Gede Wibawa
Jurusan Teknik Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pra Desain Pabrik Floating LNG Di Blok Masela Hezron Yerido; Hadi Wiratama; Gede Wibawa; Kuswandi Kuswandi
Jurnal Teknik ITS Vol 4, No 2 (2015)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (589.258 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v4i2.10481

Abstract

Gas alam dapat ditemukan di ladang minyak, ladang gas bumi dan juga tambang batu bara. Gas alam cair (Liquefied Natural Gas, LNG) adalah gas alam yang telah diproses untuk menghilangkan pengotor dan hidrokarbon berat, kemudian gas alam dikondensasi menjadi cairan pada tekanan atmosfer dengan mendinginkannya sekitar -160° C. Proses pembuatan LNG dari gas alam terdiri dari 3 unit utama, diantaranya 1. Treating unit: yang terdiri dari dehydration unit.  2. Fractionation unit : Plant  Fractionation Unit bertujuan untuk memisahkan hidrokarbon berat dalam gas alam sehingga menghasilkan LNG dengan kandungan methane tinggi. 3. CO2 Removal Unit dan Liquefaction unit : yang terdiri dari Refrigeration Unit dan Liquefaction Unit diikitu oleh CO2 Removal. Sekitar sepertiga atau 60 Trillyun Ft3 cadangan gas alam di dunia berada di lepas pantai, sehingga dengan adanya Floating LNG plant dapat memaksimalkan sumber daya gas alam yang selama ini masih belum terjamah. Maka dari itu, Floating LNG Plant ini diproyeksikan menjadi solusi jangka panjang guna memenuhi pasokan gas untuk pembangkit listrik. Selain itu dapat mengatasi permasalahan pembebasan tanah untuk jalur pipa yang selama ini sulit untuk dilakukan, sehingga lebih memungkinkan untuk membangun pabrik LNG terapung (Floating LNG Plant). Proses FLNG ini berlangsung secara kontinyu, selama 24 jam/hari dan 330 hari/tahun dengan perencanaan sebagai berikut dengan kapasitas produksi = 2,5 MTPA (Juta Ton/Tahun). Berdasarkan analisa ekonomi dengan menggunakan metode pendekatan Discounted Cash Flow yang terdiri dari perhitungan biaya produksi dan aliran kas/kinerja keuangan yang telah dilakukan, diperoleh hasil sebagai berikut: IRR = 40,05 % pertahun Pay Back Periode = 3,23 tahun dan BEP = 46,8 % Ditinjau dari uraian di atas, dapat disimpulkan secara teknis dan ekonomis, bahwa pra desain pabrik “Floating LNG” ini layak untuk didirikan.
Pra Desain Pabrik Dietil Karbonat dari CO2 dan Ethanol Melalui Proses Indirect Route Diana Rachmawati; Rianti Widi Andari; Gede Wibawa
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 1 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (562.447 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i1.22210

Abstract

Konsumsi bahan bakar minyak pada tahun pada periode 2000-2013 meningkat dari 764 juta SBM pada tahun 2000 menjadi 1.151 juta SBM [1]. Dengan meningkatnya konsumsi bahan bakar, maka emisi gas buang berupa CO2 juga akan meningkat. Gas CO2 tidak hanya dihasilkan dari adanya emisi gas buang pada bahan bakar, tetapi gas CO2 juga banyak dihasilkan dari proses industri minyak dan gas. ExxonMobil Cepu Ltd. yang beroperasi di Bojonegoro merupakan salah satu industri pengeboran minyak yang menghasilkan emisi gas CO2 sebesar 427 TPD. Hal ini tentu sangat berpengaruh terhadap meningkatnya emisi gas CO2 di udara. Salah satu upaya untuk mengurangi emisi adalah dengan memanfaatkan gas buang tersebut menjadi Diethyl Carbonate (DEC). DEC merupakan salah satu senyawa oxygenate yang menjadi alternatif zat aditif pada bahan bakar, bersifat nontoxic dan juga dapat terurai (biodegradable). Sehingga DEC termasuk zat kimia yang ramah lingkungan[2]. Mengingat DEC juga memiliki potensi untuk meningkatkan nilai oktan tanpa menimbulkan masalah emisi gas buang yang berarti, maka perancangan pabrik DEC perlu untuk dilakukan. Dari kapasitas bahan baku CO2 sebesar 427 TPD akan dihasilkan produk DEC : 284 ribu ton/tahun, Butylene Carbonate : 93 ribu ton/tahun dan 1,2 Butanediol : 223 ribu ton/tahun. Dari analisa ekonomi diperoleh : Total Cost Investment: MUSD 568.44; Internal Rate of Return : 36.88%; POT: 3.26 tahun; BEP : 41.3 %; dan NPV 10 year : MUSD 3331.9. Sehingga pendirian pabrik ini perlu dipertimbangkan sebagai salah satu upaya untuk menurunkan CO2.
Pra Desain Pabrik Pemanfaatan Gas Alam Natuna Menjadi Dietil Karbonat Melalui Proses Direct Synthesis Yesaya Reuben Natanael; Lukas Rudy Paembong; Annas Wiguno; Gede Wibawa
Jurnal Teknik ITS Vol 6, No 2 (2017)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (183.16 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v6i2.24747

Abstract

Konsumsi bahan bakar minyak yang terus meningkat menyebabkan polusi CO2. Eksplorasi dan pemanfaatan gas alam, seperti pada Natuan Gas field, akan menghasilkan banyak emisi CO2. Pada penelitian ini telah dilakukan perancangan pabrik Dietil Karbonat dengan bahan baku CO2 dimana kapasitas produk DEC sebesar 10.565.449 ton/tahun dan sales gas sebesar 45.299.932 MMBtu/tahun, dengan umur pabrik 20 tahun yang berjalan kontinyu selama 330 hari / tahun. Tujuan perancangan pabrik dietil karbonat adalah untuk memanfaatkan CO2 dari hasil gas alam pada Natuna gas field. Pabrik dietil karbonat direncanakan didirkan pada Kepulauan Natuna, Provinsi Kepulauan Riau. Tempat ini dipilih karena tersedia akses terhadap bahan baku utama berupa gas alam pada perairan Natuna, sarana transportasi darat dan laut, ketersediaan listrik, air dan pemasaran produk dapat dilakukan pada daerah Balikpapan, dan luar negeri melalui Singapura. Pada pabrik ini digunakan proses direct synthesis menggunakan bahan baku CO2, etanol, dan etilen oksida dimana katalis KI dan sodium etoksida digunakan dalam proses sintesa. Produk samping dari proses ini ialah etilen karbonat (4.319.760 ton/tahun), etilen gilkol (5.501.320 ton / tahun) dan cellosolve (846.776,7 ton/tahun) yang memiliki nilai jual yang baik. Secara analisa ekonomi didapatkan total investment cost : 25.047,69 Juta USD, net pressent value : 148,121 juta USD, IRR : 35,84%, dan POT : 3,611 tahun sehingga pabrik pemanfaatan gas alam pada Natuna gas field perlu dipertimbangkan.