Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

APLIKASI TEKNOLOGI BAMBU SEMEN SEBAGAI DINDING DI DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI Wayan Muliawan
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 3 No. 1 (2014)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (317.508 KB) | DOI: 10.22225/pd.3.1.265.18-31

Abstract

Bambu merupakan sumber yang dapat diperbaharui dan banyak tersedia di Indonesia. Dari sekitar 1.250 jenis bambu yang sudah dikenal di dunia, 11%-nya merupakan jenis asli Indonesia. Ini merupakan dasar mengapa tanaman ini merupakan salah satu nilai kelokalan dari negara kita. Masyarakat Indonesia pun sudah terbiasa memanfaatkan bambu untuk keperluan hidup sehari-hari; seperti untuk mebel, konstruksi rumah, peralatan pertanian, kerajinan, alat musik, serta makanan. Dalam bidang konstruksi, dikarenakan memiliki karakter yang lentur namun kuat serta mudah dibudidayakan, bambu dipandang sebagai material alternatif yang tepat untuk pengganti kayu yang ketersediaannya sudah semakin menipis dan teknologi bambu semen merupakan salah satu aplikasi terhadap potensi ini. Teknologi bambu semen sebenarnya sudah mulai dikenal sejak era pendudukan Belanda di Indonesia, dimana pada komponen dinding penutup terdapat penggabungan antara adukan sebagai bahan plesteran dengan anyaman bambu sebagai tulangannya. Ketahan konstruksi bangunan yang menggunakan dinding bambu semen masih dapat ditemui di Desa Penglipuran Kelurahan Kubu Kabupaten Bangli sudah berumur 30 tahun dengan kondisi yang masih baik. Dengan adanya perkembangan teknologi, sudah sewajarnya konstruksi bambu semen akan semakin meningkat kualitasnya dari waktu ke waktu,sehingga nantinya bambu dapat dipandang sebagai suatu nilai lokalitas yang berharga, bukan lagi sebagai citra kaum miskin yang murahan. Kata kunci: teknologi ,dinding,bambu, semen,penglipuran.
DAMPAK GENANGAN AIR HUJAN TERHADAP KONDISI JALAN ANTASURA DI KECAMATAN DENPASAR TIMUR Wayan Muliawan
PADURAKSA: Jurnal Teknik Sipil Universitas Warmadewa Vol. 8 No. 1 (2019)
Publisher : Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik dan Perencanaan, Universitas Warmadewa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (463.672 KB) | DOI: 10.22225/pd.8.1.1109.44-50

Abstract

Jalan-jalan di Kota Denpasar banyak memiliki daerah-daerah rawan terjadinya genangan, khususnya di Kecamatan Denpasar Timur. Daerah yang sering terjadi genangan pada musim hujan yaitu jalan Antasura. Genangan yang terjadi akibat adanya perubahan fungsi lahan dan berkurangnya daerah resapan, diperparah lagidengan kondisi saluran drainase yang kurang berfungsi dengan baik. Tingkat kerusakan jalan raya di Jalan Antasura cukup parah akibat curah hujan yang cukup tinggi dan didukung oleh faktor sistem drainase yang tidak berfungsi dengan baik. Kondisi jalan Antasurasaat ini bisa dikatagorikan, rusak sebab sepanjang jalan terjadi kerusakan. Jalan seperti lubang-lubang, pelepasan butiran, dan retak-retak. Kerusakan jalan yang terjadi disebabkan oleh padatnya kendaraan yang melintas di jalan Antasurayang lalulalang (berulang-ulang), kondisi muka air tanah yang tinggi, akibat dari salah pada waktu pelaksanaan, dan juga bisa akibat kesalahan perencanaan. Maka timbulah kerusakan jalan sebagai berikut: Lubang Pada Jalan, retak kulit buaya, Retak refleksi (reflection cracks) yaitu retak memanjang, melintang, diagonal, atau membentuk kotak.