Beberapa pelabuhan di negara ASEAN saat ini mulai menerapkan konsep pelabuhan ramah lingkungan atau sering disebut dengan istilah green port. Pemanfaatan energi terbarukan seperti contohnya energi surya digunakan untuk menyuplai sistem kelistrikan yang ada di pelabuhan, salah satunya sistem kelistrikan container crane. Karena pemanfaatan energi terbarukan sebagai sumber listrik masih minim, sehingga masih belum pasti apakah pemanfaatan energi terbarukan dapat mempengaruhi gangguan stabilitas pada sistem kelistrikan. Selain itu, kondisi di lapangan yang tidak menentu dapat menyebabkan gangguan kestabilan pada sistem kelistrikan. Gangguan ini disebut sebagai gangguan transien. Banyak hal yang dapat mempengaruhi kestabilan transien salah satunya apabila terjadi hubungan arus singkat (short circuit) yang dapat menyebabkan gangguan transien. Menggunakan metode simulasi dengan ETAP, dilakukan analisis kestabilan transien dengan menggunakan 2 sumber listrik yang berbeda yaitu PLN & generator dan photovoltaic (PV). Didapatkan bahwa penggunaan PV sebagai sumber menghasilkan kestabilan pada sistem kelistrikan container crane yang memenuhi standar. Respon tegangan pada setiap skenario menghasilkan hasil yang berbeda-beda. Studi kasus pada simulasi kestabilan transien yaitu dengan memberikan gangguan hubungan singkat di busbar terdekat motor di detik ke-1 hingga detik ke-1.15. Respon tegangan yang dihasilkan pada skenario motor gantry yaitu sebesar 94.5%. Sedangkan respon tegangan yang dihasilkan pada skenario motor boom yaitu sebesar 94.64%. Lalu pada skenario motor trolley respon tegangan yang dihasilkan sebesar 94.48%. Pada skenario motor hoist respon tegangan yang dihasilkan sebesar 94.51%. Adapun respon frekuensi yang dihasilkan oleh simulasi PV sebagai sumber listrik yaitu sebesar 100% pada semua skenario yang dibuat.