KAMPUNG RAMA INDRA Erwin Kurniawan; Al Um Aniswatun Khasanah; Efraldo Yudistira; Bota Muhammad Akbar
SEMINAR NASIONAL PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT Vol 5 No 1 (2023): SNPPM 5 Universitas Muhammadiyah Metro
Publisher : Universitas Muhammadiyah Metro

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Lansia pasti akan mengalami penurunan fungsi dan kinerja organ atau bisa disebut penuaan.Pada lansiakebugaran jasmani dapat dipertahankan dengan latihan fisik yang teratur sejak dini, dan melaksanakan polahidup sehat. Dalam berpartisipasi mengikuti latihan aktivitas olahraga khususnya pada lansia lebih ditekankanpada komponen yang mengutamakan gerak dasar tubuh seperti perbaikan cara berjalan, menjaga keseimbangan,menjaga kinerja gerak dasar secara umum dan kepadatan tulang yang diperoleh dengan partisipasi latihanolahraga yang terstruktur. Untuk mengetahui tingkat kebugaran lansia sebelum dan sesudah diberikan seniorfitness test manual. Jenis penelitian yang digunakan yaitu quasy experimental, peneliti menggunakan metoderancangan one group pre and post design untuk melihat pengaruh latihan terhadap kebugaran pada lansia.Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh latihan fisik, sebelum diberikan perlakuan lansia akan di ukurkebugarannya dengan alat senior fitness test manual, kemudian setelah menjalani latihan lansia diukur kembaliseperti sebelum perlakuan. Hasil penelitian membuktikan bahwa ada pengaruh pemberian senior fitness testmanual terhadap kebugaran lansia pada masa pandemi Covid-19 di Puskesmas Kampung Rama Indra, dengannilai significancy pada hasil uji Wilcoxon menunjukan (P=0,042<0,05). Kesimpulannya ada pengaruhpemeberian senior fitness test manual terhadap kebugaran lansia pada masa pandemi Covid-19 di PuskesmasKampung Rama Indra, denga nilai significancy pada hasil uji Wilcoxon (P=0,042>0,05).