Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Pengaruh pemberian Air Susu Ibu eksklusif terhadap kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas pada balita di wilayahkerja Puskesmas Kopelma Darussalam Novita Andayani; Iflan Nauval; Trinita Sukma Zega
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 20, No 1 (2020): Volume 20 Nomor 1 April 2020
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v20i1.18297

Abstract

Abstrak. Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) merupakan penyakit infeksi yang masih menjadi masalah kesehatan utama di Indonesia yang dapat disebabkan oleh berbagai macam virus yang menginfeksi tubuh balita dengan kekebalan tubuh yang masih lemah. Salah satu faktor yang dapat menyebabkan ISPA pada balita ialah pemberian ASI ekslusif. ASI ekslusif memiliki kandungan gizi dan sistem kekebalan yang melindungi balita dari infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Darussalam.  Variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan kuisioner pemberian ASI ekslusif pada balita. Metode penelitian ini adalah analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Jumlah sampel sebanyak 63 balita diambil dengan teknik Non Random (Non Probability) Sampling dengan metode Accidental sampling. Analisis statistik yang digunakan adalah uji Chi-Square. Data penelitian menunjukkan balita yang diberikan ASI ekslusif sebesar 30,2% dan balita yang mengalami kejadian ISPA sebesar 82,5%. Hasil penelitian ini didapatkan bahwa p-value =0,008 yang menunjukkan adanya pengaruh pemberian ASI eksklusif terhadap kejadian ISPA pada balita di Wilayah Kerja Puskesmas Kopelma Darussalam. Balita yang tidak mendapatkan ASI ekslusif lebih banyak mengalami kejadian ISPA.Kata kunci: Air Susu Ibu (ASI) esklusif, ISPA, balitaAbsrtact. Acute Respiratory Infections (ARI) is an infectious disease that still a major health problem in Indonesia which can be caused by various viruses that infect the bodies of infants with weak immune bodies. One factor that can cause ARI in infants is exclusive breastfeeding. Exclusive breastfeeding has nutritional and immune systems that protect infants from infection. This research aims to determine the effect of exclusive breastfeeding on the incidence of ARI in infants in the Community Health Center Kopelma Darussalam. These variables measured by exclusive breastfeeding questionnaire in infants respectively . The type of the research is analytical observational study with cross sectional  design. The samples is 63 infants who are taken by Accidental sampling. The statistical analysis of the research were analyzed using Chi-Square test. The result of the research showed that 30.2% infants who were given exclusive breastfeeding and 82,5% infants who experienced ARI events. The conclusion of this study shows p-value=0,008 that the influence of exclusive breastfeeding on the incidence of ARI in infants in the Community Health Center Kopelma Darussalam . The Infants who do not get exclusive ASI experience more ARI events. Key words: exclusive breastfeeding, ARI, infants
Hubungan antara pengetahuan tentang gizi dengan kebiasaan sarapan pada mahasiswa Dara Tsuraiya Aulia; Yusni Yusni; Husnah Husnah; Iflan Nauval; Suryawati Suryawati
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 21, No 2 (2021): Volume 21 Nomor 2 Agustus 2021
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v21i2.19362

Abstract

Mahasiswa tergolong usia dewasa yang diharuskan dapat menerapkan pengetahuan yang dimilikinya dalam kehidupan sehari-hari. Prevalensi kebiasaan jarang sarapan pada mahasiswa lebih banyak daripada yang memiliki kebiasaan sarapan yang baik. Jenis penelitian adalah analitik observasional dengan desain cross sectional. Sampel diambil secara total sampling dengan jumlah responden sebanyak 133 mahasiswa Fakultas Keperawataan Universitas Syiah Kuala tahun angkatan 2017, namun hanya 80 responden yang masuk kriteria inklusi. Pengetahuan gizi dinilai menggunakan kuesioner dan kebiasaan sarapan dinilai menggunakan Food Frequency Questionnaire (FFQ). Hasil penelitian menunjukkan dari 58 mahasiswa yang memiliki pengetahuan gizi baik, sebanyak 47 mahasiswa (81%) memiliki kebiasaan sarapan yang baik. Sedangkan dari 22 mahasiswa yang memiliki pengetahuan gizi kurang, sebanyak 12 mahasiswa (54,5%) memiliki kebiasaan sarapan yang kurang. Hasil analisis uji chi-square­, nilai P value 0,002 (P value 0,05), PR 1,783 (PR  1) artinya semakin baik pengetahuan gizi mahasiswa semakin baik kebiasaan sarapan sehingga terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan kebiasaan sarapan pada mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala tahun angkatan 2017.
Balance nutrition and vaccination as efforts to prevent COVID-19 in the community: A cross-sectional study Sausan Syadza; Husnah Husnah; Sitti Hajar; Iflan Nauval; RM Agung Pranata Atmaja
Trends in Infection and Global Health Vol 2, No 1 (2022): June 2022
Publisher : School of Medicine, Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/tigh.v2i1.23125

Abstract

The increasing cases of COVID-19 are worrying because of its rapid spread and fatality. Efforts are needed to prevent the spread of COVID-19, such as increasing immunity of the body by enforcing vaccination programs, fulfilling balanced nutritional intake, and increasing knowledge about balanced nutrition for the community. This is a descriptive cross-sectional study conducted from August 5 to 10, 2021. A cluster sampling technique was used to recruit respondents and 106 respondents were obtained. Perceptions of balanced nutrition and vaccination were assessed by a self-composed questionnaire while nutritional intake was assessed using the Food Frequency Questionnaire (FFQ). The results of the study showed that 89 respondents (84%) had a good perception of balanced nutrition and  55 respondents (51.9%) had a good perception of vaccinations. Seventy-nine respondents (74.5%) had a good eating habits while 61 respondents (57.5%) had received vaccination. Most participants (84%)  chose family/friends as sources of information about nutrition while (94.3%) chose mass media as an important sources of information on vaccination. 
Faktor-faktor Risiko Malnutrisi Rumah Sakit Pada Pasien Rawat Inap Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin Banda Aceh: Risk factors of Hospital Malnutrition in Hospitalized Patients at dr. Zainoel Abidin Hospital Banda Aceh Fiona Desi Amelia; Marisa; Iflan Nauval; Camelia Bomaztika Sari; Khairunnisak
Journal of Medical Science Vol 6 No 2 (2025): Journal of Medical Science
Publisher : LITBANG RSUDZA

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55572/jms.v6i2.252

Abstract

Malnutrisi mempengaruhi 20-50% dari pasien rawat inap. Malnutrisi memiliki konsekuensi negatif pada pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit. Efek malnutrisi antara lain peningkatan masa rawatan, peningkatan biaya rawatan, pada tubuh akan meningkatkan risiko infeksi dan komplikasi, mempengaruhi status fungsional, meningkatkan morbiditas, mortalitas dan meningkatkan frekuensi pasien masuk kembali kerumah sakit untuk dirawat. Skrining risiko malnutrisi saat admisi merupakan prosedur yang rutin dilaksanakan pada setiap pasien dalam 24-48 jam pasca masuk ke rumah sakit dan dapat diulangi pada hari ketujuh rawatan. Hasil skrining dapat menentukan langkah yang harus dilakukan terkait dengan risiko malnutrisi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui prevalensi malnutrisi dan faktor- faktor apa saja yang mempengaruhi risiko malnutrisi rumah sakit pada pasien rawat inap dewasa. Penelitian ini menggunakan jenis dan rancangan penelitian nested case control. Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap RSUD dr. Zainoel Abidin. Pasien diwawancara dengan menggunakan Malnutrition Screening Tool (MST) pada saat masuk rumah sakit dan hari ke 7 rawatan. Kasus dan kontrol ditentukan pada akhir penelitian setelah diketahui perubahan risiko malnutrisinya. Beberapa faktor seperti usia, ada tidaknya konsultasi kepada dokter spesialis gizi klinik, keterlambatan konsultasi ke dokter spesialis gizi klinik dan kelompok penyakit akan dianalisa dengan uji Chi Square dan Odd Ratio (OR). Hasil penelitian menunjukkan hampir 90% responden berada dalam kategori berisiko malnutrisi saat masuk rumah sakit dan meningkat menjadi 93.5% saat hari ke 7 rawatan. Sebanyak 67.8% pasien berisiko malnutrisi Rumah Sakit (RS). Ketiadaan konsultasi kepada dokter spesialis gizi klinik dan faktor kelompok penyakit merupakan faktor risiko malnutrisi rumah sakit.