Rachmat Boedisantoso
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

ANALISIS PERSEBARAN POLUTAN KARBON MONOKSIDA DAN PARTIKULAT DARI KEBAKARAN HUTAN DI SUMATERA SELATAN Aron Pangihutan Christian Tampubolon; Rachmat Boedisantoso
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (729.674 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.18955

Abstract

Kebakaran hutan merupakan masalah serius yang dihadapi pada permasalahan pencemaran udara masa kini karena berperan sebagai sumber terbesar emisi CO.  Wujud polutan dari kebakaran hutan pada umumnya dalam bentuk asap yang mengandung banyak partikulat. Sumatera Selatan memiliki kawasan hutan sebesar 4.222.484,9 ha.  Besarnya luasan kawasan  hutan di Sumatera Selatan berbanding lurus dengan besarnya  potensi kebakaran hutan yang dapat terjadi. Jumlah titik api di Sumatera Selatan mengalami peningkatan sebesar 12% pada periode 2014-2015. Intesitas kebakaran  hutan di Sumatera Selatan yang cukup tinggi memberikan perkiraan bahwa banyak dampak besar yang akan ditimbulkan. Gangguan kesetimbangan ekosistem, permasalahan kesehatan, sampai lumpuhnya aktivitas masyarakat adalah dampak yang diperkirakan akan timbul akibat kebakaran hutan. Selain itu, kebakaran hutan dapat menyebabkan gangguan terhadap wilayah lain yang jauh jaraknya dari area terbakar. Besarnya  wilayah dan waktu  jangkauan dampak dari kebakaran hutan sering tidak dapat diperkirakan karena terbatasnya informasi prediksi persebaran polutan dari kebakaran hutan. Suatu analisis persebaran polutan sangat diperlukan sebagai penyedia informasi prediksi dari besaran dampak yang ditimbulkan dari suatu area kebakaran hutan. Model persebaran ini dapat dijadikan sebagai acuan peringatan dini bagi daerah sekitar yang akan terkena dampak kebakaran hutan. Digunakan 2 jenis variabel penelitian yakni kecepatan angin dan jenis hutan. Data kecepatan angin yang digunakan adalah nilai rata-rata, maksimum, minimum dan modus dari data kecepatan angin periode 21 juli 2015 – 12 november 2015. Periode ini adalah periode penurunan kualitas udara kota Palembang akibat peristiwa kebakaran hutan sampai memasuki musim hujan.  Jenis hutan yang dipakai sebagai variasi skenario, yaitu hutan alam primer dataran tinggi, hutan alam sekunder dataran rendah, hutan rakyat bambang lanang, hutan alam gambut sekunder. Pembagian jenis hutan ini berdasarkan data biomassa yang telah dihimpun sebelumnya pada tahun 2014. Jumlah total skenario yang disusun sebanyak 40 skenario sesuai variabel yang ditentukan. Analisis persebaran dan nilai konsentrasi dari polutan CO dan partikulat berdasarkan skenario yang disusun dengan menggunakan persamaan gauss plume. Validasi data menunjukkan bahwa hasil pemodelan dengan skenario kecepatan angin rata-rata yang paling mendekati nilai ISPU.  Konsentrasi polutan yang sampai ke kota palembang dari sejumlah titik api kebakaran hutan adalah  2322,21 μg/m3 CO dan 245,62 μg/m3 PM10. Konsentrasi polutan yang sampai ke kota Palembang dari  kebakaran hutan seluas 1 ha pada setiap titik api adalah 8,54 μg/m3 CO dan 0,9 μg/m3 PM10. Jarak terjaruh persebaran emisi CO dan PM10 sampai nilai ambang batas (10000  dan 150 ) telah terlewati adalah 120 km untuk emisi CO dan 200 km untuk emisi PM10.
ANALYSIS OF THE AVAILABILITY OF WATER RESOURCES AND CONSERVATION EFFORTS SUB DAS LESTI DISTRICT OF MALANG Abdul Somat Bukori; Rachmat Boedisantoso
Journal of Civil Engineering Vol 32, No 1 (2017)
Publisher : Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (322.372 KB) | DOI: 10.12962/j20861206.v32i1.4503

Abstract

Lesti sub basins is one of the upstream part of the Brantas river basin located in the district of Malang. Conditions Lesti sub-basins have been damaged thereby potentially experiencing a water deficit. The deficit of water in the dry season in 2017 amounted to 2.141.057 m³ and 2023 amounted to 3.881.593 m³.To overcome these deficits conservation efforts both vegetation and mechanically. Area of land required until 2023 with the planting of agarwood trees covering an area of 18,27 km², covering an area of 15,53 km² and a bamboo plant Poran 51,75 km². Needs rainwater harvesting roofs media as much as 3 sump capacity of 24 m³. Embung needs as much as 3 each reservoir capacity of 800.000 m³.  Embung investment costs Rp. 207 205 545 000, - done in 2017 until 2018.Financial aspects of the construction of the water reservoir with an interest rate of 7% per year IRR = 13,19%> 7%; BCR, i (7%) = 1,34> 1 and NPV, i (7%) = Rp. 91.152.353.632,-. The construction of such Eligible.