Mada Kharisma Parasari
Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penentuan Tipologi Desa Wisata berdasarkan Kesamaan Karakteristik Komponen Pembentuk Desa Wisata di Kabupaten Ponorogo Mada Kharisma Parasari; Ema Umilia
Jurnal Teknik ITS Vol 7, No 2 (2018)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (352.549 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v7i2.33476

Abstract

Abstrak—Mengembangkan pariwisata di daerah perdesaan bukanlah hal yang mudah, terlebih jika langsung dalam jumlah yang besar. 70 desa telah ditetapkan sebagai lokasi pengembangan desa wisata di Kabupaten Ponorogo. Dengan kondisi Kabupaten Ponorogo yang memiliki potensi daya tarik wisata beragam dan segala keterbatasan dalam pengembangannya, maka dirasa penting untuk dilakukan suatu kajian tentang pemetaan tipologi desa wisata Kabupaten Ponorogo berdasarkan kesamaan karakteristik komponen pembentuk desa wisata. Untuk mencapai tujuan penelitian yaitu perumusan tipologi desa wisata Kabupaten Ponorogo, dilakukan 3 tahap analaisis, yaitu pertama identifikasi karakteristik komponen pembentuk desa wisata Kabupaten Ponorogo menggunakan metode analisis diskriptif; kedua, analisis variabel dalam penentuan tipologi desa wisata dengan menggunakan metode analisis Delphi; ketiga, penentuan tipologi desa wisata Kabupaten Ponorogo berdasarkan kesamaan karakteristik komponen pembentuk desa wisata dengan menggunakan metode Analitycal Hierarchy Process (AHP) dan Skoring. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa desa wisata di Kabupaten Ponorogo dapat dikelompokkan menjadi 3 tipologi, yaitu Tipologi I adalah kelompok desa yang berpotensi tinggi untuk dikembangkan sebagai lokasi desa wisata, berjumlah 24 desa; tipologi II adalah desa dengan potensi sedang atau cukup, berjumlah 33 desa dan tipologi III adalah desa dengan potensi rendah untuk dikembangkan menjadi desa wisata, berjumlah 27 desa.Â