Liza Salawati
bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan PeriJaku Masyarakat Banda Aceh Mencari Pengobatan ke Luar Negeri Liza Salawati
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 10, No 2 (2010): Volume 10 Nomor 2 Agustus 2010
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak. Kecenderungan orang Indonesia berobat ke luar negeri semakin meningkat. Setiap tahun sekitar   1 juta pasien berobat ke luar  negeri dan devisa yang dikeluarkan  mencapai 600 juta US$. Telah dilakukan penelitian deskriptif dengan metode cross  sectional   survey  mengenai faktor-faktor yang menentukan masyarakat Banda Aceh mencari pengobatan ke luar negeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor usia, pendidikan,  keseriusan  penyakit,  pengetahuan   dan  pendapatan   terhadap  perilaku  masyarakat  mencari pengobatan ke luar negeri. Penelitian  ini  dilakukan terhadap 25 responden yang berada di Banda Aceh.   Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 25 responden, 56% responden berperilaku salah  dan 44 %  responden berperilaku benar.  Berdasarkan usia,  responden usia pertengahan lebih banyak (84%) mencari pengobatan ke luar negeri dibandingkan usia tua (12%) dan usia muda (4%). Berdasarkan pendidikan, responden dengan tingkat pendidikan tinggi lebih banyak (88%) mencari pengobatan dibandingkan dengan tingkat pendidikan menengah (8%) dan dasar (4%). Berdasarkan keseriusan penyakit, responden dengan penyakit yang serius Jebih banyak mencari pengobatan (80%) dibandingkan dengan penyakit yang tidak serius {5%). Berdasarkan pengetahuan, responden  dengan pengetahuan baik  lebih  banyak  (84%)  mencari pengobatan dibandingkan dengan pengetahuan kurang baik (16%). Berdasarkan pendapatan, responden dengan pendapatan tinggi lebih banyak (88%) mencari pengobatan dibandingkan pendapatan rendah (16%).(J.KS 2010;2:71-76)Kata Kunci: Perilaku mencari pengobatan, usia, pendidikan, keseriusan penyakit, pengetahuan, dan pendapatanAbstract. The tendency of Indonesian to seek for medical treatment abroad Keeps improving. Annually, around1  million patients who seek for medical treatment abroad and the expended foreign exchange was reached up to600 million US$  .A Descriptive research has been done with cross sectional survey method about factors determining community of Banda Aceh to health seeking behavior to overseas.  This research aim to know the relation between age, education, perceived seriousness, knowledge,  and  income factors to  health seeking behavior to overseas. This research done to 25 responder which there is in Banda Aceh,Result of research indicates that out of 25 responder, 56 % responder do not have a true behavior and 44 % have a true behavior. Based on age, more middle age responder (84%) look for therapy compared to old age (12%) and the young age (4%).  Based on education, responder with more higher education (88%) looks for therapycompared to middle (8%)  and base education (4%).  Based on perceived seriousness, responder with seriousillness more look for therapy (80%) compared to illness which is not serious (20%). Based on knowledge, responder with more good knowledge  (84%) look  for therapy compared to unfavourable knowledge (16%). Based  on  income,  responder with  more  high income (88%)  look  for therapy compared to   low  income (12%).(JKS 2010,·2:71-76)Keywords: health seeking  behavior,  age, education,  perceived  seriousness,   knowledge,  and income
Hubungan Lama Sakit dengan Kualitas Hidup pada Anak Lupus Eritematosus Sistemik di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh Mulya Safri; Roziana Roziana; Liza Salawati; Tita Menawati Liansyah; Rosmanida Keumala Putri
Sari Pediatri Vol 25, No 3 (2023)
Publisher : Badan Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia (BP-IDAI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14238/sp25.3.2023.147-54

Abstract

Latar belakang. Lupus eritematosus sistemik pada anak memiliki karakteristik yang lebih berat dibandingkan pada masa dewasa, yaitu aktivitas penyakit yang lebih tinggi, derajat penyakit yang lebih berat, gangguan organ yang lebih berat, lebih agresif, keterlibatan ginjal dan sistem saraf lebih sering, dapat menyebabkan kerusakan yang lebih cepat, serta angka mortalitas yang lebih tinggi. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan lama sakit dengan kualitas hidup pada anak lupus eritematosus sistemik.Metode. Metode penelitian adalah analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional pada 34 anak berusia 5-18 tahun dengan lupus eritematosus sistemik yang berobat di Poliklinik Anak Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh. Analisis menggunakan univariat dan bivariat dengan uji Spearman rank. Subjek penelitian mengisi kuesioner PedsQL 3.0 Rheumatology Module untuk menilai kualitas hidup. Hasil. Anak yang menderita LES dengan lama sakit ?5 tahun memiliki kualitas hidup yang baik yaitu 21 orang (67,6%) dan anak yang menderita LES >5 tahun juga memiliki kualitas hidup yang baik yaitu 2 orang (100%). Hasil uji korelasi Spearman rank pada interval kepercayaan 95% dan ? = 0,05 menunjukkan bahwa hubungan lama sakit dengan kualitas hidup menghasilkan p=0,328 dan nilai koefisien korelasi (r)=0,173.Kesimpulan. Tidak terdapat hubungan antara lama sakit dengan kualitas hidup pada anak lupus eritematosus sistemik.