Bella Apriliani Amanda
Jurusan Teknik Lingkungan Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Published : 1 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

Penilaian Risiko Adanya Total Koliform pada Air Produksi IPA X Menggunakan Metode Failure Mode and Effect Analysis Bella Apriliani Amanda; Atiek Moesriati; Nieke Karnaningroem
Jurnal Teknik ITS Vol 5, No 2 (2016)
Publisher : Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM), ITS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (771.439 KB) | DOI: 10.12962/j23373539.v5i2.16959

Abstract

Risiko terbesar sistem penyediaan air minum adalah kegagalan menyediakan air minum yang aman bagi masyarakat. Berdasarkan laporan hasil pengujian sampel air produksi IPA X bulan Maret 2016 untuk pemeriksaan parameter wajib diketahui bahwa sampel melebihi baku mutu Permenkes RI No. 492 Tahun 2010 untuk parameter total koliform. Total koliform sebagai indikator pencemaran air oleh patogen menyebabkan air tidak aman dikonsumsi. Proses disinfeksi berperan penting dalam menyisihkan patogen. Kinerjanya dipengaruhi oleh suhu, pH, kekeruhan, dan zat organik. Salah satu cara pengendalian kualitas air produksi melalui pendekatan manajemen risiko menggunakan metode Failure Modes and Effect Analysis (FMEA). Risiko potensial harus terukur agar dapat ditentukan risiko penyebab permasalahan dan tindakan pengurangan risiko yang tepat. Penilaian risiko berdasarkan skala Risk Priority Number (RPN) dijadikan dasar penentuan prioritas tindakan perbaikan. Berdasarkan hasil analisis, risiko kegagalan terbesar yaitu penentuan dosis klor dan zat organik (level risiko tinggi); sisa klor (level risiko sedang); kekeruhan dan pH (level risiko sangat rendah). Usulan perbaikan untuk mengurangi risiko tersebut yaitu dilakukan penentuan dosis klor setiap hari, pengendalian pembentukan disinfectant by products (DBPs) akibat adanya zat organik dalam air dengan menurunkan konsentrasi zat oganik menggunakan granular activated carbon (GAC) atau teknologi aerasi, mengurangi pembentukan DBPs dengan menurunkan dosis disinfektan, menyisihkan DBPs setelah senyawa tersebut terbentuk menggunakan GAC, meningkatkan sisa klor menjadi 0,6 mg/l, melakukan pemantauan kekeruhan dan pH pada sistem pengoperasian filter.