Andika Prabowo
Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Analisis Teknis dan Ekonomis Ketebalan Bilah Laminasi Bambu sebagai Material Lambung Kapal Andika Prabowo; Heri Supomo
Jurnal Teknik ITS Vol 2, No 1 (2013)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (103.749 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v2i1.2475

Abstract

Laminasi bambu terdiri dari bilah-bilah yang nantinya akan direkatkan menjadi satu lapisan dan kemudian dibuat laminasi dari beberapa lapisan tersebut sehingga perlu dilakukan pengujian pengaruh ketebalan bilah terhadap mechanical properties dan sisi ekonomis laminasi bambu. Konfigurasi bilah yang digunakan dalam proses laminasi adalah sistem carvel dengan variasi ketebalan bilah 5 mm, 8 mm, dan 10 mm. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian tarik (Tensile Test) dan pengujian tekan (Compressive Test) dengan menggunakan standar pengujian SNI. Hasil pengujian tarik menunjukkan bahwa besar ketebalan bilah berbanding terbalik dengan kuat tariknya meskipun tidak begitu signifikan. Nilai kuat tarik tertinggi dihasilkan oleh laminasi bambu dengan ketebalan bilah 5 mm sebesar 135,87 MPa dengan selisih terhadap kuat tarik terendah hanya 1,72 MPa. Sedangkan hasil pengujian tekan menunjukkan bahwa kuat tekan berbanding lurus dengan ketebalan bilah laminasi bambu. Kuat tekan tertinggi dihasilkan oleh laminasi bambu dengan ketebalan bilah 10 mm dengan nilai 52,56 MPa. Perhitungan ekonomis menunjukkan bahwa besar ketebalan bambu berbanding lurus dengan semakin sedikitnya biaya material total kulit lambung kapal yang harus dikeluarkan. Biaya material total terkecil dihasilkan dengan ketebalan bilah 10 mm dengan nilai Rp 11.203.049,00/m3. Ketebalan bilah 10 mm merupakan ketebalan bilah laminasi bambu yang paling baik karena menghasilkan kuat tarik yang tidak jauh berbeda dengan kuat tarik tertinggi, memiliki kuat tekan dan nilai ekonomis paling tinggi.