Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Ekstraksi Kayu Nangka (Artocarpus heterophyllus lam) dengan Pelarut Etanol sebagai Pewarna Tekstil Menggunakan Metode Microwave-Assisted Extraction Dhaniar Rulandri Widoretno; Delita Kunhermanti; Mahfud Mahfud; Lailatul Qadariyah
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (171.877 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16761

Abstract

Seiring berkembangnya teknologi menyebabkan kebanyakan industri tekstil di Indonesia lebih memilih menggunakan pewarna sintetis pada proses pewarnaan kain. Pada kenyataannya pewarna sintetis dapat berdampak negatif karena bersifat toxic bagi kesehatan pekerja dan lingkungan. Untuk mengatasi masalah tersebut, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan penggunaan zat warna alami. Salah satu potensi yang belum termanfaatkan di Indonesia adalah limbah kayu nangka dari industri meubel, kayu nangka sendiri mengandung zat warna yang memberikan pigmen warna kuning sehingga dapat dimanfaatkan sebagai alternatif sumber bahan pewarna alami. Dalam penelitian ini bahan yang akan diekstraksi adalah kayu nangka (Artocarpus heterophyllus lam) dengan ukuran serbuk antara 35 mesh – 60 mesh. Proses ekstraksi dilakukan dengan menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak 200 mL. Ekstraksi dengan menggunakan metode Microwave-Assisted Extraction dilakukan pada kondisi operasi yang berbeda, yakni meliputi perbandingan rasio bahan terhadap pelarut (0,02; 0,04; 0,06; 0,08; 0,1 g/mL), daya microwave (100; 264; 400; 600: 800 watt), serta waktu ekstraksi (10; 20; 30; 40; 50; 60; 70: 80; 90 menit). Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh yield optimum sebesar 3,39% pada daya 400 watt, 3,67% pada rasio bahan terhadap pelarut 0,02 g/mL, dan 3,49% pada waktu ekstraksi 30 menit dengan daya microwave 600 watt. Hasil pengujian pewarnaan pada tekstil menunjukkan bahwa pewarna alami kayu nangka dapat digunakan sebagai pewarna pewarna tekstil karena dapat memberikan hasil pewarnaan yang permanen.
Optimization of peppermint (Mentha piperita L.) extraction using solvent-free microwave green technology Delita Kunhermanti; Mahfud Mahfud
Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE) 6th International Conference on Green Agro-industry and Bioeconomy (ICGAB) July 2022 - Special Issue
Publisher : Advances in Food Science, Sustainable Agriculture and Agroindustrial Engineering (AFSSAAE)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Peppermint varieties indigenous to Europe and the Middle East are now widely cultivated in various regions, such as Indonesia. Peppermint is the main species of natural raw material in producing peppermint essential oil for its applications in the pharmaceutical, perfumery, and food flavour industries. The main challenge of extracting essential oil lies in optimizing different efficient and sustainable techniques for that proposed conventional extraction, which is usually based on high temperatures for a long time. Alternative green extraction techniques have emerged, such as those based on microwave-assisted extraction. In this study, solvent-free microwave extraction (SFME) has been applied to extract essential oil from Mentha piperita Linn, and response surface methodology (RSM) was selected to evaluate extraction conditions. The optimized variable parameter was microwave power (150-450 Watt), feed-to-distiller volume (F/D) ratio (0.08-0.12 g/mL), and particle size (0.5-1.5 cm). The optimum yield obtained was 0.6937% under operational conditions with 450 Watts of microwave power, 0.1 g/mL of F/D ratio, 1cm of particle size, and an extraction time of 60 minutes.