Djauhar Manfaat
-

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Aplikasi Formal Safety Assessment untuk Penilaian Risiko Kecelekaan pada Helipad FSO: Studi Kasus FSO Kakap Natuna Bayu Satria Pratama; Djauhar Manfaat
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (512.619 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.314

Abstract

Floating Storage and Offloading Unit (FSO) adalah sebuah kapal yang digunakan dalam industri minyak untuk menampung minyak pada lepas pantai. Tetapi pada FSO Kakap Natuna tidak hanya bertujuan sebagai penyimpanan minyak tetapi juga berfungsi sebagai tempat tinggal untuk menampung 300 orang yang bekerja di sekitar offshore platforms. Dibutuhkan suatu platform khusus sebagai tempat mendaratnya helikopter yang disebut helipad untuk mengakomodir kegiatan transportasi dari FSO-Offshore-Darat. Karena sifat helikopter yang bisa mendarat dan terbang secara vertical, helipad tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas dan bisa berada di mana saja selama tersedia cukup ruang bagi rotor/baling-baling helikopter. Untuk memastikan bahwa Helipad dapat digunakan dengan aman dan berfungsi sebagaimana mestinya, maka perlu diadakan penelitian sebagai upaya dalam mengidentifikasi segala bahaya yang mungkin mengancam dengan menggunakan metode Formal Safety Assessment (FSA) sesuai standar IMO. Penelitian menggunakan teknik expert judgment dengan bantuan kuisioner dalam penentuan probabilitas. Analisa risiko menggunakan metode Fault Tree Analysis (FTA) dan Even Tree Analysis (ETA). Kegagalan struktur pada boatlanding dan lambung FSO digunakan sebagai top event. Perhitungan minimal cut set pada FTA dilakukan dengan menggunakan software RAM Commander 8.1 Demo Version. Pada penelitian ini teridentifikasi 16 macam pilihan kontrol risiko yang akan digunakan dalam upaya mengurangi risiko kegagalan pada helipad. Setelah itu biaya dari tiap Risk Control Option (RCO) dihitung untuk membandingkan keuntungan dalam pengurangan risiko. Hasil penelitian menunjukkan bahwa korosi menjadi risiko tertinggi penyebab kegagalan struktur pada helipad. RCO3 dan RCO2 menjadi solusi penangannya yaitu melakukan inspeksi rutin terhadap daerah yang rawan terjadi korosi atau pemilihan material yang sesuai.
Perancangan Self Propelled Container Barge (SPCB) Sebagai Alternatif Angkutan Container Pelayaran Pantura untuk Daerah Jawa Timur Agdarita Teguh pratista; Djauhar Manfaat
Jurnal Teknik ITS Vol 1, No 1 (2012)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (235.716 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v1i1.417

Abstract

Pengangkutan kontainer melalui media transportasi darat pada jalur utara pada dewasa ini sudah sangat padat. Dengan kondisi insfrastruktur transportasi darat yang ada, beban yang diberikan oleh moda transportasi kontainer  melebihi kekuatan yang dimiliki oleh insfrastuktur. Hal ini menyebabkan kerusakan dari insfrastruktur transportasi darat tersebut. Dampak yang paling terlihat dari kerusakan insfrastruktur transportasi darat ini adalah terjadi banyak kemacetan yang merugikan semua pengguna dari transportasi darat, termasuk pengangkutan kontainer. Pemindahan moda transportasi container darat ke laut adalah salah satu alternatif yang sangat baik mengingat jalur laut sepanjang pantura masih sepi. Jalur laut sangat minim akan terjadi kerusakan sehingga kemungkinan terjadi kemacetan kecil. Dalam tugas akhir ini dilakukan perancangan moda transportasi container lewat laut yang efektif yaitu Self Container Barge atau disingkat SPCB untuk beberapa daerah tujuan yang sudah ditentukan berdasar permintaan transportasi container ini.