Ary Bachtiar Khrisna Putra
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Studi Eksperimen Pengaruh Dimensi Pipa Kapiler Pada Sistem Air Conditioning Dengan Pre-Cooling Awan Satya Darmawan; Ary Bachtiar Khrisna Putra
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.731 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20263

Abstract

Penggunaan air conditioner semakin banyak digunakan pada kehidupan sehari-hari diiringi dengan harga jual energi yang semakin mahal. Pada studi eksperimen kali ini mencoba mengoptimalisasi dan menigkatkan efisiensi energi pada sistem air conditioner dengan cara menambahkan satu buah evaporator dan satu buah pre-cooling, dimana pre-cooling dimanfaatkan untuk memanaskan air yang nantinya akan digunakan untuk keperluan rumah tangga. Pada sistem pengkondisian udara yang telah dimodifikasi tersebut maka dilakukan studi eksperimen dengan variasi panjang pipa kapiler, diameter pipa kapiler d=0,054 in, dengan panjang kapiler 1 = 35 cm, kapiler 2 = 65 cm, kapiler 3 = 95 cm. Hasil yang didapat dari studi eksperimen kali ini adalah semakin bertambahnya panjang pipa kapiler, kapasitas pendinginan evaporator, kerja kompresor dan COP dari sistem juga akan semakin kecil dan juga mengakibatkan temperatur masuk evaporator akan semakin kecil, yang akan mengakibatkan efek pendinginan akan semakin besar. Pada variasi pipa kapiler terpendek 35 cm menghasilkan data kapasitas pendinginan total sebesar 2,25 kW, kerja kompresor 0,433 kW, temperatur masuk evaporator 7,26°C, COP sebesar 5,21 dan HRR sebesar 1,16. Sedangkan pada variasi pipa kapiler terpanjang 95 cm kapasitas pendinginan total sebesar 0,72 kW, kerja kompresor 0,332 kW, temperatur masuk evaporator 1,64°C, COP sebesar 4,35 dan HRR sebesar 1,26.
Studi Eksperimen Pengaruh Panjang Pipa Kapiler dan Variasi Beban Pendinginan pada Sistem Refrigerasi Cascade Aprilia Choirul Lathifah Fuad; Ary Bachtiar Khrisna Putra
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (949.77 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20151

Abstract

Kegiatan penelitian terhadap sampel biomedis membutuhkan cold storage yang mampu menyimpan sampel hingga temperatur -80oC. Sedangkan jika dilihat dari sistem refrijerasi yang ada seperti halnya kulkas dengan sistem refrijerasi siklus tunggal hanya mampu mencapai temperatur -40oC dengan effisiensinya yang akan semakin memburuk karena tekanan evaporasi. Sehingga untuk dapat mencapai temperatur yang lebih rendah maka digunakan sistem refrijerasi cascade yang merupakan sistem refrijerasi dua tingkat yang dapat memberikan temperatur evaporator yang lebih rendah dan sistem juga beroperasi dengan rentang temperatur yang lebar. Penggunaan sistem refrigerasi ini harus memperhatikan dalam hal pemakaian zat yang mengalir dalam sistem refrijerasi yang disebut dengan refrigeran. Pemilihan refrigeran yang baik untuk sebuah alat pendingin akan semakin meningkatkan performa sistem refrijerasi itu sendiri dan dengan pemilihan refrijeran yang ramah lingkungan akan mempengaruhi dampak terhadap kerusakan lapisan ozon bumi dan GWP yang akan semakin berkurang. Eksperimen kali ini menggunakan refrijeran Musicool-22 di High Stage dan R-407f di Low Stage, dengan perbedaan panjang pipa kapiler pada High Stage yaitu sebesar 0,9m, 1,1m dan 1,3m dan beban pendinginan menggunakan electric heater di evaporator Low Stage sebesar 0, 60,120, 180 dan 220 Volt. Dari hasil eksperimen maka didapatkan temperatur evaporator terendah -41,64oC pada panjang pipa kapiler 1,3m dengan beban pendinginan sebesar 28,8 Watt dan temperatur kabin terendah  -33,38oC pada panjang pipa kapiler 1,3 m dengan beban pendinginan sebesar 0 Watt (tanpa beban). Maka kesimpulan dari eksperimen ini adalah panjang pipa kapiler 1,1m memiliki rata-rata COP terbesar yaitu 2,05 dan rata-rata daya keluaran kompresor sistem cascade terkecil yaitu 126,49 Watt.
Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Putar Kompresor Dan Beban Pendinginan Pada Sistem Refrigerasi Cascade Ilman Ilman; Ary Bachtiar Khrisna Putra
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1126.558 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20362

Abstract

Peningkatan kebutuhan energi masyarakat mendorong manusia untuk terus meningkatkan kualitas sistem maupun proses yang lebih baik dan hemat energi. Salah satu hasil perkembangan teknologi di zaman sekarang Adalah Sistem Refrigerasi Cascade yang mampu mecapai temperatur jauh di bawah 0 . Salah satu aplikasi sistem tersebut adalah sebagai cold storage yang mampu bekerja dengan beban yang berbeda-beda. Hal tersebut menyebabkan adanya pengaruh beban terhadap sistem. Selain itu, kecepatan putar kompresor yang berbeda menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi performa sistem, sehingga dilakukan penelitian untuk meningkatkan performa sistem refrigersi cascade dengan memvariasikan kecepatan putar kompresor dan beban pendinginan, sehingga didapatkan kecepatan putar yang sesuai dengan besar beban pendinginan yang diterima oleh sistem cascade. Pengujian Sisem Refrigerasi Cadcase ini menggunakan refrigeran Musicool-22 pada High Stage dan R-407F pada Low Stage, dengan 8 titik pengukuran temperatur dan tekanan. Saat pengukuran dilakukan, sistem diberikan beban pendinginan berupa kalor yang dihasilkan oleh electric heater. Dimana beban tersebut terpasang di dalam kabin sehingga kalor yang dihasilkan oleh electric heater dapat diserap oleh evaporator Low Stage. Beban yang divariasikan dari electric heater tersebut adalah 0 (tanpa beban), 28,8; 86,4; dan 158,4 Watt. Selain itu, frekuensi listrik yang masuk ke kompresor juga divariasikan. Besar frekuensi yang divariasikan yaitu 30, 35,40,45, dan 50 Hz. Pengukuran dan pengambilan data dilakukan sebanyak 5 kali. Hasil yang didapatkan dari eksperimen ini yaitu kecepatan putar yang paling sesuai dengan beban yang diberikan terhadap sistem cascade. Pada beban 0 Watt kecepatan putar yang sesuai adalah 1800 rpm dengan COP sebesar 1,397, temperature kabin senilai -31,12 oC dan daya yang dibutuhkan 0,554 kW.  Pada beban 28,8 Watt kecepatan putar yang sesuai adalah 1800 rpm dengan COP sebesar 1,405, temperature kabin senilai -29.78 oC dan daya yang dibutuhkan 0,605 kW. Pada beban 86,4 Watt kecepatan putar yang sesuai adalah 2100 rpm dengan COP sebesar 1,329, temperature kabin senilai -28,88 oC dan daya yang dibutuhkan 0,564 kW. Sedangkan Pada beban 158,4 Watt kecepatan putar yang sesuai adalah 3000 rpm dengan COP sebesar 0,976, temperature kabin senilai -28,1 oC dan daya yang dibutuhkan 0,722 kW.
Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Kompresor Pada Sistem Pengkondisian Udara Dengan Pre-Cooling Fariz Ibrohim; Ary Bachtiar Khrisna Putra
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20137

Abstract

Indonesia adalah negara beriklim tropis dimana temperatur udaranya cukup tinggi  sehingga penggunaan akan sistem pendingin dan pengkondisian udara (Air Condtioning) sangatlah di butuhkan. Eksperimen kali ini adalah memodifikasi sistem pengkondisian udara biasa menjadi sistem yang baru dengan 2 (dua) unit evapotaror dan 1 (satu) unit outdoor ditambah pre-cooling yang bertujuan untuk menaikkan performa dari sistem pengkondisian udara. Salah satu cara menaikkan perfroma sistem pengkondisian yang sudah dimodifikasi adalah dengan cara menvariasikan kecepatan putaran kompresor sehingga didapatkan performa yang maksimum. Oleh karena itu, dilakukan variasi pada sistem modifikasi yang sama dengan 5 (lima) kecepatan putaran kompresor yang berbeda, yaitu: 1800 rpm, 2100 rpm, 2400 rpm, 2700 rpm dan 3000 rpm. Ekpermen dilakukan pada masin-masing kecepatan fan evaporator dengan pengambilan data 20 kali pada 13 titik pengukuran untuk sekali variasi. Hasil yang didapat dari studi eksperimen pengaruh variasi kecepatan putaran kompresor pada sistem pengkondisian udara dengan precooling memiliki performa untuk kecepatan fan low COP sebesar 5,097 dan HRR sebesar 1,175, untuk kecepatan fan medium COP sebesar 5,103 dan HRR sebesar 1,176, dan untuk kecepatan fan low COP sebesar 5,201 dan HRR sebesar 1,175. Performa maksimum baik untuk kecepatan fan low, medium, dan high dari sistem yang telah dimodifikasi tersebut dicapai pada kecepatan putaran 3000 rpm dengan performa efisiensi kompresor adalah 73%, COP thermal adalah 5,09, COP elektrik adalah 4,39, dan HRR adalah 1,17.
Studi Eksperimen Pengaruh Variasi Kecepatan Putaran Kompresor Pada Sistem Pengkondisian Udara Dengan Pre-Cooling Fariz Ibrohim; Ary Bachtiar Khrisna Putra
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (273.592 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.20141

Abstract

Indonesia adalah negara beriklim tropis dimana temperatur udaranya cukup tinggi sehingga penggunaan akan sistem pendingin dan pengkondisian udara (Air Condtioning) sangatlah di butuhkan. Eksperimen kali ini adalah memodifikasi sistem pengkondisian udara biasa menjadi sistem yang baru dengan 2 (dua) unit evapotaror dan 1 (satu) unit outdoor ditambah pre-cooling yang bertujuan untuk menaikkan performa dari sistem pengkondisian udara. Salah satu cara menaikkan perfroma sistem pengkondisian yang sudah dimodifikasi adalah dengan cara menvariasikan kecepatan putaran kompresor sehingga didapatkan performa yang maksimum. Oleh karena itu, dilakukan variasi pada sistem modifikasi yang sama dengan 5 (lima) kecepatan putaran kompresor yang berbeda, yaitu: 1800 rpm, 2100 rpm, 2400 rpm, 2700 rpm dan 3000 rpm. Ekpermen dilakukan pada masin-masing kecepatan fan evaporator dengan pengambilan data 20 kali pada 13 titik pengukuran untuk sekali variasi. Hasil yang didapat dari studi eksperimen pengaruh variasi kecepatan putaran kompresor pada sistem pengkondisian udara dengan precooling memiliki performa untuk kecepatan fan low COP sebesar 5,097 dan HRR sebesar 1,175, untuk kecepatan fan medium COP sebesar 5,103 dan HRR sebesar 1,176, dan untuk kecepatan fan low COP sebesar 5,201 dan HRR sebesar 1,175. Performa maksimum baik untuk kecepatan fan low, medium, dan high dari sistem yang telah dimodifikasi tersebut dicapai pada kecepatan putaran 3000 rpm dengan performa efisiensi kompresor adalah 73%, COP thermal adalah 5,09, COP elektrik adalah 4,39, dan HRR adalah 1,17.
Numerical Study of The Power Plant Surface Condenser to Prevent High Pressure in Critical Areas Eky Novianarenti; Ary Bachtiar Khrisna Putra; Setyo Nugroho; Arrad Ghani Safitra; Rini Indarti; Priyambodo Nur Ardi Nugroho; Mohammad Basuki Rahmat
Journal of Mechanical Engineering, Science, and Innovation Vol 1, No 2 (2021): (October)
Publisher : Mechanical Engineering Department - Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1205.835 KB) | DOI: 10.31284/j.jmesi.2021.v1i2.2317

Abstract

A numerical study to reduce the condenser pressure in critical areas of a power plant surface condenser has been carried out. Numerically, effects are considered through a three-dimensional simulation approach. Modifying by adding a guide plate with a three variation of angle, (?) 15?, 30?, 45? in the surface condenser area to reduce the dynamic forces and pressure due to the collision of fluid flow in the critical pipeline without reducing the purpose of the design of shell and tube heat exchanger results in transferring heat. The drag force caused by the interaction of the shear layer with the surface of the body is very undesirable, so that the control of the flow fields is needed, one of which is by optimal angle guide plate of the pipe arrangement in the critical area. This study aims to determine the optimal plate angle to overcome high pressure in the critical area. This research was numerically conducted using 3D CFD ANSYS 14.5 software with a turbulence model using a standard k-? using a pressure-based solution solver. The initial stage takes geometric data on the surface condenser in the design specification as the basis for making the domain and data from before as boundary conditions in the simulation research process. The result is that with the addition of guide plates, the average drag coefficient (Cd) is reduced compared to the average Cd in the baseline conditions and angle variation (?) 15?, 30?, 45? is 0.537; 0.644; 0.446; 0.464. Taking into this aspect, the most optimal plate angle is 30?. The simulation results show that changing the angle of the plate can reduce the Nusselt value than the baseline conditions.