Sigmawan Tri Pamungkas
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Pola Pemanfaatan Ruang Warung di Kampung Muka, Jakarta Utara Talidah Safitri Widyanggraeni; Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 8, No 2 (2020)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Kawasan permukiman Kampung Muka, Jakarta Utara adalah perkampungan yang berada di tengah pusat perekonomian Jakarta dengan lokasi sekitar pinggir rel kereta api. Pertumbuhan kawasan yang pesat membuat ruang terbuka menjadi terbatas. Strategi meruang oleh masyarakat kampung yaitu menggabungkan beberapa fungsi dalam satu ruang, salah satunya terjadi pada warung. Warung pada kampung berfungsi sebagai pusat ruang sosio-ekonomi dan sosio-kultural. Penggabungan ruang terjadi akibat kebutuhan masyarakat dari segi ekonomi dan kebutuhan ruang sosial, dimana masyarakat memiliki hubungan ketetanggaan yang erat. Penelitian bertujuan mengetahui dan merumuskan pola pemanfaatan ruang warung di Kampung Muka, Jakarta Utara. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif deskriptif-eksploratif dengan metode observasi behavioural mapping-place centered mapping untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan ruang dalam kurun waktu tertentu melalui pemetaan aktivitas. Hasil penelitian didapatkan pola linier dan cluster dari pemanfaatan ruang warung oleh aktivitas masyarakat yang dipengaruhi oleh jenis dan karakteristik setting fisik warung yang meliputi jenis komoditas warung, keberadaan fisik warung, dimensi, peletakkan warung, lingkungan  sekitar, orientasi, dan fasilitas pada warung, serta waktu  yang berkaitan dengan aktivitas rutin masyarakat kampung.
Pola Perilaku Pemanfaatan Taman Kota Putri Kaca Mayang Pekanbaru Amalia Gina Ruhama Iman; Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 9, No 2 (2021)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Taman kota merupakan salah satu jenis ruang terbuka hijau di kawasan perkotaan, dimana taman kota dapat dimanfaatkan oleh seluruh kalangan masyarakat untuk melakukan aktivitas sosial. Banyaknya manfaat yang didapat oleh masyarakat ketika memanfaatkan taman kota, banyak pula aktivitas yang dapat dilakukan oleh masyarakat selaku pengguna taman. Aktivitas di ruang terbuka tentunya berbeda dengan aktivitas yang dilakukan di ruang terbangun, sehingga membentuk suatu perilaku dalam pemanfaatan Taman Kota Putri Kaca Mayang Pekanbaru. Dimana menurut Weismann & Gerald (1981), terdapat 12 atribut perilaku, namun dalam penelitian hanya dilakukan analisis terhadap 7 atribut perilaku, yaitu kenyamanan (comfort), sosialitas (sociality), aksesibilitas (accessibility), aktivitas (activity), kesesakan (crowdedness), visibilitas (visibility), dan adaptabilitas (adaptability). Penelitian Pola Perilaku Pemanfaatan Taman Kota Putri Kaca Mayang Pekanbaru menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan behavioural mapping dengan metode placed centered mapping. Dari hasil observasi, wawancara, analisis, dan sintesis, didapat bahwa pengguna memanfaatkan sebagian besar area Taman Kota Putri Kaca Mayang Pekanbaru dengan beragam aktivitas yang dilakukan oleh pengguna dengan atribut perilaku yang bermacam-macam.   Kata kunci: taman kota, pola, perilaku, behavioural mapping
Tatanan Elemen Visual Gedung Balai Kirti yang Kontekstual di Komplek Cagar Budaya Istana Bogor Yuni Dizi Nurhayati; noviani Suryasari; Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (2054.569 KB)

Abstract

Balai Kirti direncanakan untuk dibanguna di dalam Komplek Istana Bogor untuk menampung berbagai benda bersejarah koleksi Istana Bogor, sekaligus sebagai upaya untuk melengkapi program kunjungan wisata sejarah, pendidikan dan budaya ke Istana Bogor. Komplek Istana Bogor adalah Kawasan Cagar Budaya, maka penambahan bangunan Balai Kirti di dalamnya diharap tidak menganggu dan merusak wajah Istana Bogor dan memiliki keselarasan elemen visual dengan bangunan eksisting yang ada. Kajian ini bertujuan untuk mendapatkan tatanan elemen-elemen visual bangunan Balai Kirti yang kontekstual dan dapat memperkuat karakter lingkungan dan bangunan yang telah ada pada Kawasan Cagar Budaya Istana Bogor dengan memelihara pola-pola visual setempat. Kontekstual yang dimaksud pada kajian ini adalah menghadirkan bangunan Balai Kirti pada Komplek Cagar Budaya Istana Bogor dengan memperhatikan elemen visual bangunan eksisting, sehingga bangunan Balai Kirti dapat menyatu dan memiliki keserasian elemen visual dengan lingkungan sekitarnya. Perancangan Balai Kirti menggunakan metode Insertion dengan menggunakan pendekatan tipologi pada analisis elemen visual bangunan eksisting, sehingga didapatkan karakteristik elemen visual pada bangunan eksisting yang dapat diterapkan pada bangunan Balai Kirti. Dengan menerapkan karakteristik elemen visual yang dimiliki oleh bangunan eksisting, diharapkan untuk mendapatkan tatanan elemen visual bangunan Balai Kirti yang kontekstual dan memperkuat karakter lingkungan dan bangunan yang ada di sekitarnya, namun tetap mempertimbangkan fungsi yang diwadahi di dalamnya.Kata kunci: Istana Bogor, Balai Kirti, kontekstual, elemen visual bangunan
PENERAPAN CITRA VISUAL BATIK PADA ELEMEN PERANCANGAN BENTUK DAN MASSA BANGUNAN KAMPUNG BATIK JETIS SIDOARJO Fairuz Mutia; Sigmawan Tri Pamungkas; Abraham Mohammad Ridjal
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 1, No 1 (2013)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (911.123 KB)

Abstract

Kampung Batik Jetis adalah salah satu kampung yang memiliki warisan budaya membatik. Namun pada kondisinya saat ini, citra kampung ini sebagai kampung wisata batik belum dapat terlihat jelas. Untuk meningkatkan citra kawasan sebagai kampung batik, dapat diwujudkan konsep citra - visual. Hal tesebut sangat berpengaruh dalam pembentukan citra kawasan, khususnya pada elemen perancangan kawasan keseluruhan, namun pada artikel ini hanya dibahas satu elemen perancangan saja, yaitu bentuk dan massa bangunan. Oleh karena itu metode yang digunakan dalam kajian ini awalnya dengan menganalisa variabel kajian yang sesuai dengan indikator citra visualnya, yaitu legitibility, imageability dan identity. Kemudian menggunakan metode pragmatik, yaitu melalui metode transformasi dan analogi menghasilkan bentuk dan tampilan yang baru serta melakukan trasformasi ragam hias Batik Jetis itu sendiri. Penciptaan citra tersebut dapat diperkuat melalui tampilan ragam hias batik yang diaplikasikan melalui fasade bangunan publik baru serta tampilan lingkungannya, yaitu pada detail elemen perancangannya. Sehingga dari tampilan bangunan dapat meningkatkan kualitas visual dan memperkuat karakter kampung batik itu sendiri. Dengan adanya kajian-rancang ini diharapkan adalah kampung batik Jetis benar – benar hidup kembali, nyaman bagi masyarakatnya dan juga wisatawan sehingga budaya batik Jetis dapat terlestarikan dan mampu menjadi salah satu objek wisata di Sidoarjo dan juga menggiatkan kembali nama Sidoarjo di mata nasional dan internasional.Kata Kunci : Kampung Batik Jetis, citra visual, elemen perancangan
Pola Spasial Fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai Pondokdadap Sendang Biru Malang Aulya Marina; Sigmawan Tri Pamungkas; Damayanti Asikin
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 2, No 2 (2014)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (767.882 KB)

Abstract

PPP Pondokdadap memiliki potensi sumber daya ikan cukup besar yang mencapai 82,9 ribu ton/tahun. Melihat potensi PPP Pondokdadap dan peningkatan status dari PPI menjadi PPP pada tahun 2004 perlu peningkatan dan penambahan fasilitas agar berfungsi lebih optimal. Terdapat beberapa permasalahan dari peningkatan fasilitas di Pondokdadap berdasarkan Laporan Tahunan PPP Pondokdadap (2013). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola spasial yang lebih efektif pada fasilitas Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Pondokdadap Sendang Biru berdasarkan teori pola spasial dan standar peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Variabel penelitian yang dikaji meliputi empat hal yaitu, aktivitas pelaku, tata guna lahan, tata letak bangunan, dan tata sirkulasi. Kesimpulan dari hasil sintesis pola spasial PPP Pondokdadap, hal yang efektif tetap dipertahankan dan hal yang tidak efektif diperbaiki. Rekomendasi untuk desain pada PPP Pondokdadap perlu pemisahan jenis pelaku sesuai aktivitas, memberikan vegetasi peneduh, pengarah, dan pemecah angin pada PPP Pondokdadap, memberikan akses sirkulasi langsung menuju pelabuhan lama, pemisahan parkir kendaraan, memberikan median jalan, separator jalan, dan boulevard dengan menambah perabot jalan.Kata kunci: pola spasial, pelabuhan perikanan pantai, Pondokdadap
Partisipasi Masyarakat Terhadap Penataan Kawasan Permukiman Kumuh di Desa Tambakan Pasuruan Nur 'Izzati; Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur Vol 10, No 2 (2022)
Publisher : Jurnal Mahasiswa Jurusan Arsitektur

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Desa Tambakan merupakan salah satu desa yang tergolong ke dalam kawasan permukiman kumuh di dataran rendah rawan banjir, dengan luasan sebesar 7,56 hektar. Sejalan dengan Peraturan Bupati Pasuruan No. 60 Tahun 2018 tentang RP2KPKP, Pemerintah merencanakan strategi peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh yang dilaksanakan di Desa Tambakan. Di dalam pelaksanaan program-program tersebut terdapat partisipasi masyarakat sebagai pelaksana kegiatannya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pengambilan data diambil melalui observasi, studi literatur, dan wawancara kepada masyarakat. Hasil penelitian ini yaitu identifikasi jenis partisipasi yang diberikan masyarakat dalam penataan permukiman kumuh Desa Tambakan Pasuruan sebagai wujud partisipasi masyarakat dalam pengendalian pemanfaatan kawasan. Pelaksanaan program peningkatan kualitas kawasan permukiman kumuh di Desa Tambakan dapat dikatakan sudah terlaksana dengan baik, namun kurang maksimal karena masih adanya kendala yang dialami masyarakat. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi maupun acuan perbaikan dan penataan kawasan permukiman serta penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan evaluasi kepada pemerintah sebagai awal dari perancangan dan pengembangan penataan kawasan permukiman kumuh yang memerhatikan kesesuaian dengan partisipasi yang diberikan masyarakat.
Gedung Parkir Multiguna di Koridor Cagar Budaya Jalan Tunjungan, Kota Surabaya dengan Konsep Arsitektur Kontekstual Septian Bagus Widiansyah; Sigmawan Tri Pamungkas
Jurnal Mahasiswa Departemen Arsitektur Vol. 12 No. 3 (2024): Jurnal Mshasiswa Arsitektur
Publisher : Departemen Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Brawijaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Surabaya merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah penduduk yang cukup tinggi berdasarkan hasil pencatatan yang dilakukan oleh Disdukcapil Kota Surabaya pada tahun 2020, hal ini juga diikuti oleh peningkatan jumlah kendaraan bermotor di Surabaya. Seiring dengan kondisi tersebut, masalah kemacetan menjadi sebuah permasalahan serius. Salah satu kawasan yang padat akan lalu-lalang manusia dan kendaraan adalah Jalan Tunjungan. Jalan Tunjungan merupakan sebuah kawasan yang berstatus sebagai koridor cagar budaya dengan nilai historis tinggi. Geliat aktivitas wisata dan bisnis membuat jalan ini menjadi sangat ramai dan macet, kondisi ini diperburuk dengan penyempitan jalan akibat adanya parkir tepi jalan di sepanjang kawasan. Melihat permasalahan ini, perlu adanya pengaturan parkir secara terpusat di luar badan jalan berupa gedung parkir agar aktivitas yang terjadi di kawasan ini tidak saling mengganggu satu sama lain, baik aktivitas wisata, aktivitas parkir maupun aktivitas lalu lintas. Melihat nilai historis dan kondisi permasalahan yang ada, gedung parkir ini akan dirancang menggunakan konsep arsitektur kontekstual melalui metode strukturalisme dengan strategi pattern analysis. Perancangan ini menghasilkan sebuah objek gedung parkir multiguna di koridor cagar budaya Jalan Tunjungan, Kota Surabaya yang menerapkan konsep arsitektur kontekstual sebagai upaya untuk mengaitkan bangunan baru dengan lingkungan Jalan Tunjungan yang berkarakter. Kata Kunci : gedung parkir, jalan tunjungan, koridor cagar budaya, arsitektur kontekstual